Produk yang Dihasilkan Warga Binaan Perempuan Setelah

106 mempunyai rencana untuk membuka usaha ketika kembali berinteraksi di masyarakat. Rencana tersebut dipilih karena adanya ketidakmungkinan mereka untuk kembali bekerja seperti profesi sebelum mereka masuk Lembaga Pemasyarakatan. Hal tersebut menjadi bukti bahwa para warga binaan perempuan yang mengikuti pembinaan keterampilan mempunyai keinginan untuk mandiri dengan wawasan dan kecakapan keterampilan yang mereka miliki.

b. Produk yang Dihasilkan Warga Binaan Perempuan Setelah

Mengikuti Pembinaan Keterampilan Dengan adanya program pemberdayaan perempuan untuk para warga binaan perempuan yang berada di Lembaga Pemasyarakatan seharusnya memiliki manfaat yang dapat dijadikan bekal untuk mereka jika sudah bebas serta membuat mereka tidak akan mengulangi tindak kriminal kembali dengan alasan faktor ekonomi. Dengan dilaksanaknnya pembinaan keterampilan untuk para warga binaan perempuan tentunya diharapkan dapat memfasilitasi serta menyalurkan bakat, minat serta potensi yang dimiliki oleh para warga binaan perempuan sehingga memiliki hasil yang sesuai dengan tujuan pemberdayaan perempuan itu sendiri. Adapun kegiatan Pembinaan Keterampilan yang dilaksanakan di Lapas Wirogunan yakni Pembinaan Keterampilan Menjahit, Merajut, Membatik dan Handycraft. Kegiatan tersebut sebelumnya telah dilakukan identifikasi minat dan bakat calon warga binaan terlebih dahulu. Adapun hasil 107 barang atau produk yang dihasilkan warga binaan perempuan yang mengikuti pembinaan keterampilan yakni seperti yang diungkapkan oleh Bapak “AM”selaku Petugas Pemasyarakatan, yaitu : “Sudah banyak sih mbak kalau produk yang mereka hasilkan, macem-macem. Kalau setau saya produk yang pernah dipasarkan itu ada tas rajut, ada selendang batik, sprei dan bunga hias dari manik-manik dan itu mereka yang buat sendiri” Diperkuat dengan pernyataan “BN” selaku warga binaan perempuan yang mengikuti pembinaan keterampilan menjahit, yaitu : “Kebetulan kan saya ikut menjahit ya mbak, jadi ya produk yan pernah saya buat ada tas kain kayak gitu mbak, sprei juga ada, itu yang baru saya buat ada sandal biasa tak hias pakai kain batik mbak. Jadi ya sebenernya kreatifitas kita aja mbak mau buat apa aja, nanti bahannya dari sini” Hal serupa juga diungkapkan oleh “SL selaku warga binaan perempuan yang mengikuti pembinaan keterampilan membatik, yaitu : “Ya yang dihasilkan saat ini ya cuma selendang batik mbak, yang ini rencana nanti saya buat mukena sama baju. Kalo yang kemaren-kemaren baru selendang aja” Hal tersebut juga diungkapkan oleh “SM” selaku warga binaan perempuan yang mengikuti pembinaan keterampilan merajut, yaitu : “Kalau yang ikut merajut ya kebanyakan dijadiin tas rajut mbak, lumayan banyak yang pesen. Kalo sekarang saya kan pindah ke batik, paling ya biasanya dibuat slendang, baju, mukena gitu mbak” Dari hasil wawancara tersebut dapat disimpulkan bahwa produk yang dihasilkan warga binaan perempuan setelah mengikuti pembinaan keterampilan di Lapas Wirogunan bermacam-macam, yaitu tas rajut, selendang batik, sprei, dompet, bunga hias dan lain-lain. 108 Warga binaan perempuan membuat barang atau produk tersebut sesuai dengan keterampilan yang diikuti dan kreatifitas masing-masing.

5. Faktor Pendukung dan Penghambat Pelaksanaan Pembinaan