Hakekat Pendidikan Kewarganegaraan KAJIAN PUSTAKA

21 Dalam proses pembelajaran secara langsung, konsep dan prinsip diberikan melalui pengalaman nyata seperti merasakan, meraba, mengoperasikan,melakukan sendiri, dan lain sebagainya. Selain itu pengalaman itu bisa dilakukan dalam bentuk kerja sama dan interaksi dalam kelompok. 3. Keterlibatan siswa dalam mencari dan memanfaatkan setiap sumber belajar yang tersedia yang dianggap relevan dengan tujuan pembelajaran. 4. Adanya keterlibatan siswa dalam melakukan prakarsa seperti menjawab dan mengajukan pertanyaan, berusaha memecakan masalah yang diajukan atau yang timbul selama proses pembelajaran berlangsung. 5. Terjadinya interaksi yang multi arah, baik antara siswa dengan siswa atau guru dengan siswa. Interaksi ini juga ditandai dengan keterlibatan semua siswa secara merata. Artinya pembicaraan atau proses tanya jawab tidak didominasi oleh siswa-siswa tertentu. Sesuai dengan penjelasan dari bentuk-bentuk di atas maka dalam pelaksanaan kegiatan belajar mengajar sangat dibutuhkan guna mengaktifkan siswa agar mampu menciptakan pembelajaran yang efektif dan tidak hanya berfokus pada guru saja.

D. Hakekat Pendidikan Kewarganegaraan

1. Pengertian Kewarganegaraan Hamid Darmadi 2012: 7 menyatakan bahwa kewarganegaraan dalam bahasa Latin disebut “CIVIS’’ selanjutnya dari kata “CIVIS” ini dalam bahasa 22 Inggris disebut “Civic” artinya mengenai warga negara atau kewarganegaraan. Selain itu menurut Cogan Derricott Dalam Winarno Narmoatmojo, dkk 2015: 29 mendefinisikan kewarganegaraan sebagai ‘’a set of characteristic of being a citizen’’. Kewarganegaraan sebagai seperangkat karakteristik dari seorang warga. Karakteristik atau atribut kewarganegaraan attribute of citizenship itu meliputi: 1 Sense of identifi perasaan akan identitas, 2 The enjoiment of certain rights pemilikan hak-hak tertentu, 3 The fulfillment of corresponding obligations pemahaman kewajiban-kewajiban yang sesuai, 4 A degree of interest and involvement in publich affair tingkat ketertarikan dan keterlibatan dalam masalah public, dan 5 An acceptance of basic social values penerimaan terhadap nilai- nilai sosial dasar. Sehingga dapat dipahami bahwa seseorang dapat dikatakan sebagai warga negara apabila memiliki pemahaman akan identitas berupa siapakah yang dapat disebut sebagai warga negara dan bagaimana cara memperoleh atau kehilangan kewarganegaraan di negara itu. Selanjutnya mengenai hak dan kewajiban dimuat dalam praturan perundangan negara serta peran atau partisipasi warga mencakup di berbagai bidang kehidupan negara. Sedangkan kepemilikan nilai bersama merupakan nilai yang dikembangkan dan diterima warga negara di negara tersebut. Sedangkan menurut Undang-Undang No 20. 12 Tahun 2006 tentang kewarganegaraan Republik Indonesia, kewarganegaraan adalah segala hal ikhwal yang berhubungan dengan warga negara. Hal ikhwal tersebut merupakan isi dari warga negara itu sendiri yang meliputi: identitas, hak, kewajiban, peran serta partisipasi, dan kepemilikan nilai sosial bersama Winarno Narmoatmojo 2015: 30. 23 Merujuk dari pendapat para ahli di atas menunjukan bahwa kewarganegaraan merupakan identitas dari seseorang sebagai warga yang memiliki kesamaan hak politik yang sama dengan warga yang lain dalam satu negara. Dengan kata lain kewarganegaraan mengarah pada bentuk hubungan ikatan antara seseorang dengan negaranya. 2. Pengertian Pendidikan Kewarganegaraan Menurut Fathurrohman dan Wuri Wuryandani 2011: 33 menyatakan bahwa PKn memiliki peranan yang sengat penting dalam menyiapkan warga negara yang berkualitas, sehingga warga negara dapat berpartisipasi aktif, diperlukan bekal pengetahuan dan keterampilan, pengalaman praktis, dan pemahaman tentang pentingnya warga negara. Lebih dari itu PKn juga memiliki tugas dalam mengembangkan pendidikan demokrasi dengan mengemban tiga fungsi pokok yakni mengembangkan kecerdasan warga negara civic intelligence, membina tanggung jawab warga negara civic responsibility dan mendorong partisipasi warga civic participation. Selain itu Winarno Narmoatmojo 2015: 15 menyatakan bahwa Pendidikan Kewarganegaraan merupakan pendidikan yang mencakup Pancasila, Undang-Undang Dasar Negara Repoblik Indonesia Tahun 1945, Negara Kesatuan Repoblik Indonesia NKRI, dan Bhineka Tunggal Ika untuk membentuk warga negara yang memiliki rasa kebangsaan dan cinta tana air. Sehingga dapat dipahami bahwa secara kurikuler PKn dirancang sebagai subjek pembelajaran yang bertujuan untuk mengembangkan potensi individu agar menjadi warga negara Indonesia yang berakhlak mulia, cerdas, 24 partisipasif, dan bertanggung jawab. Secara teoritik PKn dirancang sebagai subjek pembelajaran yang memuat dimensi-dimensi kognitif, afektif, dan psikomotorik yang bersifat konfluen atau saling berpenetrasi dan terintegrasi dalam konteks substansi ide, nilai, konsep, dan moral pancasila, kewarganegaraan yang demokratis, dan bela negara. PKn secara pragmatik dirancang sebagai subjek pembelajaran yang menekankan pada isi yang mengusung nilai-nilai content embedding values dan pengalaman belajar learning experiences dalam bentuk berbagai prilaku yang perlu diwujudkan dalam kehidupan sehari-hari dan merupakan tuntunan hidup bagi warga negara dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara sebagai penjabaran lebih lanjut dari ide, nilai, konsep, dan moral Pancasila, kewarganegaraan yang demokratis, dan bela negara Sunarsono, dkk 2006: 1-2. Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa PKn sebagai salah satu mata pelajaran yang sengat penting karna mempersiapkan warga negara agar dapat menjadi waga negara yang baik dengan memiliki sikap dan tanggung jawab serta berprilaku briman dan bertaqwa terhadap Tuhan yang Maha Esa, berbudi pekerti luhur, bersikap rasional dan sadar akan hak dan kewajibannya sebagai warga negara serta memiliki kesadaran dalam bela negara. 3. Funsi dan tujuan Pendidikan Kewarganegaraan Pendidikan Kewarganegaraan secara umum merupakan salah satu bidang kajian yang mengemban misi nasional untuk mencerdaskan kehidupan 25 bangsa. Fungsi PKn menurut Sunarso, dkk 2006: 5 adalah sebagai wahana untuk membentuk warga negara yang cerdas, terampil, dan berkarakter yang setiah kepada bangsa dan negara Indonesia dengan merefleksikan dirinya dalam kebiasaan berfikir dan bertindak sesuai dengan amanat Pancasila dan UUD 1945. Sedangkan tujuan Pendidikan Kewarganegaraan menurut Fathurrohman Wuri Wuryandani, 2010:7-8 adalah agar peserta didik memiliki kemampuan-kemampuan sebagai berikut: 1 Berfikir secara kritis, rasional dan kreatif dalam menanggapi isu kewarganegaraan. 2 Berpartisipasi secara aktif dan bertanggung jawab, dan bertindak secara cerdas dalam kegiatan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara, serta anti korupsi. 3 Berkembang secara positif dan demokratis untuk membentuk diri berdasarkan karakter-karakter masyarakat Indonesia agar dapat hidup bersama dengan bangsa-bangsa lainnya. 4 Berinteraksi dengan bangsa-bangsa lain dalam peraturan dunia secara langsung atau tidak langsung dengan memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi. Sejalan dengan itu Hamid Darmadi 2012: 30 mengungkapkan tujuan PKn secara garis besar yaitu untuk meningkatkan kesadaran dan kemampuan diri pribadi siswa sebagai insan pancasila dan meningkatkan diri siswa sebagai warga negara yang Pancasialis yang mahir dalam 26 hubungan sosial. Oleh sebab itu maka PKn memiliki peranan yang sangat penting dalam mengembangkan dan membina sikap individu agar dapat berperan penting dalam kehidupan bebangsa dan bernegara dengan baik sesuai yang diharpkan.

E. Kerangka Berpikir

Dokumen yang terkait

Penerapan model pembelajaran problem based learning (PBL) untuk meningkatkan aktivitas belajar siswa

2 9 120

Implementasi Model PBL Untuk Meningkatkan Keterampilan Membaca Siswa Kelas IV SD Insan Teladan Parung Bogor

0 3 128

PENINGKATAN PARTISIPASI BELAJAR IPA MELALUI PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN PBL (Problem Based Learning) Peningkatan Partisipasi Belajar Ipa Melalui Penerapan Strategi Pembelajaran Pbl (Problem Based Learning) Pada Siswa Kelas V SDN 3 Tanjungrejo Tahun

0 1 13

PENERAPAN STRATEGI PROBLEM BASED LEARNING UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR Penerapan Strategi Problem Based Learning Untuk Meningkatkan Aktivitas Belajar Matematika Siswa Kelas IV SD Negeri I Baleharjo Tahun Ajaran 2012/ 2013.

0 2 15

PENERAPAN STRATEGI PROBLEM BASED LEARNING UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR Penerapan Strategi Problem Based Learning Untuk Meningkatkan Aktivitas Belajar Matematika Siswa Kelas IV SD Negeri I Baleharjo Tahun Ajaran 2012/ 2013.

0 3 12

PENERAPAN STRATEGI PROBLEM BASED LEARNING (PBL) UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR MATEMATIKA PENERAPAN STRATEGI PROBLEM BASED LEARNING (PBL) UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR MATEMATIKA PADA SISWA KELAS V SD NEGERI KRAJAN TAHUN AJARAN 2010/2011.

0 2 18

PENERAPAN PROBLEM BASED LEARNING(PBL) UNTUK MENINGKATKAN PARTICIPATION SKILLS SISWA PADA PELAJARAN PKN KELAS V, SDN KARANGGONDANG, SEWON, BANTUL, YOGYAKARTA.

0 0 136

The Effect of Problem Based Learning PBL

0 0 6

The effects of PBL Problem Based Learnin

0 0 2

BAB IV n Efektivitas model pembelajaran

0 1 25