Pengertian Pemberdayaan Tinjauan tentang Pemberdayaan Perempuan

19 c Mengumpulkan, mengolah dan menyajikan data informasi Data dan informasi yang telah terkumpul kemudian diolah dengan menggunakan teknik- teknik yang cocok, dan kemudian disajikan baik secara tertulis maupun secara visual. d Penggunaan hasil penilaian Data informasi yang telah disajikan digunakan sebagai masukan dalam proses pengambilan keputusan tentang program itu. Produk pengambilan keputusan itu bisa berupa penghentian program atau tindak lanjutnya seperti perluasan, modifikasi, atau peningkatan motivasi.

2. Tinjauan tentang Pemberdayaan Perempuan

a. Pengertian Pemberdayaan

Secara etimologis, pemberdayaan berasal dari kata dasar “daya” yang berarti kekuatan atau kemampuan. Pemberdayaan dapat dimaknai sebagai suatu proses menuju berdaya atau proses untuk memperoleh daya kekuatan kemampuan, dan atau proses pemberian daya kekuatan kemampuan dari pihak yang memiliki daya kepada pihak yang kurang atau belum berdaya Ambar T Sulistiyani, 2004 : 77. Pemberdayaan menurut Edi Suharto 2010: 59 adalah serangkaian kegiatan untuk memperkuat kekuasaan atau keberdayaan kelompok lemah dalam masyarakat, termasuk individu- individu yang mengalami masalah kemiskinan. Individu dalam masyarakat yang memiliki kebutuhan besar untuk mendapatkan treatment pemberdayaan adalah para kaum perempuan. 20 Winarni dalam Ambar T Sulistiyani, 2004 : 79 mengungkapkan, bahwa inti dari pemberdayaan meliputi tiga hal, yakni pengembangan enabling, memperkuat potensi atau daya empowerment dan terciptanya kemandirian. Pemberdayaan terjadi pada pada individu yang memiliki kemampuan, dan atau individu yang memiliki daya yang masih terbatas. Tujuan yang ingin dicapai dari pemberdayaan adalah untuk membentuk individu ataupun masyarakat menjadi mandiri. Kemandirian tersebut meliputi kemandirian berpikir, bertindak dan mengendalikan apa yang mereka lakukan tersebut. Sedangkan kemandirian tersebut ditandai oleh suatu kemampuan untuk memikirkan, memutuskan serta melakukan sesuatu yang dipandang tepat demi mencapai pemecahan masalah-masalah yang dihadapi dengan mempergunakan daya kemampuan yang terdiri atas kemampuan kognitif, konatif, psikomotorik, afektif dengan pengerahan sumber daya yang dimiliki oleh lingkungan internal individu tersebut Ambar T Sulistiyani, 2004 : 80. Secara konseptual, menurut Suharto 2009 : 57 pemberdayaan atau pemberkuasaan empowerment, berasal dari kata “power” kekuasaan atau keberdayaan. Upaya meningkatkan suatu pemberdayaan dapat dilihat dari tiga sisi Suharto, 2009 : 102, yaitu : a. Menciptakan suasana atau iklim yang memungkinkan potensi masyarakat berkembang enabling. Di sini titik tolaknya adalah penegenalan bahwa setiap manusia, setiap masyarakat memiliki potensi yang dapat dikembangkan, artinya tidak ada masyarakat yang sama 21 sekali tanpa daya. Pemberdayaan adalah upaya untuk membangun daya itu sendiri dengan mendorong, memotivasikan dan membangkitkan kesadaran akan potensi yang dimilikinya serta berupaya untuk mengembangkannya. b. Memperkuat potensi atau daya yang dimiliki oleh masyarakat empowering. Dalam rangka ini diperlukan langkah-langkah positif, selain dari hanya menciptakan iklim dan suasana. Perkuatan ini juga meliputi langkah-langkah nyata dan menyangkut penyediaan berbagai masukan input, serta pembukaan akses ke dalam berbagai peluang opportunities yang akan membuat masyarakat semakin berdaya.Dalam upaya pemberdayaan ini, upaya yang amat pokok adalah meningkatkan taraf pendidikan dan derajat kesehatan, serta akses ke dalam sumber-sumber kemajuan ekonomi seperti modal, teknologi, informasi, lapangan kerja dan pasar. Masukan pemberdayaan ini menyangkut pembangunan sarana dan prasarana dasar baik fisik, seperti irigasi, jalan, listrik, jembatan, maupun sekolah dan juga fasilitas pelayanan kesehatan yang dapat dijangkau oleh msyarakat lapisan paling bawah, serta kesediaan lembaga-lembaga pendanaan, pelatihan dan pemasaran di pedesaan, dimana terkonsentrasi penduduk yang keberadaannya amat kurang. Untuk itu, perlu ada program khusus bagi masyarakat yang kurang berdaya karena program-program umum yang berlaku untuk semua tidak selalu menyentuh pada lapisan masyarakat ini. 22 c. Memberdayakan mengandung pula arti melindungi, dalam proses pemberdayaan harus dicegah yang lemah menjadi bertambah lemah. Oleh karena itu, kekurangberdayaan dalam menghadapi yang kuat. Menurut Ambar T Sulistiyani 2004 : 83-84 terdapat tahapan-tahapan yang harus dilalui dalam melaksanakan pemberdayaan, yaitu : a. Tahap penyadaran dan pembentukan perilaku menuju perilaku sadar dan peduli sehingga merasa membutuhkan peningkatan kapasitas diri. Tahapan ini merupakan tahapan persiapan dalam proses pemberdayaan. Pihak pemberdayaactorpelaku pemberdayaan berusaha menciptakan prakondisi supaya dapat memfasilitasi berlangsungnya proses pemberdayaan yang efektif. b. Tahap transformasi kemampuan berupa wawasan pengetahuan, kecakapan- keterampilan agar terbuka wawasan dan memberikan keterampilan dasar sehingga dapat mengambil peran di dalam pembangunan. Individu akan menjalani proses belajar tentang pengetahuan dan kecakapan-keterampilan yang memiliki relevansi dengan apa yang menjadi tuntutan kebutuhan tersebut. keadaan ini akan mensimulasi terjadinya keterbukaan wawasan dan menguasai kecakapan-keterampilan dasar yang mereka butuhkan. Pada tahap ini, masyarakat hanya dapat memberikan peran partisipasi pada tingkat yang rendah yaitu sekedar menjadi pengikut atau obyek pembangunan saja, belum mampu menjadi subjek dalam pembangunan. c. Tahap peningkatan kemampuan intelektual, kecakapan- keterampilan sehingga terbentuklah inisiatif dan kemampuan inovatif untuk 23 mengantarkan pada kemandirian. Tahap ketiga adalah merupakan tahap pengayaan atau peningkatan intelektualitas dalam kecakapan-keterampilan yang diperlukan, supaya mereka dapat membentuk kemampuan kemandirian. Kemandirian tersebut akan ditandai oleh kemampuan masyarakat di dalam membentuk inisiatif, melahirkan kreasi-kreasi dan melakukan inovasi-inovasi di dalam lingkungannya. Pada tahapan ini, masyarakat telah menjadi subyek pembangunan atau pemeran utama. Pemerintah tinggal menjadi innovator saja. Menurut Kindervatter dalam buku Manajemen Pemberdayaan Perempuan Anwar, 2007 : 77 “pemberdayaan sebagai proses pemberian kekuatan atau daya dalam bentuk pendidikan yang bertujuan membangkitkan kesadaran, pengertian, dan kepekaan warga belajar terhadap perkembangan social ekonomi dan politik sehingga kelak dapat meningkatkan kedudukannya dalam masyarakat”. Dari beberapa pendapat di atas mengenai pemberdayaan dapat disimpulkan bahwa pemberdayaan merupakan sebuah proses pengembangan kemampuan dengan memperkuat potensi atau daya yang dimiliki oleh individu atau kelompok agar menjadi berdaya. Pemberdayaan menjadi sangat penting jika diterapkan kepada para perempuan yang sedang menjalani masa pidana di dalam Lembaga Pemasyarakatan, pemberdayaan yang dilakukan bertujuan agar tercipta kemandirian melalui pemberian pendidikan untuk meningkatkan kesadaran serta memberikan kecakapan- keterampilan agar dapat meningkatkan potensi yang dimiliki sehingga tidak 24 mengulangi kesalahan yang sama lagi dan dapat bersosialisasi dan berperan kembali di masyarakat Ada beberapa tahap yang harus dilakukan dalam kegiatan pemberdayaan, yaitu Pertama, tahap penyadaran dan pembentukan perilaku menuju perilaku sadar dan peduli. Pada tahap penyadaran ini adalah tahapan persiapan dalam proses pemberdayan dimana pihak yang terlibat dalam kegiatan pemberdayaan berusaha menciptakan proses pemberdayaan yang efektif. Kedua, tahap transformasi kemampuan berupa wawasan pengetahuan, kecakapan-keterampilan dan memberikan keterampilan dasar sehingga dapat mengambil peran di dalam pembangunan. Ketiga, tahap peningkatan kemampuan intelektual, kecakapan- keterampilan sehingga terbentuklah kemampuan kemandirian. Tahap ini merupakan tahap pengayaan atau peningkatan intelektualitas dalam kecakapan-keterampilan yang diperlukan, supaya mereka dapat membentuk kemampuan kemandirian.

b. Pengertian Pemberdayaan Perempuan