Kerangka Pikir KAJIAN PUSTAKA

47 keterampilan. Sedangkan perbedaannya adalah penelitian yang dilakukan oleh Fitria Pradini Sisworo tersebut fokus penelitiannya pada seluruh kegiatan pembinaan untuk warga binaan yang ada di Lapas Wirogunan. Sedangkan penelitian yang akan dilakukan dalam penelitian ini hanya difokuskan pada kegiatan pembinaan keterampilan untuk warga binaan perempuan sebagai bentuk pemberdayaan perempuan yang dilakukan oleh Lembaga Pemasyarakatan Klas II A Wirogunan Yogyakarta.

C. Kerangka Pikir

Kaum perempuan dipandang sebagai kaum yang lemah dan hanya dianggap sebagai seseorang yang hanya mampu melaksanakan tugas sebagai ibu rumah tangga. Selain itu, dengan masih adanya budaya patriarki yang masih berlaku di masyarakat Indonesia secara langsung maupun tidak langsung menempatkan kaum perempuan di kelas bawah setelah laki-laki. Sulitnya memperoleh pekerjaan yang layak dan kurangnya keterampilan yang dimiliki menyebabkan sebagian masyarakat tak terkecuali perempuan, terpaksa melakukan segala cara seperti aksi pencurian, penipuan bahkan menjadi bandar narkoba untuk memenuhi kebutuhan hidup keluarga, padahal jelas-jelas perbuatan tersebut adalah tindakan yang melanggar hukum. Oleh karena itu, kaum perempuan yang terlanjur terjerumus ke dalam tindakan kriminalitas dan berstatus sebagai narapidana harus dilibatkan dalam program pemberdayaan perempuan yang dimaksudkan agar kaum perempuan yang terjerumus ke dalam tindakan tersebut tidak akan mengulangi perbuatan 48 itu lagi. Salah satu program pemberdayaan perempuan yang ditujukan untuk warga binaan perempuan adalah melalui kegiatan pembinaan. Lembaga Pemasyarakatan adalah tempat untuk melaksanakan pembinaan warga binaan pemasyarakatan. Pembinaan dilakukan agar warga binaan pemasyarakatan dapat kembali kepada peran sosial yang sesuai dengan nilai dan norma yang berlaku di masyarakat. Pembinaan bagi para warga binaan pemasyarakatan perempuan merupakan salah satu bagian dari program pemberdayaan perempuan. Salah satu pembinaan yang dilakukan oleh Lembaga Pemasyarakatan Klas II A Wirogunan Yogyakarta untuk warga binaan perempuan adalah kegiatan pembinaan keterampilan. Pembinaan keterampilan yang dilakukan di Lembaga Pemasyarakatan Klas II A Wirogunan Yogyakarta dimaksudkan untuk memfasilitasi warga binaan perempuan dalam memperoleh pengalaman baru khususnya bidang keterampilan praktis, mewadahi dan meningkatkan keterampilan warga binaan perempuan sesuai dengan minat dan bakat serta memberikan bekal keterampilan yang diharapkan dapat bermanfaat ketika bebas nanti. Pembinaan keterampilan untuk warga binaan perempuan yang dilaksanakan di Lapas Klas II A Wirogunan Yogyakarta antara lain pelatihan merajut, menjahit, membatik, meronce manik-manik dan membuat rangkaian bunga dari akrilik. Dalam pembinaan warga binaan perempuan ini peneliti mencoba mengetahui bagaimana pelaksanaan kegiatan pemberdayaan yang dilakukan melalui pembinaan keterampilan dengan mencari informasi tentang 49 bagaimana langkah awal dalam menentukan pembinaan keterampilan terhadap warga binaan perempuan, kemudian bagaimana bentuk pembinaan keterampilan tersebut serta bagaimana pelaksanaannya. Selain itu peneliti juga ingin megetahui mengetahui faktor penghambat dan faktor pendukung dalam pelaksanaan pembinaan keterampilan. Kemudian peneliti juga ingin mengetahui tentang hasil dari pembinaan keterampilan terhadap para warga binaan perempuan yang mengikuti kegiatan tersebut, sehingga para warga binaan perempuan dapat memperoleh bekal keterampilan yang nantinya dapat bermanfaat untuk kehidupan setelah bebas atau keluar dari Lapas. 50 Gambar 1. Bagan Kerangka Pikir Tindakan kriminalitas perempuan Lembaga Pemasyarakatan Klas II A Wirogunan Yogyakarta Pemberdayaan Perempuan Melalui Pembinaan Keterampilan Perencanaan, Pelaksanaan dan Evaluasi Pembinaan Keterampilan Warga Binaan Hasil pemberdayaan perempuan melalui pembinaan keterampilanwarga binaan perempuan di Lembaga Pemasyarakatan Klas II A Wirogunan Yogyakarta Subordinasi kaum perempuan Pendidikan dan keterampilan kaum perempuan yang terbatas Faktor pendukung pembinaan ketrampilan Faktor penghambat pembinaan ketrampilan 51

D. Pertanyaan Penelitian