24 mengulangi kesalahan yang sama lagi dan dapat bersosialisasi dan berperan
kembali di masyarakat Ada beberapa tahap yang harus dilakukan dalam kegiatan
pemberdayaan, yaitu Pertama, tahap penyadaran dan pembentukan perilaku menuju perilaku sadar dan peduli. Pada tahap penyadaran ini adalah tahapan
persiapan dalam proses pemberdayan dimana pihak yang terlibat dalam kegiatan pemberdayaan berusaha menciptakan proses pemberdayaan yang
efektif. Kedua, tahap transformasi kemampuan berupa wawasan pengetahuan, kecakapan-keterampilan dan memberikan keterampilan dasar sehingga dapat
mengambil peran di dalam pembangunan. Ketiga, tahap peningkatan kemampuan intelektual, kecakapan- keterampilan sehingga terbentuklah
kemampuan kemandirian. Tahap ini merupakan tahap pengayaan atau peningkatan intelektualitas dalam kecakapan-keterampilan yang diperlukan,
supaya mereka dapat membentuk kemampuan kemandirian.
b. Pengertian Pemberdayaan Perempuan
Di Indonesia jumlah populasi perempuan tergolong besar, atas dasar inilah perempuan menjadi salah satu komponen pembangun bangsa yang
penting dan potensial sebagai agen perubahan maupun subyek pembangunan. Perempuan memiliki peran dalam segala bidang seperti bidang ekonomi,
bidang pendidikan serta bidang social budaya selain berperan dalam keluarga. Oleh karena itu, perlu untuk dilakukan pemberdayaan agar para perempuan
menjadi pribadi yang berkualitas atas kemampuan dan potensi yang dimiliki sehingga kaum perempuan tidak lagi dipandang sebagai makhluk yang lemah.
25 Menurut Hubeis 2010: 125, pember-dayaan perempuan adalah
“upaya memper-baiki status dan peran perempuan dalam pembangunan bangsa, sama halnya dengan kualitas peran dan kemandirian organisasi
perempuan”. Daulay 2006: 7 menyam-paikan bahwa program
pemberdayaan perempuan di Indonesia pada hakekatnya telah dimulai sejak tahun 1978. Dalam perkembangannya upaya dalam kerangka pemberdayaan
perempuan ini secara kasat mata telah menghasilkan suatu proses pe- ningkatan dalam berbagai hal. Seperti peningkatan dalam kondisi, derajat, dan
kualitas hidup kaum perempuan di berbagai sektor strategis seperti bidang pendidikan, ketenagakerjaan, ekonomi, kesehatan dan keikutsertaan ber-KB.
Menurut Karl M. dalam Onny S. Prijono dan A.M.W. Pranarka, 1996: 63 pemberdayaan perempuan dipandang sebagai suatu proses
kesadaran dan pembentukan kapasitas capacity building terhadap partisipasi yang lebih besar, kekuasaan, dan pengawasan pembuatan keputusan yang
lebih besar, dan tindakan transformasi agar menghasilkan persamaan derajat yang lebih besar antara perempuan dan laki-laki. Upaya pemberdayaan
perempuan dapat dilakukan dengan usaha menyadarkan dan membantu mengembangkan potensi yang ada, sehingga menjadi manusia yang mandiri.
Bahkan berarti bahwa perempuan mendominasi atau membuat kekuasaan dari laki-laki, akan tetapi dalam arti mengembnagkan diri dan menentukan nasib
sendiri dengan kebersamaan. Konsep kesetaraan juga perlu dikembangkan agar tidak terjadi perselisihan.
26 Menurut Andi Hanindito, pemberdayaan perempuan merupakan upaya
peningkatan kemampuan perempuan dalam memeperoleh akses dan control terhadap semua sumber daya dalam seluruh aspek kehidupan Andi
Hanindito, 2011 : 11. Sedangkan Menurut Onny S. Prijono menyatakan bahwa “proses pemberdayaan perempuan merupakan tindakan usaha
perbaikan atau peningkatan ekonomi, social budaya, politik dan psikologi baik secara individual maupun kolektif yang berbeda menurut kelompok etnik
dan kelas social. Menurut Kementerian Negara Pemberdayaan Perempuan ada empat
kelompok perempuan yang perlu menjadi perhatian yaitu kelompok perempuan yang sama sekali tidak mampu dan tidak memiliki sumber-sumber
karena beban kemiskinan, perempuan yang memiliki sumber-sumber tetapi belum tidak berusaha untuk meningkatkan dirinya, perempuan yang telah
melakukan usaha namun tidak memiliki sumber-sumber, dan perempuan yang telah memiliki kemampuan dan peran serta mampu memanfaatkan sumber-
sumber. Kelompok yang terakhir merupakan kelompok yang sudah berdaya dan mungkin sudah terbuka pikirannya dan merdeka. Proses pemberdayaan
diri pada perempuan akan menjadi lebih cepat jika perempuan ikut serta dalam proses pengambilan keputusan.
Winarni dalam Ambar T. Sulistiyani, 2004 : 79 mengungkapkan bahwa inti dari pemberdayaan meliputi tiga hal, yaitu sebagai berikut :
27 1
Pengembangan enabling Pada hakikatnya pemberdayaan merupakan penciptaan suasana
atau iklim yang memungkinkan potensi masyarakat berkembang. Logika ini didasarkan pada asumsi bahwa tidak ada masyarakat yang sama
sekali tidak memiliki daya setiap masyarakat yang sama sekali tidak memiliki daya setiap masyarakat pasti memiliki daya, akan tetapi
kadang-kadang mereka tidak menyadari, atau daya tersebut masih belum dapat diketahui secara eksplisit, sehingga daya harus digali dan
kemudian dikembangkan. 2
Memperkuat potensi atau daya empowering Pemberdayaan adalah upaya untuk membangun daya dengan
cara mendorong, memotivasi dan membangkitkan kesadaran akan potensi yang dimiliki serta berupaya untuk mengembangkannya.
3 Terciptanya kemandirian
Pemberdayaan hendaknya jangan menjabak masyarakat dalam perangkap ketergantungan chaity, pemberdayaan sebaiknya harus
mengantarkan pada proses kemandirian. Berdasarkan beberapa pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa pada
dasarnya pemberdayaan mencakup berbagai aspek yang nantinya akan mempengaruhi kehidupan individu atau kelompok. Pemberdayaan perempuan
adalah salah satu upaya yang dilakukan untuk menggali potensi yang dimiliki perempuan yang dapat digunakan sebagai bekal hidup, mengembangkan,
memantapkan atau menguatkan potensi tersebut. Sehingga dengan adanya
28 pemberdayaan tersebut, kaum perempuan dapat menjadi mandiri dan mampu
berpartisipasi dalam pembangunan dengan memanfaatkan potensi yang dimiliki.
Berbagai konsep pemberdayaan perempuan yang telah diuraikan di atas merujuk pada kemampuan individu, khususnya pada kelompok perempuan
yang dipandang lemah dalam aspek tertentu. Salah satunya adalah kelompok perempuan yang bersatus sebagai warga binaan pemasyarakatan atau
narapidana di Lapas Wirogunan. Oleh karena itu, Lapas Wirogunan menyelenggarakan program pemberdayaan perempuan melalui pembinaan
keterampilan yang dapat bermanfaat bagi para warga binaan pemasyarakatan perempuan setelah keluar nanti agar dapat turut serta dalam melaksanakan
pembangunan bangsa melalui keterampilan yang dimilikinya.
c. Tujuan Pemberdayaan Perempuan