27
Ketujuh, faktor lingkungan. Faktor lingkungan mempunyai pengaruh yang besar terhadap keberhasilan belajar para siswa pada umumnya. Faktor lingkungan
berupa lingkungan fisik dan lingkungan sosial. Lingkungan fisik menyangkut pengaturan dan penataan ruang kelas serta sarana dalam pembelajaran menyimak.
Lingkungan sosial mencakup suasana yang mendorong anak-anak untuk mengalami, mengekspresikan, serta mengevaluasi ide-ide.
Kedelapan, faktor peranan dalam masyarakat. Kemampuan menyimak dapat juga dipengaruhi oleh peranan dalam masyarakat. Peranan dalam masyarakat
menjadi faktor penting bagi peningkatan kegiatan menyimak. Faktor-faktor di atas harus diperhatikan dalam pembelajaran menyimak
ceramah keagamaan. Semua faktor tersebut menunjang peningkatan keterampilan menyimak, khususnya menyimak ceramah keagamaan.
2.2.1.5 Kendala dalam Menyimak
Kendala-kendala dalam menyimak menurut Russel Back dalam Tarigan 1994: 82-86, ada tujuh yaitu 1 keegosentrisan, 2 keengganan ikut terlibat, 3
ketakutan akan perubahan, 4 keinginan menghindari pertanyaan, 5 puas terhadap penampilan eksternal, 6 pertimbangan yang prematur, dan 7
kebingungan semantik. Keegosentrisan adalah sifat mementingkan diri sendiri atau sering disebut
egois. Di dunia ini banyak orang yang mempunyai sifat seperti itu, mereka cenderung tidak perduli dengan lingkungan sekitarnya. Biasanya orang egois itu
tidak mau bergaul dengan orang banyak, kalaupun bergaul mereka harus menang artinya orang lain harus menuruti keinginannya dan harus mau mengalah. Padahal
28
kalau mereka diminta untuk memahami orang lain tidak mau. Sifat inilah yang bisa menjadi kendala dalam kegiatan menyimak.
Keengganan ikut terlibat, artinya seorang penyimak tidak mau terlibat dengan pembicara. Padahal dalam kegiatan menyimak seorang penyimak mau
tidak mau harus terlibat agar kegiatan menyimak dapat berjalan dengan lancar. Jika mereka enggan untuk terlibat, bagaimana mungkin bisa menjadi penyimak
yang baik. Hal itu juga menjadi kendala dalam kegiatan menyimak. Ketakutan akan perubahan, pada kendala ini seseorang harus mau mengubah
pendapatnya apabila pendapat itu memang tidak sesuai dan harus bisa menerima pendapat dari orang lain, maka mereka tidak akan menjadi penyimak yang baik.
Keinginan menghindari pertanyaan, dalam kendala ini penyimak takut apabila jawaban yang ia utarakan salah. Hal ini menjadi kendala dalam kegiatan
diskusi disaat pembelajaran menyimak. Jika ingin menjadi penyimak yang efektif maka harus menghilangkan rasa takut pada dirinya.
Puas terhadap penampilan eksternal, sifat cepat puas didalam kegiatan menyimak itu tidak baik. Misalnya jika mengungkapkan gagasan dan ada orang
lain yang mengangguk-anggukkan kepalanya, padahal saat itu belum selesai berbicara. Dengan keadaan yang seperti itu apabila sudah merasa senang dan
puas maka itu dikatakan sebagai kendala, sebab kita sudah puas dengan penampilan luarnya saja.
Pertimbangan yang prematur, jika seseorang yang selalu mempertimbangkan dan mengambil keputusan dengan pemikiran yang tidak matang maka akan
29
membuatnya merasa tertekan. Orang yang mempunyai tipe seperti ini bukanlah penyimak yang efektif, karena sifat itu akan menghalangi cara berpikirnya.
Kebingungan semantik, dalam kebingungan semantik ini biasanya penyimak tidak mengerti dan tidak paham terhadap apa yang dibicarakan oleh pembicara.
Hal tersebut bisa terjadi karena kosakata yang dimiliki oleh si penyimak terlalu sedikit. Untuk itu, apabila seseorang ingin menjadi penyimak yang baik harus
menguasai kosakata yang cukup agar bisa memahami maksud dari si pembicara.
2.2.1.6 Pemillihan Bahan dalam Pembelajaran Menyimak