Latar Belakang Masalah PENDAHULUAN

1

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pembelajaran di sekolah selain menyampaikan materi dan memberikan bekal pengetahuan kepada siswa juga merupakan salah satu wahana bagi siswa dalam mengembangkan kepribadian dan keterampilan untuk siap menghadapi persoalan-persoalan dalam kehidupannya dan mampu untuk menyelesaikan persoalan-persoalan peserta didik. Dalam mengembangkan keterampilan dan pengatahuan, siswa tidaklah pasif tetapi lebih dituntut untuk selalu aktif. Keikut sertaan siswa dalam belajar secara aktif tidak hanya melibatkan aktivitas fisik saja melainkan juga melibatkan aktivitas mental sehingga dapat memberikan pengetahuan yang berharga bagi peserta didik. Pelaksanaan kegiatan pembelajaran di sekolah dasar yang perlu diketahui oleh seorang guru yaitu harus mampu mengelola pembelajaran dengan tepat yang dapat melibatkan semua siswa untuk berpartisipasi secara aktif dalam mengikuti proses belajar mengajar. Guru akan memposisikan dirinya sebagai fasilitator dan memberikan kemudahan dalam proses pembelajaran to facilitate of learning kepada peserta didik Isriani Hardini dan Dewi Puspitasari, 2012:83. Pendidikan Kewarganegaraan PKn merupakan salah satu bidang kajian yang mengemban misi nasional. pembelajaran PKn menurut BSNP 2006, memiliki karakteristik sebagai berikut: 1 melatih siswa berpikir kritis; 2 melatih siswa mengenal, memilih dan memecahkan masalah sendiri; 3 melatih siswa untuk berpikir sesuai dengan kenyataan; 4 melatih siswa untuk berpikir dan bersosialisasi dengan lingkungan sekitar. Pelajaran PKn di sekolah dasar 2 mengajarkan konsep-konsep untuk membentuk warga negara yang baik sehingga siswa dapat memiliki sikap dan tanggung jawabnya serta memiliki kesadaran dan wawasan dalam kehidup bermasyarakat. Sunarso dkk 2008:2 mengungkapkan bahwa pelaksanaan PKn saat ini tidak mengarah pada misi sebagaimana seharusnya. Beberapa indikasi yang menunjukan salah arah tersebut antara lain adalah : proses pembelajaran dan penilaian dalam PKn lebih ditekankan pada dampak instruksional instructional effects yang terbatas pada penguasaan materi content mastry atau dengan kata lain hanya ditekankan pada dimensi kognitif saja. Pengembangan dimensi- dimensi lainnya efektif dan pskomotorik belum mendapatkan perhatian sebagaimana mestinya. Selain itu pengelolaan kelas belum mampu menciptakan suasana kondusif dan produktif untuk memberikan pengalaman belajar kepada siswa melalui pelibatanya secara proaktif dan interaktif sehingga berakibat pada kurangnya pengalaman belajar yang bermakna meaningful learning untuk mengembangkan kehidupan dan prilaku siswa. Sehingga tujuan dalam pembelajaran PKn belum tercapai secara utuh. Berdasarkan hal di atas, maka pembelajaran PKn adalah pembelajaran yang bertujuan untuk melakukan proses pembangunan karakter bangsa. Harapannya dalam melaksanakan proses pembelajaran harus membantu siswa untuk menghadapi berbagai masalah kehidupan, baik fisik maupun sosial budaya di lingkungan sosial kehidupan siswa. Untuk mencapai hal tersebut, maka diperlukan kombinasi antar komponen pembelajaran baik itu guru, siswa, model metode, strategi pembelajaran, sarana, dan lain sebagainya. Hal penting agar 3 pembelajaran PKn dapat dikemas dengan menarik, tidak membosankan dan mudah diterima oleh siswa salah satunya adalah kemampuan guru dalam mengembangkan materi pembelajaran PKn dan menentukan strategi pembelajaran yang demokratif kreatif, dimana siswa terlibat langsung sebagai subjek maupun objek pembelajaran dalam hal ini strategi pembelajaran yang digunakan guru haruslah memiliki kadar keterlibatan siswa setinggi mungkin sehingga tujuan pembelajaran akan tercapai. Partisipasi aktif siswa dalam pembelajaran sangat penting karena dalam proses pembelajaran berlangsung, terjadi interaksi antara siswa dengan guru ataupun dengan sumber belajar lainnya. Partisipasi aktif siswa ini menandakan bahwa proses pembelajaran yang berlangsung di kelas tidak berjalan satu arah saja. Hal ini akan menciptakan suasana pembelajaran yang kondusif karena siswa merasa tertarik dan antusias dalam mengikuti pembelajaran. Namun fakta di lapangan menunjukan bahwa partsipasi aktif siswa dalam proses pembelajaran PKn masih belum tampak. Hal ini terjadi di kelas IV SD N Sawit Sewon Bantul. Kurangnya partisipasi aktif tersebut ditandai dengan hasil observasi dan wawancara peneliti yang dilaksanakan pada tanggal 10 Desember 2015. Peneliti menemukan bahwa lebih dari setengah siswa belum berpartisipasi secara aktif pada saat mengikuti proses pembelajaran yaitu seluruh siswa kelas IV yang berjumlah 33 orang yang belum berpartisipasi secara aktif yaitu 19 siswa. Selain itu dalam proses pembelajaran jarang sekali ditemukan aktifitas siswa bertanya atau berkomentar terkait materi yang diajarkan. Siswa cenderung hanya duduk diam dan mendengarkan penjelasan dari guru. Guru juga menjelaskan 4 bahwa terkadang siswa suka bercerita dengan teman di sampingnya saat proses pembelajaran berlangsung. Menurut penjelasan guru penggunaan strategi dalam mengajar PKn kurang bervariasi sehingga meninbulkan kejenuhan serta kurang mengaktifkan siswa dalam proses pembelajaran. Menurut Dunn dan Dunn Miftahhul Huda, 2013:7 mengungkapkan bahwa agar pembelajaran menjadi efektif, pembelajaran harus dipahami lebih dari sekedar penerimaan pasif pengetahuan, melainkan seorang secara aktif terlibat dalam proses pembelajaran yang diarahkan oleh guru menuju lingkungan kelas yang nyaman dan kondisi emosional, sosiologis, psikologis, dan fisiologis yang kondusif. Dengan kata lain bahwa dalam proses pembelajaran berlangsung siswa selalu senang dalam belajar dan terhindar dari tekanan atau paksaan sehingga pembelajaran menjadi lebih menyenangkan serta mampu merangsang siswa untuk berpartisipasi secara aktif dalam proses pembelajaran. Untuk meningkatkan partisipasi aktif siswa dalam proses pembelajaran terutama pada mata pelajaran PKn kelas IV SD maka guru haruslah memilih untuk menggunakan strategi yang tepat. Misalnya strategi pembelajaran yang berbasis pada masalah atau PBL. Menurut Wina Sanjaya 2006:214 mengungkapkan bahwa strategi pembelajaran berbasis masalah atau Problem Based Learning merupakan strategi pembelajaran yang dapat digunakan untuk memperbaiki sistem pembelajaran. Menurut Barrow Miftahul Huda 2013:271 mengunkapkan bahwa Problem Based Learning sebagai pembelajaran yang diperoleh melalui proses menuju pemahaman akan resolusi suatu masalah dimana dalam proses 5 pembelajaran Problem based learning tidak mengharapkan siswa hanya sekedar mendengarkan, mencatat, kemudian menghafal materi pelajaran, akan tetapi melalui strategi ini siswa lebih berpartisipasi aktif dalam berpikir, berkomunikasi, mencari dan mengelola data dan akhirnya menyimpulkan sehinngga proses pembelajaran terkesan akan lebih menyenangkan. Andres Eni Wulandari, 2012:2 menyebutkan bahwa PBL adalah pembelajaran yang menyuguhkan berbagai situasi masalah yang autentik dan bermakna kepada siswa yang dapat berfunsi sebagai batu loncatan untuk infestigasi dan penyelidikan. Pemilihan penggunaan strategi pembelajaran PBL juga disesuaikan dengan karakteristik siswa kelas IV SD. Banyak aspek yang berkembang pada diri anak seperti aspek fisik, sosial, emosional, dan moral sehingga anak akan menemukan jati diri mereka dan juga harus ditunjang oleh lingkungan dan proses pembelajaran menuju kedewasaan. Siswa kelas IV sekolah dasar digolongkan ke dalam stadium operasional konkret, anak mampu melakukan aktivitas logis, mampu menyelesaikan masalah dengan baik tetapi masih sulit mengungkapkan sesuatu yang masih tersembunyi. Dengan berdiskusi dan berfikir sendiri dengan teman, diharapkan siswa lebih bisa memahami konsep, menambah pengetahuannya serta dapat menemukan kemungkinan solusi dari permasalahan Agus Suprijono, 2013: 91. Berdasarkan uraian di atas peneliti tertarik untuk melakukan penelitan yang berjudul ‘’Penerapan Strategi Pembelajaran Problem Based Learning untuk Meningkatkan Partisipasi Aktif Siswa Pada Mata Pelajaran PKn Kelas IV SD N Sawit, Sewon Bantul. 6

B. Identifikasi Masalah

Dokumen yang terkait

Penerapan model pembelajaran problem based learning (PBL) untuk meningkatkan aktivitas belajar siswa

2 9 120

Implementasi Model PBL Untuk Meningkatkan Keterampilan Membaca Siswa Kelas IV SD Insan Teladan Parung Bogor

0 3 128

PENINGKATAN PARTISIPASI BELAJAR IPA MELALUI PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN PBL (Problem Based Learning) Peningkatan Partisipasi Belajar Ipa Melalui Penerapan Strategi Pembelajaran Pbl (Problem Based Learning) Pada Siswa Kelas V SDN 3 Tanjungrejo Tahun

0 1 13

PENERAPAN STRATEGI PROBLEM BASED LEARNING UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR Penerapan Strategi Problem Based Learning Untuk Meningkatkan Aktivitas Belajar Matematika Siswa Kelas IV SD Negeri I Baleharjo Tahun Ajaran 2012/ 2013.

0 2 15

PENERAPAN STRATEGI PROBLEM BASED LEARNING UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR Penerapan Strategi Problem Based Learning Untuk Meningkatkan Aktivitas Belajar Matematika Siswa Kelas IV SD Negeri I Baleharjo Tahun Ajaran 2012/ 2013.

0 3 12

PENERAPAN STRATEGI PROBLEM BASED LEARNING (PBL) UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR MATEMATIKA PENERAPAN STRATEGI PROBLEM BASED LEARNING (PBL) UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR MATEMATIKA PADA SISWA KELAS V SD NEGERI KRAJAN TAHUN AJARAN 2010/2011.

0 2 18

PENERAPAN PROBLEM BASED LEARNING(PBL) UNTUK MENINGKATKAN PARTICIPATION SKILLS SISWA PADA PELAJARAN PKN KELAS V, SDN KARANGGONDANG, SEWON, BANTUL, YOGYAKARTA.

0 0 136

The Effect of Problem Based Learning PBL

0 0 6

The effects of PBL Problem Based Learnin

0 0 2

BAB IV n Efektivitas model pembelajaran

0 1 25