Perencanaan Program Pembinaan Keterampilan

84 Kegiatan yang dilakukan tahap akhir ini adalah kegiatan yang paling dinanti – nanti oleh para Warga Binaan Pemasyarakatan karena dengan dilakukannya kegiatan tahap akhir ini berarti mereka dalam waktu dekat akan kembali ke masyarakat lagi setelah mereka melewati tahap – tahap sebelumnya.

d. Perencanaan Program Pembinaan Keterampilan

Kegiatan perencanaan adalah proses yang sistematis dalam pengambilan keputusan tentang tindakan yang akan dilakukan pada waktu yang akan datang. Melakukan perencanaan terlebih dahulu dalam melakukan pembinaan keterampilan sangat perlu untuk dilakukan agar pelaksanaan berjalan sesuai dengan tujuan serta tepat sasaran. Dalam hal ini kegiatan perencanaan dilakukan oleh para Petugas Pemasyarakatan yang kemudian dilakukan koordinasi dengan Kepala Lembaga Pemasyarakatan. Dalam kegiatan ini akan dilakukan identifikasi terlebih dahulu mengenai minat, bakat dan potensi yang dimiliki oleh warga binaan pemasyarakatan khususnya warga binaan perempuan. Selanjutnya Petugas Pemasyarakatan akan melakukan koordinasi untuk menentukan kegiatan pembinaan keterampilan yang akan dilaksanakan, kemudian dimintakan persetujuan dari Kepala Lembaga Pemasyarakatan Wirogunan. Setelah itu, Petugas Pemasyarakatan menentukan Pembina Teknis yang sesuai dengan kegiatan pembinaan keterampilan. Seperti yang diungkapkan oleh Ibu “KD” selaku Petugas Pemasyarakatan yang menyatakan bahwa: 85 “Untuk perencanaannya kami lakukan identifikasi terlebih dahulu.Jadi warga binaan yang baru masuk langsung diberikan wali.Nah wali tadi bertanggungjawab atas warga binaannya itu tadi, jadi wali harus mengetahui bakat, potensi dan minat yang warga binaan miliki. Nah setelah tau apa bakat dan minatnya tadi, kita salurkan melalui pembinaan yang ada, dengan syarat warga binaan tadi sudah berstatus sebagai narapidana. Kalau sudah tau apa bakat minatnya, setelah itu ditentukan apa kegiatan yang sesuai dengan potensi yang dimilki.” Selain itu Ibu “KS” selaku Pembina teknis kegiatan keterampilan juga menyatakan bahwa : “Ya kalau untuk perencanaan harus kita sesuaikan dengan bakat dan minat warga binaannya mbak, kita lakukan identifikasi dulu apa bakatnya, apa minatnya, baru setelah itu didiskusikan sama Petugas Lembaga Pemasyarakatan lalu Bapak Kalapas juga, untuk menentukan keterampilan apa yang akan diberikan. Kadang ada juga kegiatan pelatihan keterampilan dari luar mbak, dari mahasiswa yang praktek, apa lembaga-lembaga yang ingin bekerjasama dengan Lapas. Kayak batik ini, dulu awalnya dari mahasiswa Atmajaya yang praktek disini, kebetulan saya juga lagi belajar batik tulis juga, yang minat juga ada, makanya saya lanjutkan mbak batik tulisnya”. Dari hasil wawancara tersebut dapat disimpulkan bahwa dalam melakukan perencanaan pembinaan keterampilan yang dilakukan di Lembaga Pemasyarakatan Wirogunan adalah pertama-tama dilakukan perwalian untuk setiap warga binaan, tujuannya adalah untuk mengidentifikasi bakat, minat dan potensi yang dimiliki oleh para warga binaan perempuan. Kegiatan identifikasi ini sangatlah penting dilakukan sehingga program yang dilakukan dapat terarah dan hasil yang diinginkan akan tercapai. Setelah mengetahui hasilnya, lalu dikoordinasikan oleh Petugas Lembaga Pemasyarakatan dan Kepala Lembaga Pemasyarakatan untuk kemudian ditentukan pembinaan 86 keterampilan apa yang sesuai untuk warga binaan. Selain itu, pembinaan keterampilan kadang diisi kegiatan keterampilan dari luar misalnya dari mahasiswa yang sedang melakukan praktek dan lembaga-lembaga yang ingin bekerjasama dengan Lembaga Pemasyarakatan Wirogunan. 1 Materi dan Metode Pembinaan Keterampilan Dalam penentuan materi dan metode harus disesuaikan dengan kondisi warga binaan perempuan yang mengikuti kegiatan pembinaan keterampilan. Hal tersebut harus diperhatikan mengingat kondisi warga belajar yang ada di Lembaga Pemasyarakatan berbeda dengan kondisi warga belajar pada umumnya. Sehingga materi yang digunakan harus mudah dipahami oleh warga binaan perempuan. Selain itu metode pembelajaran yang digunakan juga sangat berbeda dan dengan menggunakan pendekatan tertentu terlebih dahulu. Materi yang telah disusun dan akan disampaikan pada saaat pelaksanaan pembinaan keterampilan dibuat berbeda-beda karena materi disesuaikan dengan keterampilan yang diajarkan. Materi yang disampaikan dimulai dari materi dasar mengenai keterampilan yang diajarkan yang digunakan sebagai pengantar sebelum kemudian praktek langsung mengenai keterampilan yang diajarkan. Oleh karena materi yang diajarkan hanya materi dasar saja, maka disediakan buku untuk warga binaan yang ingin memperdalam ilmu tentang keterampilan yang diikuti. Materi yang disampaikan dilakukan secara 87 santai dan yang lebih penting materi tersebut mudah dipahami oleh warga binaan, hal tersebut seperti yang diungkapkan oleh ibu “AS” selaku Pembina teknis kegiatan keterampilan bahwa : “Ya kalau saya pribadi menyampaikan materi ya santai mbak yang penting bisa dipahami sama warga binaan, disesuaikan juga dengan kegiatan keterampilannya. Kalau menjahit ya diberikan materi dasar dulu awalnya, nanti langsung praktek.Kalau batik kan dulu materinya dari pembina yang disedikan mahasiswa Atmajaya, kalau sekarang praktek terus, cuma disediakan buku kalau mau mempelajari tentang batik lebih dalam lagi”. Diperkuat dengan pendapat “BN” selaku Warga Binaan Pemasyarakatan perempuan, yaitu : “Kalau materi yang diberikan ya jelas mbak, gampang dimengerti. Saya kan ikut menjahit, jadi dulu dikasih materi tentang membuat pola dasar dulu, caranya ngukur gimana, alat- alatnya apa aja, gimana cara njaitnya, ya sampai sekarang jadi bisa ini mbak, pokoknya banyak mbak, lengkap” Hal serupa juga diungkapkan oleh “SL” selaku Warga Binaan Pemasyarakatan perempuan, yakni : “Materi ya mbak, ya jelas mbak cara menyampaikan pada kita juga enak, enggak sepaneng, ya gampang aja mbak ngikutinnya. Dulu dijelasin tentang cara membatik dulu, terus langsung praktek nggambar motif batik, terus di gambar pake malam kayak gini mbak, habis ini kan dikasih warna, terus dilorot, terus udah jadi batiknya” Dari hasil wawancara yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa materi yang disampaikan oleh pembina teknis saat pelaksanaan pembinaan keterampilan adalah disesuaikan dengan keterampilan yang diajarkan kepada warga binaan perempuan. Dimulai dari diberikan materi dasar hingga mempraktekkan langsung keterampilan yang diajarkan.Warga binaan perempuan juga disediakan buku jika ingin 88 memperdalam pengetahuan sesuai dengan keterampilan yang mereka minati. Penyampaian materi yang dilakukan santai dan mudah dipahami oleh warga binaan perempuan Sehingga materi yang disampaikan akan mudah diterima oleh Warga Binaan Pemasyarakatan apabila diberikan secara ringan dan sederhana. Dalam pelaksanaan pembinaan untuk warga binaan pemasyarakatan, pembina teknis harus menggunakan metode tertentu agar tujuan dari pembinaa tersebut dapat tercapai, tidak terkecuali dalam pembinaan keterampilan. Kemudian untuk metode pendekatan yang digunakan oleh Petugas Pemasyarakatan maupun Pembina Teknis yang dipakai dalam proses pelaksanaan pembinaan keterampilan sangat berpengaruh dalam penerimaan materi yang diberikan kepada warga binaan perempuan. Adapun metode yang digunakan dalam pembinaan keterampilan yang dilaksanakan di Lembaaga Pemasyarakatan Wirogunan yaitu melalui metode ceramah, praktek dan pemberian motivasi serta pendekatan secara personal dan kelompok. Hal tersebut seperti yang diungkapkan oleh ibu “AS” selaku pembina teknis pembinaan keterampilan, yaitu : “Metode yang saya pakai selama pembelajaran ya macem- macem mbak, kadang ceramah, kadang saya beri motivasi, tetapi kebanyakan memang praktek langsung kayak gini. Biasanya saya kalau materi cuma 15 aja, nanti selebihnya praktek soalnya kalau keterampilan kan memang banyak prakteknya dari pada materi, nanti sambil jalan saya sisipkan motivas-motivasi untuk mereka, biar mereka tetep semangat ikut kegiatan seperti ini. Kalau metode pembinaan untuk warga binaan tahanan gini kan beda mbak, harus lebih ke personal 89 pendekatnnya biar kalo ada apa-apa kita bisa selesaikan bersama-sama”. Hal serupa juga disampaikan oleh “SL” selaku Warga Binaan yang mengikuti keterampilan membatik, yaitu : “Kalau metodenya ya kebanyakan kita praktek e mbak, paling materi itu cuma pas awal aja, kalau udah pada ngerti ya pada langsung praktek sendiri-sendiri kayak gini. Ya kadang diberikan motivasi juga pas praktek, maklum to mbak kadang- kadang jenuh apalagi mbatik kayak gini, harus tlaten dan memang lama kan prosesnya. Kalau nanti ada kesulitan ya tanya sama pembina teknisnya kalau enggak ya tanya temen yang udah bisa”. Dari hasil wawancara yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa penggunaan metode sangat berpengaruh dalam kegiatan pembinaan keterampilan agar tujuan dari pembinaan dapat tercapai. Pembinaan keterampilan yang dilakukan di Lembaga Pemasyarakatan Wirogunan menggunakan beberapa metode yakni ceramah, praktek dan pemberian motivasi serta pendekatan secara personal dan kelompok. Karena pembinaan yang diajarkan bersifat keterampilan, maka lebih banyak dilakukan praktek secara langsung, tetapi diawal kegiatan tetap diberikan materi dasar dengan metode ceramah dan pada saat kegiatan praktek berlangsung juga diberikan materi motivasi, hal tersebut dilakukan agar warga binaan perempuan tetap mempunyai semangat mengikuti kegiatan keterampilan.Selain itu, dilakukan pendekatan secara personal agar pembina teknis dapat mengetahui seberapa jauh pemahaman warga binaan terhadap pembinaan keterampilan yang diikuti. 90

2. Pelaksanaan Pembinaan Keterampilan