Tujuan Pembinaan Warga Binaan Pemasyarakatan

37 pembentukan sumber daya manusia yang berkualitas dan ikut berperan dalam pembangunan bangsa. Maka dari itu dilakukan pembinaan kepada warga binaan pemasyarakatan selama berada di dalam Lapas sebagai bentuk pemenuhan hak sebagai warga binaan. Seperti yang sudah dijelaskan dalam pasal 6 Undang-undang No. 12 Tahun 1995, bahwa “pembinaan warga binaan pemasyarakatan dilakukan di LAPAS dan pembimbingan warga binaan pemasyarakatan dilakukan oleh BAPAS”. Sistem pembinaan pemasyarakatan menurut Undang-undang No.12 Tahun 1995 Pasal 5 dilaksanakan berdasarkan asas : a Pengayoman; b Persamaan perlakuan dan pelayanan; c Pendidikan; d Pembimbingan; e Penghormatan harkat dan martabat manusia; f Kehilangan kemerdekaan merupakan satu-satunya penderitaan; dan g Terjaminnya hak untuk tetap berhubungan dengan keluarga dan orang-orang tertentu.

b. Tujuan Pembinaan Warga Binaan Pemasyarakatan

Perkembangan pembinaan untuk warga binaan pemasyarakatan berkaitan erat dengan tujuan pemidanaan. Tujuan perlakuan terhadap warga binaan di Indonesia mulai tampak sejak tahun 1964 saat diadakan konferensi kepenjaraan di Lembaga, bahwa tujuan pemidanaan adalah 38 pemasyarakatan, jadi mereka yang menjadi warga binaan masyarakat bukan lagi dibuat jera akan tetap dibina untuk kemudian dimasyarakatkan. Secara umum pembinaan yang dilakukan kepada warga binaan pemasyarakatan bertujuan agar mereka dapat menjadi manusia seutuhnya sebagaimana yang telah menjadi arah pembangunan nasional melalui jalur pendekatan : 1 Memantapkan iman ketahanan mental mereka. 2 Membina mereka agar mampu berintegrasi secara wajar di dalam lembaga pemasyarakatan dan kehidupan yang lebih luas masyarakat setelah menjalani pidananya. Secara khusus pembinaan yang dilakukan kepada warga binaan pemasyarakatan ditujukan agar selama masa pembinaaan dan setelah seleai menjalankan masa pidananya : 1 Berhasil memantapkan kembali harga diri dan kepercayaan dirinya serta bersikap optimis akan masa depannya. 2 Berhasil memperoleh pengetahuan, minimal keterampilan untuk bekal mampu hidup mandiri dan berpartisipasi dalam kegiatan pembangunan nasional. 3 Berhasil menjadi manusia yang patuh hukum yang tercermin pada sikap dan perilakunya yang tertib, disiplin, serta mampu menggalang rasa kesetiakawanan social. 4 Berhasil memiliki jiwa dan semangat pengabdian terhadap bangsa dan Negara Departemen Kehakiman dan HAM RI, 2004 : 56-57 39 Walaupun demikian, dalam rangka memudahkan warga binaan pemasyarakatan untuk berinteraksi kembali dan menyesuaikan diri dengan kehidupan masyarakat, maka tetap perlu adanya interaksi antara warga binaan pemasyarakatan dengan pembinaan yang bertujuan agar warga binaan pemasyarakatan dapat merasakan bahwa sebagai pribadi dan warga Negara Indonesia, mampu berbuat sesuatu untuk kepentingan bangsa dan Negara. Selain itu, warga binaan pemasyarakatan dapat menjadi unsur pemasyarakatan yang mampu menciptakan opini dan citra pemasyarakatan yang baik.

c. Metode Pembinaan Warga Binaan Pemasyarakatan