90
2. Pelaksanaan Pembinaan Keterampilan
Pelaksanaan adalah upaya penyelenggara untuk memberikan dorongan kepada sasaran kegiatan supaya menjalankan kegiatan dengan
menggunakan potensi yang ada pada dalam dirinya untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Dalam hal ini, Petugas Pemasyarakatan
membangkitkan motivasi Warga Binaan Perempuan dalam mengikuti kegiatan pembinaan keterampilan, sehingga mereka melaksanakan kegiatan
tersebut sesuai dengan yang direncanakan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.Kegiatan pembinaan yang dilaksanakan disesuaikan
dengan jadwal yang telah dibuat oleh Petugas Lembaga Pemasyarakatan Wirogunan. Akan tetapi untuk pembinaan keterampilan tidak ada jadwal
khusus yang diberlakukan. Hal tersebut seperti yang diungkapkan ole ibu
“AS” selaku pembina teknis pembinaan keterampilan bahwa :
“Kalau untuk pembinaan keterampilan seperti ini tidak ada pembagian jadwal, jadi kita fleksibel aja. Mereka ikut
pembinaan keterampilan setiap hari, kalau mereka tidak ada kegiatan ya mereka ikut kegiatan keterampilan, tapi kalau
mereka ada jadwal kegiatan lain ya ikut yang itu dulu. Soalnya mereka ini tinggal praktek-praktek saja, lha nanti kalau misal
ada waktu senggang mereka manfaatkan untuk kegiatan membuat keterampilan saat di blok, misalnya di sambi merajut
apa buat handycraft kayak gitu”.
Dari penuturan diatas dapat diketahui bahwa tidak ada jadwal yang diberlakukan untuk pelaksanaan kegiatan pembinaan keterampilan
dikarenakan pelaksanaan pembinaan keterampilan bersifat fleksibel. Artinya para warga binaan perempuan dapat mengikuti kegiatan pembinaan
keterampilan setiap hari, akan tetapi jika ada jadwal kegiatan selain
91 pembinaan keterampilan warga binaan perempuan dipersilahkan mengikuti
kegiatan tersebut terlebih dahulu, kemudian jika sudah selesai warga binaan perempuan diperbolehkan melanjutkan kegiatan pembinaan
keterampilan kembali. Bentuk kegiatan pembinaan keterampilan untuk warga binaan
perempuan berupa pemberian pelatihan keterampilan yang bersifat praktis, yaitu keterampilan yang dapat diaplikasikan dan dilanjutkan di kehidupan
selanjutnya setelah mereka dinyatakan bebas dari Lapas. Diharapkan dengan bekal keterampilan tersebut mereka tidak melakukan tindak
kriminal kembali dengan alasan faktor ekonomi. Pembinaan keterampilan yang dilaksanakan di Lembaga Pemasyarakatan Wirogunan Yogyakarta
setelah dilakukan tahap perencanaan yaitu meliputi pembinaan keterampilan menjahit, merajut, membatik dan handycraft. Pembinaan
tersebut bertujuan untuk memberikan keterampilan kepada warga binaan perempuan agar mempunyai keterampilan sesuai dengan potensi mereka
yang kemudian dikembangkan dan bermanfaat dalam kehidupan mereka kelak saat kembali berbaur dengan masyarakat. Hal tersebut seperti yang
yang diungkapkan oleh ibu “KD” bahwa : “Untuk pembinaan disini dibagi menjadi 2, ada pembinaan
kepibadian dan pembinaan kemandirian.Kalau pembinaan kepribadian itu meliputi pembinaan jasmani melalui kegiatan
keolahragaan, ada pembinaan kerokhanian ada juga pembinaan intelektual.Kalau pembinaan kemandirian ada pembinaan bakat
dan keterampilan. Pembinaan keterampilan khusus untk warga binaan perempuan yang saat ini masih berjalan itu ada
keterampilan menjahit, terus mbatik, merajut ada juga
92 handycraft itu daari manik-manik dibuat menjadi tas atau
dompet atau bunga hias seperti ini” Hal senada juga diungkapkan oleh ibu “KS” yakni :
“Iya disini pembinaan ada 2 macem mbak, ada pembinaan kepribadian itu kegiatannya ada kegiatan olahraga, ada juga
kegiatan kerokhanian menurut agama yang mereka anut, ada juga pembinaan kesehatan.Kalau untuk pembinaan
kemandirian itu ada pembinaan menurut bakat dan pembinaan keterampilan.Kalau pembinaan bakat saat ini ada kegiatan
menyanyi, ada menulis puisi, ada juga menari.Untuk pembinaan keterampilannya ada mbatik tapi khusus batik tulis
seperti ini, ada menjahit, rajut dan handycraft” Berdasarkan hasil wawancara di atas maka dapat disimpulkan
bahwa program kegiatan pembinaan keterampilan yang diberikan khusus untuk warga binaan perempuan di Lembaga Pemasyarakatan
Wirogunan saat ini ada pembinaan keterampilan menjahit, batik tulis, merajut dan handycraft yakni membuat tas, dompet atau bunga hias
dari manik-manik. Berikut adalah pelaksanaan kegiatan pembinaan keterampilan untuk warga binaan perempuan yang dilaksanakan di
Lembaga Pemasyarakatan Wirogunan : a
Pembinaan Keterampilan Menjahit Pembinaan keterampilan menjahit yang dilakukan kepada Warga
Binaan Perempuan di Lembaga Pemasyarakatan Wirogunan Yogyakarta bertujuan untuk memberikan bekal keterampilan menjahit kepada warga
binaan perempuan agar mereka memiliki skill yang dapat dikembangkan dan dapat dimanfaatkan untuk kehidupan mereka selanjutnya ketika sudah
bebas atau kembali berbaur di masyarakat.
93 Pembinaan menjahit merupakan pembinaan yang berawal dari adanya
bantuan berupa alat mesin jahit dari pihak Romo Kisser dari Pusat Katholik Yogyakarta. Jumlah bantuan mesin jahit yang diberikan adalah 3
tiga buah. Kemudian mendapat bantuan mesin jahit juga dari GKR Hemas. Pembinaan menjahit diikuti oleh 3 orang warga binaan perempuan
yang aktif mengikuti kegiatan menjahit. Materi yang diberikan dalam pembinaan keterampilan menjahit berupa
penyampaian materi dasar kemudian praktek. Materi dasar yang disampaikan meliputi materi tentang cara mengukur, membuat pola dasar,
mengenal alat-alat menjahit. Kemudian setelah warga binaan paham tentangmateri dasar yang diberikan, warga binaan diajarkan bagaimana
cara menjahit menggunakan esin jahit listrik dinamo. Dengan adanya pembinaan keterampilan menjahit ii diharapkan dapat
memberikan bekal kepada para warga binaan perempuan dalam bidang mejahit. Selain itu, pembinaan ini juga memfasilitasi para warga binaan
perempuan yang mempunyai minat dan potensi dalam bidang menjahit serta menyalurkan kreatifitas mereka dalam membuat kreasi hasil
keterampilan menjahit yang berupa baju, tas, sprei, dll serta dapat bernilai ekonomis dan menambah pendapatan ketika di dalam Lapas.
b Pembinaan Keterampilan Handycraft
Pembinaan handycraft yang diberikan untuk Warga Binaan Perempuan yaitu berupa membuat kerajinan tangan yang mempunyai nilai
jual. Kerajinan tangan yang dibuat berupa tas, dompet, gantungan kunci
94 dan assesoris yang dibuat dari manik-manik. Selain itu, dibuat juga hiasan
bunga dari bahan akrilik. Pembinaan keterampilan handycraft diikuti oleh 6 orang yang aktif, tetapi sebagian besar warga binaan perempuan sudah
memiliki kemampuan yang cukup dalam merangkai manik-manik ataupun akrilik menjadi berbagai macam kerajinan tangan. Sehingga kegiataaan
tersebut dapat dilakukan kapan saja ketika para warga binaan perempuan memiliki waktu senggang selam berada di Blok Wanita.
Dalam pelaksanaan pembinaan keterampilan membuat handycraft ini tidak ada materi khusus yang diberikan, jadi hanya pengenalan alat dan
bahan yang dibutuhkan kemudian praktek langsung membuat kerajinan tangan. Dalam pelaksanaan pembinaan ini juga mendapatkan bantuan dari
pihak luar Lapas, contohnya bekerjasama dengan Bella Accessories Jogja yang memberikan pelatihan berupa membuat bunga hias dari bahan
akrilik. Bantuan yang diberikan masyarakat atau pihak di luar Lapas sangat membantu dalam pelaksanaan pembinaan yang dilakukan oleh
Lapas. Sehingga warga binaan perempuan mempunyai bekal keterampilan praktis untuk diaplikasikan saat mereka kembali berbaur di masyarakat.
c Pembinaan Keterampilan Membatik
Pembinaan keterampilan membatik yang dilakukan di Lapas Wirogunan berawal dari pelatihan membuat batik tulis yang diberikan
oleh mahasiswa Universitas Atma Jaya Yogakarta. Dikarenakan ada yang berminat untuk melanjutkan membatik, maka pembinaan membatik
tersebut dilanjutkan untuk memfasilitasi warga binaan perempuan yang
95 memiliki minat di bidang tersebut. Pembinaan tersebut diikuti oleh 3
orang yang aktif mengikuti pembinaan membatik. Materi awal yang diberikan dalam keterampilan membatik tersebut
adalah cara membuat dan menggambar desain atau pola batik tulis dengan kain polos, mengenal alat dan bahan yang digunakan, kemudian cara
membatik, proses pewarnaan batik serta cara melorot batik. Kemudian dibuat menjadi selendang, kemeja, atau menjadi mukena. Namun tidak
semua proses pembuatan batik tulis tersebut dilakukan di Blok Wanita dikarenakan faslitas atau tempat yang terbatas dan tidak memungkinkan
dilakukan di Blok Wanita, sehingg ada sebagian proses pembuatan batik tulis yang dilakukan di Bimker Pria.
Tujuan diadakannya pembinaan keterampilan membatik tersebut adalah untuk memfasilitasi para warga binaan yang berminat dalam
bidang membatik. Selin itu, pembinaan keterampilan ini juga dapat memberi wawasan dan keterampilan kepada warga binaan perempuan
untuk melestarikan kebudayaan khususnya kebudayaan yang ada di Kota Yogyakarta yaitu berupa batik tulis. Oleh karena itu, Lapas Wirogunan
juga disediakan buku-buku mengenai keterampilan membatik untuk para warga binaan perempuan yang ingin mempelajari membatik lebih dalam.
d Pembinaan Keterampilan Merajut
Pembinaan keterampilan merajut yang dilakukan di Lembaga Pemasyarakatan Wirogunan Yogyakarta bertujuan untuk memberikan
bekal keterampilan merajut kepada warga binaan perempuan agar dapat
96 menambah keterampilan praktis dan bernilai ekonomis. Pembinaan
merajut awalnya diikuti oleh semua warga binaan perempuan yang ada di Lapas Wirogunan, tetapi karena ada warga binaan perempuan yang
berminat di kegiatan pembinaan lain maka yang aktif mengikuti kegiatan pembinaan merajut kurang lebih ada 10 orang.
Tidak ada materi khusus yang disampaikan dalam pembinaan keterampilan merajut, hanya pengenalan alat dan bahan yang digunakan
kemudian praktek cara merajut beserta tekniknya. Adapun barang atau produk yang dihasilkan warga binaan perempuan yang mengikuti
pembinaan merajut ini adalah berupa tas rajut dan dompet yang kemudian hasilnya dijual di lingkungan Lapas,dikutkan di acara pameran,
ditawarkan kepada pengunjung serta kadang mendapat pesanan atau orderan dari luar Lapas Wirogunan. Kegiatan ini dilakukan untuk
membekali para warga binaan perempuan agar dapat menjadi bekal usaha ketika berbaur di masyarakat kembali, mengingat produk yang dihasilkan
dari keterampilan merajut bernilai ekonomi tinggi dan mudah dalam pemasaran.
3. Evaluasi Pembinaan Keterampilan