Identitas Subjek Penelitian Pertanyaan Wawancara Penelitian Mengenai Pemberdayaan Perempuan

143 PEDOMAN WAWANCARA UNTUK WARGA BINAAN PEREMPUAN Pemberdayaan Perempuan Melalui Pembinaan Keterampilan Warga Binaan Perempuan Di Lembaga Pemasyarakatan Klas Ii A Wirogunan Yogyakarta

1. Identitas Subjek Penelitian

a. Nama : b. Tempat, tanggal lahir : c. Alamat : d. Masa Tahanan :

2. Pertanyaan Wawancara Penelitian Mengenai Pemberdayaan Perempuan

Melalui Pembinaan Keterampilan ? a. Bagimana peran pembinaan keterampilan dalam kegiatan pemberdayaan perempuan ? b. Apa kegiatan pembinaan keterampilan yang paling diminati oleh warga binaan perempuan ? c. Bagaimana sarana dan prasarana yang disediakan dalam kegiatan pembinaan keterampilan ? d. Bagaimana pembina teknis atau instrktur dalam menyampaikan materi kegiatan pembinaan keterampilan ? e. Bagaimana petugas lembaga pemasyarakatan dalam mendampingi kegiatan pembinaan keterampilan ? f. Apa yang menjadi faktor pendukung warga binaan perempuan dalam mengikuti kegiatan pembinaan keterampilan ? g. Apa yang menjadi faktor penghambat warga binaan perempuan dalam mengikuti kegiatan pembinaan keterampilan ? h. Bagaimana media yang digunakan selama kegiatan pembinaan keterampilan berlangsung ? i. Materi apa saja yang diperoleh warga binaan perempuan setelah mengikuti pembinaan keterampilan ? j. Apa saja manfaat yang diperoleh warga binaan perempuan setelah mengikuti kegiatan pembinaan keterampilan ? k. Apa saja barang atau produk yang telah dihasilkan warga binaan perempuan selama mengikuti kegiatan pembinaan keterampilan ? 144 l. Apa masukan yang ingin disampiakan warga binaan perempuan untuk mengembangkan kegiatan pembinaan keterampilan ? m. Bagaimana kesan warga binaan perempuan setelah mengikuti kegiatan pembinaan keterampilan ? n. Adakah perubahan yang terjadi dalam diri warga binaan perempuan setelah mengikuti kegiatan pembinaan keterampilan ? o. Apakah dengan mengikuti kegiatan pembinaan keterampilan akan bermanfaat bagi warga binaan perempuan saat kembali berinteraksi dengan masyarakat lagi ? p. Adakah rencana akan mengaplikasikan hasil dari kegiatan pembinaan keterampilan selama di Lapas Wirogunan ketika bebas nanti ? 145 PEDOMAN DOKUMENTASI PEMBERDAYAAN PEREMPUAN MELALUI PEMBINAAN KETERAMPILAN WARGA BINAAN PEREMPUAN DI LEMBAGA PEMASYARAKATAN KLAS II A WIROGUNAN YOGYAKARTA A. Arsip Tertulis a. Profil Berdirinya Lembaga Pemasyarakatan Klas II A Wirogunan Yogyakarta b. Visi dan Misi c. Struktur Organisasi d. Program Kegiatan e. Data Pegawai f. Data Warga Binaan Pemasyarakatan B. Foto a. Foto keadaan lingkungan Lembaga Pemasyarakatan Klas II A Wirogunan Yogyakarta b. Foto pegawai Lembaga Pemasyarakatan saat membina Warga Binaan Pemasyarakatan c. Foto warga binaan pemasyarakatan perempuan d. Foto kegiatan warga binaan pemasyarakatan perempuan saat mengikuti pembinaan keterampilan e. Foto sarana dan prasarana kegiatan pembinaan keterampilan 147 CATATAN LAPANGAN 1 Tanggal : Rabu, 13 April 2016 Waktu : 13.00-14.00 WIB Tempat : Lembaga Pemasyarakatan Klas II A Wirogunan Yogyakarta Kegiatan :Permohonan Ijin Deskripsi Peneliti dating ke Lembaga PemasyarakatanKlas II A Wirogunan Yogyakarta untuk menyerahkan surat ijin penelitian yang telah disetujui oleh Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan HAM Yogyakarta. Peneliti disuruh bertemu dengan ibu ”CA” untuk menyerahkan surat ijin penelitian. Berhubung ibu “CA” pada saat itu sedang tidak di tempat, maka surat ijin penelitian diserahkan ke bapak “AB” untuk dimintakan disposisi dengan Kalapas Wirogunan Yogyakarta. Kemudian bapak “AB” menyuruh peneliti menunggu informasi dari Lapas apabila surat ijin penelitian sudah diberikan disposisi. Setelah itu, peneliti mohon ijin pulang dan tidak lupa mengucapkan terima kasih kepada bapak “AB”. 148 CATATAN LAPANGAN 2 Tanggal : Senin, 18 April 2016 Waktu : 09.00-13.00 WIB Tempat : Lembaga Pemasyarakatan Klas II A Wirogunan Yogyakarta Kegiatan :Permohonan Ijin dan mengamati proses pembinaan keterampilan Deskripsi Peneliti mendatangi Lembaga Pemasyarakatan Klas II A Wirogunan Yogyakarta untuk mengambil surat ijin penelitian dengan menemui bapak “AB”. Setelah bertemu dengan bapak “AB”, beliau mengarahkan untuk bertemu dengan ibu “KD” yang akan membimbing selama penelitian. Kemudian peneliti menemui ibu “KD” dan menjelaskan tujuan penelitian yang akan dilaksanakan. Peneliti melakukan wawancara dengan Ibu “KD” tentang pemberdayaan perempuan melalui pembinaan keterampilan yang dilakukan untuk warga binaan perempuan. Setelah wawancara dirasa cukup, ibu “KD” mengajak peneliti ke blok wanita untuk melihat langsung pelaksanaan pembinaan keterampilan yang ada pada hari itu. Akan tetapi pada saat itu ibu “KD” sedang ada tamu, makadi gantikan oleh ibu “ET”. Keterampilan yang dilaksanakan pada hari itu adalah pembinaan keterampilan menjahit dan membatik batik tulis.Peneliti bertemu dengan ibu “AS” yang merupakan Pembina teknis atau instruktur pembinaan keterampilan yang berasal dari Lembaga Pemasyarakatan Klas II AWirogunan Yogyakarta. Peneliti mengamati proses pembinaan keterampilan menjahit dan membatik yang dilakukan oleh warga binaan perempuan. Pembinaan keterampilan menjahit pada saat itu diikuti oleh 3 orang warga binaan perempuan, sedangkan pembinaan keterampilan membatik diikuti oleh 3 orang juga. Terlihat bahwa warga binaan yang mengikuti pembinaan keterampilan sangt antusias dan terlihat sudah cukup mahir dalam hal menjahit maupun membatik. Selain mengamati proses pembinaan 149 keterampilan, peneliti juga menggali informasi dari warga binaan perempuan mengenai kegiatan pembinaan keterampilan menjahit dan membatik. Setelah mengamati pembinaan keterampilan, peneliti melakukan wawancara dengan ibu “AS” selaku Pembina teknis instruktur pembinaan keterampilan untuk menggali informasi tentang proses pembinaan keterampilan yang diberikan untuk warga binaan perempuan. Beliau mengatakan bahwa pelaksanaan pembinaan keterampilan khususnya keterampilan menjahit dan membatik sudah berjalan cukup efektif. Hanya saja memang peminatnya tidak terlalu banyak dikarenakan warga binaan perempuan lebih berminat di kegiatan pembinaan lain seperti pembinaan kerokhanian maupun pembinaan jasmani. Setelah mendapatkan informasi yang cukup, peneliti mohon pamit serta mengucapkan terimakasih kepada Petugas Pemasyarakatan dan Warga Binaan Pemasyarakatan Perempuan 150 CATATAN LAPANGAN 3 Tanggal : Senin, Mei 2016 Waktu : 08.00-11.00 WIB Tempat : Lembaga Pemasyarakatan Klas II A Wirogunan Yogyakarta Kegiatan : Konsultasi Proposal Penelitian Deskripsi Peneliti datang ke Lembaga PemasyarakatanKlas II A Wirogunan Yogyakarta menemui Ibu “KD” selaku pembimbing lapangan untuk menggali informasi tentang pelaksanaan pembinaan bagi warga binaan perempuan serta mengkonsultasikan proposal penelitian. Ibu ”KD” memberikan informasi dan gambaran mengenai pelaksanaan pembinaan yang diberikan kepada warga binaan perempuan. Ibu “KD” juga menjelaskan ada beberapa pembinaan yang diberikan untuk warga binaan perempuan yaitu pembinaan kepribadian dan pembinaan kemandirian. Setelah peneliti mendapatkan informasi mengenai pembinaan yang dilakukan di Lembaga Pemasyarakatan Klas II A Wirogunan Yogyakarta, peneliti mohon pamit dan tidak lupa mengucapkan terimakasih. 151 CATATAN LAPANGAN 4 Tanggal : Selasa, 17 Mei 2016 Waktu :09.00-13.00 WIB Tempat : Lembaga Pemasyarakatan Klas II A Wirogunan Yogyakarta Kegiatan :Mencari informasi mengenai LembagaPemasyarakatanKlas II A Wirogunan Yogyakarta Deskripsi Peneliti datang kembali ke Lembaga PemasyarakatanKlas II A Wirogunan Yogyakarta untuk bertemu dengan ibu “KD” di ruang kerjanya untuk mendapatkan informasi mengenai Lembaga PemasyarakatanWirogunan dan pembinaan keterampilan yang dilakukan. Ibu “KD” memberikan penjelasan yang jelas mengenai pertanyaan yang diajukan oleh peneliti. Hasil dari pertemuan tersebut adalah peneliti mendapatkan informasi mengenai profil dan sejarah Lembaga Pemasyarakatan Klas II A Wirogunan Yogyakarta. Selainitu, peneliti juga mendapat informasi mengenai proses pembinaan dan program pembinaan yang dilakukan di Lembaga Pemasyarakatan Wirogunan. Semua kegiatan pembinaan terlebih dahulu dilakukan perencanaan sebelum ditentukan program pembinaan. Program pembinaan yang dilakukan di Lapas Wirogunan yaitu dibedakan menjadi 2 jenis pembinaan yakni pembinaan kepribadian dan pembinaan kemandirian. Dalam pembinaan kepribadian meliputi kegiatan kesehatan jasmani, kerohanian dan intelektual. Sedangkan dalam pembinaan kemandirian ada pembinaan keterampilan dan pembinaan minat dan bakat. Kegiatan pembinaan keterampilan meliputi pembinaan keterampilan menjahit, merajut, membatik dan handycraft. Dalam pembinaan minat dan bakat meliputi kegiatan seni tari, membuat puisi, dan olah vokal. Setelah informasi dirasa cukup, peneliti kemudian meminta ijin untuk pamit dan tidak lupa mengucapkan terima kasih. 152 CATATAN LAPANGAN 5 Tanggal : Senin, 23 Mei 2016 Waktu : 09.00-13.00 WIB Tempat : Lembaga Pemasyarakatan Klas II A Wirogunan Yogyakarta Kegiatan :Mencari informasi mengenai pembinaan keterampilan untuk warga binaan perempuan Deskripsi Peneliti datang kembali ke Lembaga Pemasyarakatan Klas II A Wirogunan bertemu dengan ibu “KS” untuk mendapatkan informasi lebih rinci mengenai pelaksanaan program pembinaan keterampilan yang dilakukan untuk warga binaan perempuan. Informasi yang didapatkan yakni sebelum program pembinaan keterampilan ditentukan, terlebih dahulu dilakukan tahap perecanaan yang dilakukan oleh Petugas Lembaga Pemasyarakatan yang kemudian dimintakan persetujuan kepada Kepala Lembaga Pemasyarakatan. Dalam tahap perencanaan dilakukan identifikasi minat, bakat serta potensi yang dimiliki oleh warga binaan setelah itu baru bisa ditentukan program pembinaan keterampilan yang dapat menyalurkan dan mengembangkan potensi yang dimiliki oleh warga binaan pemasyarakatan. Dalam tahap pelaksanaan pembinaan keterampilan, kegiatan dilakukan oleh Pembina teknis Instriktur. Sedangkan pada akhir kegiatan dilakukan evaluasi untuk mengetahui seberapa jauh kemampuan para warga binaan dalam mengikuti kegiatan pembinaan keterampilan. Hasil dari kegiatan pembinaan keterampilan adalah produk atau barang yang dihasilkan warga binaan pemasyarakatan yang dapat dijual. Pemasaran produk dilakukan dengan menawarkan barang ke para Petugas dan Pegawai Lapas selain itu juga diikutkan di kegiatan pameran produk lokal. Setelah informasi dirasa cukup, peneliti memohon pamit kemudian tidak lupa mengucapkan terima kasih. 153 CATATAN LAPANGAN 6 Tanggal : Selasa, 24 Mei 2016 Waktu : 09.00-13.00 WIB Tempat : Lembaga Pemasyarakatan Klas II A Wirogunan Yogyakarta Kegiatan :Mencari informasi mengenai pembinaan keterampilan untuk warga binaan perempuan Deskripsi Peneliti datang kembali ke Lembaga Pemasyarakatan Klas II A Wirogunan untuk menemui ibu “AS” selaku pembina teknis atau instruktur pembinaan keterampilan. Tujuan peneliti menemui beliau adalah untuk memperoleh informasi mengenai pelaksanaan kegiatan pembinaan keterampilan untuk warga binaan perempuan. Ibu “AS” adalah satu- satunya pembina teknis yang diamanatkan untuk menjadi instruktur pembinaan keterampilan warga binaan perempuan. Pembinaan keterampilan yang dilakukan yakni pembinaan keterampilan menjahit, membatik, merajut serta handycraft. Pada saat peneliti melakukan observasi, ibu “AS” sedang mendampingi kegiatan pembinaan keterampilan membatik. Dalam melakukan kegiatan pendampingan, beliau melakukan secara bergantian sekaligus mengamati kegiatan praktek para warga binaan perempuan. Dalam melakukan evaluasi, beliau melakukan secara langsung, jadi jika ada warga binaan perempuan yang melakukan kesalaha dalam praktek langsung dievaluasi oleh beliau secara langsung. Beliau juga menyampaikan bahwa di Lapas Wirogunan memang mempunyai keterbatasan dalam menyediakan sumber daya manusia, khususnya pembina teknis. Setelah mendapatkan informasi yang cukup, peneliti memohon pamit dan tidak lupa mengucapkan terima kasih. 154 CATATAN LAPANGAN 7 Tanggal : Senin, 13 Juni 2016 Waktu : 09.00-13.00 WIB Tempat : Lembaga Pemasyarakatan Klas II A Wirogunan Yogyakarta Kegiatan :Mengamati proses pembinaan keterampilan menjahit dan melakukan wawancara dengan warga binaan perempuan Deskripsi Peneliti datang ke Lembaga Pemasyarakatan Klas II A Wirogunan Yogyakarta untuk mengamati proses pembinaan keterampilan menjahit. Pembinaan keterampilan menjahit yang dilakukan untuk warga binaan perempuan berjalan dengan lancar dan diikuti oleh 3 orang warga binaan. Warga binaan perempuan yang mengikuti pembinaan keterampilan menjahit sudah cukup mahir, hal tersebut terlihat saat mereka menjahit dengan membuat sprei. Para warga binaan perempuan terlihat antusias dalam mengikuti pembinaan keterampilan menjahit, apabila ada sesuatu yang tidak mengerti mereka bertanya kepada pembina teknis. Setelah mengamati pembinaan keterampilan menjahit, peneliti melakukan wawancara dengan BN selaku warga binaan perempuan yang mengikuti pembinaan keterampilan menjahit. Informasi yang didapat yakni, BN mempunyai minat dalam menjahit karena dapat mengembangkan kreatifitas yang ia miliki serta mempunyai keinginan untuk menerapkan keterampilan menjahit saat bebas nanti. Setelah dirasa cukup, peneliti mengucapkan terima kasih serta memberikan sedikit tanda kasih. Setelah itu, peneliti melakukan wawancara dengan ibu “AS” dan menggali informasi mengenai pembinaan keterampilan menjahit yang dilakukan. Ibu “AS” mengatakan bahwa pembinaan keterampilan menjahit sudah berjalan lancar dan efektif, akan tetapi peminatnya memang sedikit karena setiap warga binaan perempuan mempunyai minat dan bakat serta potnsi yang berbeda-beda. Setelah informasi yang didapat cukup, peneliti meminta pamit dan tidak lupa mengucapkan terima kasih. 155 CATATAN LAPANGAN 8 Tanggal : Senin, 20 Juni 2016 Waktu : 09.00-13.00 WIB Tempat : Lembaga Pemasyarakatan Klas II A Wirogunan Yogyakarta Kegiatan :Mengamati proses pembinaan keterampilan membatik dan melakukan wawancara dengan warga binaan perempuan Deskripsi Peneliti datang ke Lembaga Pemasyarakatan Klas II A Wirogunan untuk mengamati proses pembinaan keterampilan membatik dengan menemui ibu “AS” selaku pembina teknis. Pembinaan keterampilan membatik yang dilakukan untuk warga binaan perempuan yakni batik tulis. Pembinaan keterampilan batik tulis ini dipilih karena berawal dari kegiatan mahasiswa yang mengisi kegiatan pelatihan membuat batik tulis, kemudian para warga binaan perempuan ingin melanjutkan kegiatan tersebut dan difasilitasi oleh Lembaga Pemasyarakatan Wirogunan. Walaupun proses membatik dianggap rumit dan lama, akan tetapi warga binaan perempuan di Lapas Wirogunan mempunyai minat dalam membuat batik tulis. Pembinan keterampilan membatik ini diikuti oleh 3 orang warga binaan perempuan, kegiatan ini dilakukan di Blok Wanita tetapi dalam proses melorot batik dilakukan di Ruang Bimker warga binaan laki-laki dikarenakan fasilitas di Blok Wanita belum mamadai. Setelah itu, peneliti melakukan wawancara dengan salah satu warga binaan perempuan yang mengikuti pembinaan keterampilan membatik yakni SL. Beliau mempunyai minat dalam mengikuti pembinaan keterampilan batik tulis karena ia senang dengan batik walaupun butuh waktu yang cukup lama dan harus tlaten. Beliau juga mempunyai keinginan untuk melanjutkan keterampilan membatik saat bebas nanti untuk memperkenalkan cara membuat batik tulis untuk warga, khususnya anak muda disekitar lingkungannya nanti. Setelah informasi yang didapat cukup, peneliti memohon pamit dan mengucapkan terima kasih serta memberikan sedikit tanda kasih. 156 CATATAN LAPANGAN 9 Tanggal : Senin, 27 Juni 2016 Waktu : 09.00-13.00 WIB Tempat : Lembaga Pemasyarakatan Klas II A Wirogunan Yogyakarta Kegiatan :Mengamati proses pembinaan keterampilan merajut dan handycraft dan melakukan wawancara dengan warga binaan perempuan Deskripsi Peneliti datang ke Lembaga Pemasyarakatan Klas II A Wirogunan Yogyakarta untuk mengamati pelaksanaan pembinaan keterampilan merajut dan handycraftdengan menemui ibu AS selaku pembina teknis pembinaan keterampilan. pembinaan keterampilan merajut sudah dilakukan cukup lama dan hampir semua warga binaan perempuan mengikuti pembinaan ini, produk yang dibuat berupa tas dan dompet rajut. Sedangkan pembinaan keterampilan handycraft produk yang dibuat yakni manik-manik dan bunga hias dari akrilik. Kedua pembinaan keterampilan tersebut cukup diminati oleh para warga binaan perempuan dikarenakan mudah untuk dipahami dan dapat dilakukan kapan saja dan dimana saja untuk mengisi waktu luang. Peneliti juga melakukan wawancara kepada SM selaku warga binaan perempuan yang mengikuti pembinaan keterampilan merajut. Beliau mengikuti pembinaan keterampilan merajut dikarenakan dapat disambi dimana saja serta mempunyai nilai jual yang lumayan. Barang yang biasanya dibuat yaitu tas rajut. Beliau juga mempunyai keinginan untuk melanjutkan keterampilan merajut ketika bebas nanti untuk dijadikan mata pencaharian. Setelah informasi yang didapat dirasa cukup, peneliti memohon pamit dan mengucapkan terima kasih serta memberikan sedikit tanda kasih. 158 REDUKSI DATA, DISPLAY, KESIMPULAN 1. Pelaksanaan program pemberdayaan perempuan melalui pembinaan keterampilan warga binaan a. Apa yang melatarbelakangi para warga binaan perempuan menjadi narapidana di Lapas Wirogunan ? KD : disini kasusnya macam-macam mbak ada yang masuk karena penipuan, penggelapan uang, nakoba ada juga yang pembunuhan. Kebanyakan mereka masuk Lapas dikarenakan faktor ekoomi, mau keja tetapi kemampuan mereka terbatas padahal kebutuhan terus meningkat, tanpa berfikir panjang mereka terpaksa melakukan tindakan kriminal seperti yang saya sebutkan tadi. Selain itu juga mereka kurang paham tentang hukum. AM : Banyak alasan mereka itu masuk sini. Ada yang nipu biar bisa dapet uang, ada yang judi, narkoba tapi kebanyakan jadi pengedar kalo sini. Ya intinya banyak, tapi memang disini kasusnya mayoritas penipuan sama narkoba itu kalau kasus yang warga binaan perempuan. Ya alasan mereka melakukan itu ada yang karena kepepet nggak punya uang akhirnya nipu, menggelapkan uang dan tindakan criminal lainnya, karna ya memang apa- apa mahal sedangkan kebutuhan hidup mereka juga meningkat dan pada akhirnya mereka melakukan tindakan yang melanggar hokum seperti itu. Kesimpulan : Para perempuan yang menjadi Warga Binaan Pemasyarakatan mayoritas disebabkan karena faktor ekonomi keluarga sehingga mereka melakukan tindakan seperti penipuan, penggelapan, pencurian, dan pengedar narkoba untuk mencukupi kebutuhan hidup dan tidak memikirkan akibat dari melakukan tindakan pelanggaran hukum tersebut 159 dikarenakan masih sedikitnya pemahaman mereka tentang hukum yang berlaku. b. Bagaimana kontribusi pembinaan keterampilan yang dilakukan di Lembaga Pemasyarakatan Wirogunan terhadap warga binaan perempuan dalam pemberdayaan perempuan ? KD : Pastinya sangat berkontribusi sekali,apa lagi untuk mereka yang masuk disini karena faktor ekonomi, jadi sedikit banyak membekali mereka keterampilan yang nantinya bermanfaat ketika mereka keluarr dari sini agar tidak melakukan tindakan melanggar hukum karena alasan ekonomi itu tadi. Pada dasarnya pembinaan yang dilakukan disini kan untuk membangun diri mereka kembali, dari segi mentalnya dibina, agamanya dibina, pendidikannya dibina, keteampilan pun juga diberikan, harapannya agar mereka tidak mengulangi kesalahan itu tadi. KS : Ya sangat berkontribusi sekali mbak, apalagi melalui kegiatan keterampilan seperti ini, mereka dapat mengembangkan keterampilan yang mereka miliki, nanti hasilnya dijual kan bisa untuk nambah pendapatanselama disini. Apalagi untuk mereka yang latar belakang masuk sini karena masalah ekonomi, nanti kalau sudah bebas kan bisa dipraktekkan dirumah biar nggak melakukan kesalahan lagi. Kesimpulan : Pembinaan keterampilan yang dilakukan di Lembaga Pemasyarakatan Wirogunan sangat berkontribusi dalam pemberdayaan perempuan karena selain mental, kerokhanian dan pendidikan mereka dibina, mereka juga diberikan keterampilan agar dapat mengembangkan minat, bakat dan potensi yang dimliki sehingga ketika mereka bebas nanti 160 dapat menjadi bekal untuk berbaur kembali dengan masyarakat dan tidak melakukan kesalahan lagi karena alasan ekonomi. c. Apa saja program pembinaan keterampilan yang diberikan untuk warga binaan perempuan di Lembaga Pemasyarakatan Wirogunan ? KD : Untuk pembinaan disini dibagi menjadi 2, ada pembinaan kepibadian dan pembinaan kemandirian. Kalau pembinaan kepribadian itu melputi pembinaan jasmani melalui kegiatan keolahragaan, ada pembinaan kerokhanian ada juga pembinaan intelektual. Kalau pembinaan kemandirian ada pembinaan bakat dan keterampilan. Pembinaan keterampilan khusus untk warga binaan perempuan yang saat ini masih berjalan itu ada keterampilan menjahit, terus mbatik, merajut ada juga handycraftitu daari manik-manik dibuat menjadi tas atau dompet atau bunga hias seperti ini. KS : Iya disini pembinaan ada 2 macem mbak, ada pembinaan kepribadian itu kegiatannya ada kegiatan olahraga, ada juga kegiatan kerokhanian menurut agama yang mereka anut, ada juga pembinaan kesehatan. Kalau untuk pembinaan kemandirian itu ada pembinaan menurut bakat dan pembinaan keterampilan. Kalau pembinaan bakat saat ini ada kegiatan menyanyi, ada menulis puisi, ada juga menari. Untuk pembinaan keterampilannya ada mbatik tapi khusus batik tulis seperti ini, ada menjahit, rajut dan handycraft. Kesimpulan : Program pembinaan keterampilan yang diberikan khusus untuk warga binaan perempuan di Lembaga Pemasyarakatan Wirogunan saat ini ada pembinaan keterampilan menjahit, batik tulis, merajut dan handycraftyakni membuat tas, dompet atau bunga hias dari manik-manik 161 . d. Bagaimana perencanaan pembinaan keterampilan yang dilakukan di Lembaga Pemasyarakatan Wirogunan ? KD : Untuk perencanaannya kami lakukan identifikasi terlebih dahulu. Jadi warga binaan yang baru masuk langsung diberikan wali. Nah wali tadi bertanggungjawab atas warga binaannya itu tadi, jadi wali harus mengetahui bakat, potensi dan minat yang warga binaan miliki. Nah setelah tau apa bakat dan minatnya tadi, kita salurkan melalui pembinaan yang ada, dengan syarat warga binaan tadi sudah berstatus sebagai narapidana. Kalau sudah tau apa bakat minatnya, setelah itu ditentukan apa kegiatan yang sesuai dengan potensi yang dimilki KS : Ya kalau untuk perencanaannya harus kita sesuaikan dengan bakat dan minat warga binaannya mbak, kita lakukan identifikasi dulu apa bakatnya, apa minatnya, baru setelah itu didiskusikan sama Petugas Lembaga Pemasyarakatan lalu Bapak Kalapas juga, untuk menentukan keterampilan apa yang akan diberikan. Kadang ada juga kegiatan pelatihan keterampilan dari luar mbak, dari mahasiswa yang praktek, apa lembaga- lembaga yang ingin bekerjasama dengan Lapas. Kayak batik ini, dulu awalnya dari mahasiswaAtmajaya yang praktek disini, kebetulan saya juga lagi belajar batik tulis juga, yang minat juga ada, makanya saya lanjutkanmbak batik tulisnya. Kesimpulan : perencanaan pembinaan keterampilan yang dilakukan di Lembaga Pemasyarakatan Wirogunan adalah pertama-tama dilakukan perwalian untuk setiap warga binaan, tujuannya adalah untuk mengetahui bakat, minat dan potensi yang dimiliki oleh para warga binaan. Setelah 162 mengetahui hasilnya, lalu didiskusikan oleh Petugas Lembaga Pemasyarakatan dan Kepala Lembaga Pemasyarakatan untuk kemudian ditentukan pembinaan keterampilan apa yang sesuai untuk warga binaan. Selain itu, pembinaan keterampilan kadang diisi kegiatan keterampilan dari luar misalnya dari mahasiswa yang sedang melakukan praktek dan lembaga-lembaga yang ingin bekerjasama dengan Lembaga Pemasyarakatan Wirogunan. e. Bagaimana materi yang diberikan dalam pembinaan keterampilan yang dilaksanakan di Lembaga Pemasyarakatan Wirogunan ? AS : Ya kalau saya pribadi menyampaikan materi ya santai mbak yang penting bisa dipahami sama warga binaan, disesuaikan juga dengan kegiatan keterampilannya. Kalau menjahit ya diberikan materi dasar dulu awalnya, nanti langsung praktek. Kalau batik kan dulu materinya dari pembina yang disedikan mahasiswa Atmajaya, kalau sekarang praktek terus, cuma disediakan buku kalau mau mempelajari tentang batik lebih dalam lagi. BN : Kalau materi yang diberikan ya jelas mbak, gampang dimengerti. Saya kan ikut menjahit, jadi dulu dikasih materi tentang membuat pola dasar dulu, caranya ngukur gimana, alat-alatnya apa aja, gimana cara njaitnya, ya sampai sekarang jadi bisa ini mbak, pokoknya banyak mbak, lengkap. SL : Materi ya mbak, ya jelas mbak cara menyampaikan pada kita juga enak, enggak sepaneng, ya gampang aja mbak ngikutinnya. Dulu dijelasin tentang cara membatik dulu, terus langsung praktek nggambar motif batik, terus di gambar pake malam kayak gini mbak, habis ini kan dikasih warna, terus dilorot, terus udah jadi batiknya. 163 Kesimpulan : materi yang disampaikan oleh pembina teknis disesuaikan dengan keterampilan yang diajarkan kepada warga binaan perempuan. Dimulai dari diberikan materi dasar hingga mempraktekkan langsung keterampilan yang diajarkan. Warga binaan perempuan juga disediakan buku jika ingin memperdalam pengetahuan sesuai dengan keterampilan yang mereka minati. Penyampaian materi yang dilakukan santai dan mudah dipahami oleh warga binaan perempuan. f. Bagaimana metode yang dipakai dalam pembinaan keterampilan yang dilakukan di Lapas Wirogunan ? AS : Metode yang saya pakai selama pembelajaran ya macem-macem mbak, kadang ceramah, kadang saya beri motivasi, tetapi kebanyakan memang praktek langsung kayak gini. Biasanya saya kalau materi cuma 15 aja, nanti selebihnya praktek soalnya kalau keterampilan kan memang banyak prakteknya dari pada materi, nanti sambil jalan saya sisipkan motivas- motivasi untuk mereka, biar mereka tetep semangat ikut kegiatan seperti ini. Kalau metode pembinaan untuk warga binaan tahanan gini kan beda mbak, harus lebih ke personal pendekatnnya biar kalo ada apa-apa kita bisa selesaikan bersama-sama. SL : Kalau metodenya ya kebanyakan kita praktek e mbak, paling materi itu cuma pas awal aja, kalau udah pada ngerti ya pada langsung praktek sendiri-sendiri kayak gini. Ya kadang diberikan motivasi juga pas praktek, maklum to mbak kadang-kadang jenuh apalagi mbatik kayak gini, harus tlaten dan memang lama kan prosesnya. Kalau nanti ada kesulitan ya tanya sama pembina teknisnya kalau enggak ya tanya temen yang udah bisa. 164 Kesimpulan : Pembinaan keterampilan yang dilakukan di Lembaga Pemasyarakatan Wirogunan menggunakan beberapa metode yakni ceramah, praktek dan pemberian motivasi serta pendekatan secara personal dan kelompok. Karena pembinaan yang diajarkan bersifat keterampilan, maka lebih banyak dilakukan praktek secara langsung, tetapi diawal kegiatan tetap diberikan materi dasar dengan metode ceramah dan pada saat kegiatan praktek berlangsung juga diberikan materi motivasi, hal tersebut dilakukan agar warga binaan perempuan tetap mempunyai semangat mengikuti kegiatan keterampilan. g. Bagaimana penyediaan sarana dan prasarana yang dipakai dalam pembinaan keterampilan yang dilakukan di Lapas Wirogunan ? AS :Untuk sarana dan prasarananya ya kita sesuaikan dengan keterampilannya mbak. Kalo untuk menjahit ya kita sediakan alat jahitituada 3 dapatdaripihakRomo Kisser dariPusatKatholik Yogyakarta, adajuga yang dari GKR Hemas. Untuk rajut juga begitu, kita sediakan bahan dan alatnya. Untuk mbatik ini juga kita sediakan, ya sebisa mungin kita sediakan mbak, kalau nggak ada kegiatan kayak gini juga mereka mau ngapain, jadi ya pinter-pinterya kita aja ngolah dananya gimana biar semua bisa terfasilitasi. BN : Ya lengkap kok mbak sarananya, sudah disediakan alat jahitnya, bahan juga disediakan sini. Tapi ya tetep terbatas mbak, kadang kalo saya punya ide pengen buat apa gitu kadang pake uang saya pribadi, tak suruh belikan bahan sama petugasnya, kayak gitu mbak. Kayak kreasi sendal kayak gini 165 mbak, ini bahannya yang beli pake uang saya pribadi, nanti kita jual ke petugas sini, uangnya kan lumayan bisa buat beli bahan lagi nanti mbak. SL : Kalo sarananya ya sudah cukup mbak disini, ya namanya juga untuk orang banyak mbak dan dananya juga harus dibagi-bagi sama kegiatan lainnya. Kalo untuk batiknya ya memang sudah cukup mbak saat ini, hanya untuk pewarnaannya saja yang belum bagus, belum kayak batik- batik yang dijual diluar, soalnya memang terbatas mbak dananya, jadi pewarnanya kita beli yang sesuai dana saja, itu juga ngggak dilakukan di blok wanita mbak, tapi di bimker laki-laki sana soalnya disini nggak ada tempat buat pewarnaan batiknya.. SM : Kebetulan saya dulu kan ikut ngrajut mbak, jadi ya disini aja ngerjainnya, pake sarana yang ada disini, menurut saya udah cukup sih mbak sarananya, he em. Abis rajutan kita selese nanti gantian yang ikut njait yang nyelesain, misal pasang ritslitig gitu, itu yang masang ya yang ikut njait itu, jadi kita kerjasama disini. cuma karna sekarang lagi nggak ada orderan dan barangnya dari hasil rajut itu masih banyak, jadinya saya pindah ke batik mbak sementara. Kesimpulan : Penyediaan sarana dan prasarana yang dipakai dalam pembinaan keterampilan yang dilakukan di Lapas Wirogunan sudah cukup memadai dan semua kegiatan pembinaan keterampilan terfasilitasi walaupun dana yang disediakan terbatas, semaksimal mungkin dana yang ada dikelola dengan baik. Selain itu Lapas Wirogunan juga mendapatkan bantuan dari pihak atau lembag alain yang membantu dalam pengadaan peralatan untuk pembinaan keterampilan. Warga binaan perempuan juga ikut membeli bahan dengan uang mereka 166 pribadi jika bahan yang disediakan oleh Lapas Wirogunan tidak mencukupi sedangkan mereka punya ide dan kreasi yang ingin dibuat. Selain itu, dilakukan kerjasama antar kegiatan keterampilan satu dengan kegiatan keterampilan lainya untuk menghasilkan produk jadi. h. Bagaimana cara melakukan evaluasi untuk setiap kegiatan pembinaan keterampilan yang ada di Lapas Wirogunan ? AS : Kalau evaluasi ya saya lakukan setiap mereka praktek mbak, jadi kalau mereka salah gitu langsung saya benerin. Sepertiini ni mbak pas mbatik misalnya, harus nyambung terus garisnya gak boleh putus-putus, mbatiknya juga harus bolak-balik, kalo mereka salah nanti keliatan pas malamnya udah dilorot keliatan kalo garisnya putus-putus nanti hasinya ndak begitu bagus. Makanya saya benerin saat mereka praktek seperti ini mbak, saya perhatikan satu-satu biar keliatan mana yang salah, jadi mereka juga langsung tau mana yang salah. SL : Oh kalau kayak gitu langsung dibenerin mbak sama bu AS. Misal nanti saya salah pas mbatik kayak gini langsung dibenerin gimana harusnya. Kalau nggak gitu ya kita nggak tau mbak, kalau salah pasti ketahuan pas batiknya jadi nanti mbak, keliatan tidak rapi gitu. BN : Kalau evaluasi untuk menjahit sih itu mbak cuma kalo saya mbuat pakaian misale buat baju, blouse wanita, rok kayak gitu, langsung dinilai sama bu AS, kalo salah langsung dibenerin, kalo enggak ya saya yang Tanya sama bu AS gimana caranya yang bener gitu. Tapi kalo Cuma mbuat dompet apa tempat kasur kayak gini kan ide dari saya sendiri, jadi 167 ya jarang mbak dievaluasi, palingan kalo saya bingung ya Tanya langsung sama bu AS, nanti dijelasin caranya gimana. Kesimpulan : Teknik atau cara melakukan evaluasi untuk setiap kegiatan pembinaan keterampilan untuk warga binaan perempuan, dilakukan secara langsung dan Tanya jawab. Pembina teknis mengamati setiap kegiatan yang dilakukan warga binaan saat praktek, jika terjadi kesalahan saat melakukan praktek langsung dievaluasi oleh Pembina teknis, sehingga warga binaan langsung mengetahui cara yang benar. Selain itu dilakukan Tanya jawab kepada Pembina teknis jika ada warga binaan yang tidak paham saat melakukan kegiatan praktek sesuai keterampilan yang diikuti. i. Bagaimana partisipasi para warga binaan perempuan dalam mengikuti pembinaan keterampilan di Lapas Wirogunan ? AS : Ya kayak gini mbak, yang minat-minat saja yang mau ikut. Soalnya kan tidak cuma keterampilan saja, ada juga yang ikut pengembangan bakat, minat setiap orang kan beda-beda. Lha kayak mbatik tulis kayak gini, kalau nggak minat ya gak bakal mau dia, soalnya harus tlaten, prosesnya juga lama. Tapi ya semaksimal mungkin kita tetep memfasilitasi yang mau ikut keterampilan kayak gini. SM : Kalo yang ikut rajut memang banyak mbak, soale mudah kan bisa disambi juga pas di blok. Karna lagi nggak ada orderan aja saya pindah di batik, saya juga seneng nggambar-nggambar kayak gini, dulu sebelum pindah kesini juga pernah ikut mbatik, jadi disini tinggal nerusin aja mbak. Memang sedikit mbak yang minat kalo batik, lama kan prosesnya, 168 jadi kalo memang gak minat apa gak mood gitu udah gak mungkin mau mbak. BN : Yang ikut menjahit Cuma dikit sih mbak, he em. Padahal mesin jahit juga sudah disediakan, memang minatnya kan beda-beda kan mbak. Kalau saya dari dulu disini memang seneng njait mbak, apalagi kayak gini kan bisa mengembangkan kreatifitas kita. Jadi seneng aja gitu mbak kalo punya ide terus bisa dibuat disini, seneng lagi kalau ada yang mau beli gitu karna bagus. Kesimpulan : Partisipasi para warga binaan perempuan dalam mengikuti pembinaan keterampilan di Lapas Wirogunan sudah cukup baik, keterampilan sesuai dengan minat yang dimiliki. j. Bagaimana sikap para warga binaan perempuan saat mengikuti kegiatan pembinaan keterampilan ? AS : WBP disini saat mengikuti kegiatan keterampilanya biasas aja mbak, baik, sopan dengan orang yang lebih tua, sopan sama petugasnya, sopan juga sama Pembina teknisnya. KD : Sikapnya ya sopan, aktif, antusias saat mengikuti kegiatan keterampilan seperti ini. Apalagi mereka ikut kegiatan ini memang sesuai dengan minat dan bakat mereka, jadi ya ikut terus kecuali ada kegiatan lain yang mengharuskan dia ijin tidak ikut kegiatan keterampilan. Baru mereka tidak ikut kegiatan disini. Kesimpulan :Sikap warga binaan perempuan saat mengikuti kegiatan pembinaan keterampilan yaitu baik dan sopan antar sesama warga binaan, dengan Petugas lembaga pemasyarakatan maupun dengan Pembina teknis. Warga binaan perempuan juga aktif dan antusias dalam 169 mengikuti kegiatan keterampilan dikarenakan mereka mempunyai minat dan bakat dalam kegiatan keterampilan yang mereka pilih. k. Bagaimana interaksi antar warga binaan perempuan ? KD :Ya sejauh ini baik-baik saja mbak. Tidak ada masalah atau keributan sampai fatal itu belum ada dan semoga tidak ada.Ya kalau Cuma masalah antar pribadi itu pasti ada namanya juga hidup dalam satu blok apalagi perempuan semua, tapi sejauh ini masih wajar, masih bisa diselesaikan. BN : Baik kok mbak, nggak ada apa-apa. Malahan kita akrab mbak punya temen curhat, dianggep keluarga sendiri, kalo ada masalah ya paling Cuma sebentar mbak nggak lama, paling juga Cuma masalah kecil gitu. Kesimpulan :Interaksi atau hubungan antara warga binaan perempuan satu dengan warga binaan perempuan lainnya terjalin dengan harmonis, merasa sudah seperti keluarga sendiri, sehingga jika ada masalah dapat diselesaikan secara baik-baik. l. Bagaimana interaksi warga binaan perempuan dengan Petugas Lembaga Pemasyarakatan maupun pembina teknis? AS :Ya karna saya disini sebagai Pembina teknisnya mereka ya mereka baik, sopan sama saya. Ya seperti hubungan antara guru dan murid gitu aja, tetep ada guyon, tapi kalo pas serius ya serius, kalau nggak tau ya mereka Tanya sama saya. AM : Sejauh ini sih Alhamdulilah baik-baik ya mereka, apalagi dengan Petugasnya disini, soalnya disini kan juga dibina kepribadian mereka, dinilai juga, kalo kepribadian mereka jelek pasti walinya juga kena nanti. BN : Disini baik-baik kok mbak Petugasnya, mudah akrab juga, soalnya sering ketemu kan mbak. Ya kadang-kadang aja mereka tegas gitu kalo 170 kita salah, tapi nggak sampe yang galak-galak gitu, soalnya disini kan ada aturannya mbak nggak boleh seenaknya. Kesimpulan : Interaksi atau hubunganwarga binaan perempuan dengan Petugas Lembaga Pemasyarakatan maupun pembina teknis berjalan dengan baik dan harmonis.

2. Hasil dari pembinaan keterampilan untuk warga binaan perempuan di Lapas