16
C. Tinjauan tentang Partisipasi aktif
1. Pengertian patisipasi aktif
Huneryear Hecman dalam Fitri yulia Widyastuti, 2012: 3 mendefinisikan partisipasi sebagai suatu keterlibatan mental dan emosional
individu dalam situasi kelompok yang mendorongnya memberi sumbangan terhadap tujuan kelompok serta membagi tanggung jawab kelompok bersama
mereka. Menurut George Terry dalam Taba Subekti, 2011:19 menyatakan bahwa partisipasi adalah turut sertanya individu baik secara mental dan
emosional untuk memberikan sumbangan-sumbangan dalam proses pembuatan keputusan, terutama mengenai persoalan dalam hal keterlibatan
individu yang bersangkutan dalam melaksanakan tanggung jawabnya untuk melakukan hal tersebut.
Menurut Martinis Yamin 2007:81. partisipasi aktif siswa dalam pembelajaran merupakan penekanan pembelajaran kompetensi, dimana
proses yang dilakukan menekankan tercapainya suatu tujuan indicator yang dikehendaki. Sejalan dengan itu Ketut Sudharma dan Eva M. Sakdiah 2007:
165 mengungkapkan bahwa partisipasi siswa dalam kelas dapat ditunjukan dengan keaktifanya dalam proses belajar mengajar, perhatian saat guru
menyampaikan materi dan menanyakan apa yang menjadi hambatan dalam pikirannya serta dapat berkomunikasi timbal balik dalam proses pembelajaran
berlangsung. Berdasarkan pendapat para ahli diatas maka dapat disimpulkan bahwa
partisipasi aktif siswa dalam pembelajaran sangatlah penting. Pengajar atau
17 guru tidak hanya melakukan kegiatan penyampaian pengetahuan,
keterampilan, dan sikap kepada siswa, akan tetapi guru harus mampu membawa siswa untuk aktif dalam berbagai bentuk belajar, berupa belajar
penemuan, belajar mandiri, belajar berkelompok, belajar memecahkan masalah, dan sebagainya.
2. Langkah-langkah mengembangkan Partisipasi Aktif
Dalam kegiatan belajar keterlibatan siswa dalam mengikuti proses pembelajaran sangat penting. Gargne dan Briggs, dalam Martinis
Yamin,2007: 83-84 menjelaskan rangkaian kegiatan yang dilakukan dalam kelas meliputi 9 aspek untuk mengembangkan aktifitas dan partisipasi aktif
siswa. Masing-masing di antaranya: 1
Memberikan motivisi atau menarik perhatian siswa, sehingga mereka berperan aktif dalam kegiatan pembelajaran.
2 Menjelaskan tujuan instruksional kemampuan dasar kepada siswa.
3 Mengingatkan kompetensi prasyarat.
4 Memberikan stimulus masalah, topik, dan konsep yang akan
dipelajari. 5
Memberi petunjuk kepada siswa cara mempelajarinya. 6
Memunculkan aktivitas, partisipasi siswa dalam kegiatan pembelajaran.
7 Memberikan umpan balik feed back
8 Melakukan tagihan-tagihan terhadap siswa berupa tes, sehingga
kemampuan siswa selalu terpantau dan terukur.
18 9
Menyimpulkan setiap materi yang disampaikan diakhir pembelajaran. Sedangkan menurut Paul D. Dierich, dalam Martinis Yamin, 2007:
85 membagi kegiatan belajar agar siswa dapat berpartisipasi secara aktif, masing-masing diantaranya: a kegiatan-kegiatan visual yang meliputi:
membaca, melihat gambar-gambar, mengamati eksperimen, demonstrasi, pemeran, dan mengamati orang lain bekerja atau bermain, b kegiatan-
kegiatan lisan oral meliputi: mengemukakan suatu fakta atau prinsip, menghubungkan suatu tujuan, mengajukan suatu pertanyaan, memberi
saran, mengemukakan pendapat, wawancara, diskusi, dan instrupsi, c kegiatan-kegiatan mendengarkan meliputi: mendengarkan penyajian
bahan, mendengarkan percakapan atau diskusi kelompok, mendengarkan suatu permainan, mendengarkan radio, d kegiatan-kegiata menulis
meliputi: menulis cerita, menulis laporan, memeriksa karangan, bahan- bahan kopi, membuat rangkuman, mengerjakan tes, dan mengisikan
angket, e kegiatan-kegiatan menggambar meliputi: menggambar, membuat grafik, chart, diagram peta, dan pola, f kegiatan-kegiatan
mental meliputi: merenung, mengingatkan, memecahkan masalah, menganalisis faktor-faktor, melihat hubungan-hubungan, dan membuat
keputusan, h kegiatan-kegiatan emosional meliputi: minat, membedakan, berani, tenang.
Berdasarkan pendapat
di atas
maka dalam
pelaksanaan pembelajaran, seorang guru harus melaksanakan kegiatan-kegiatan yang
melibatkan aktivitas fisik maupun mental dari peserta didik. Hal tersebut
19 dimaksud agar adanya interaksi antara guru dan siswa dalam proses
pembelajaran sehingga tujuan pembelajaran yang diharapkan dapat tercapai.
3. Faktor-faktor yang berpengaruh dalam menciptakan Partisipasi Aktif
Wina Sanjaya 2006: 139 ada 2 faktor yang memiliki peranan yang sangat penting dalam menciptakan partisipasi aktif dalam proses
pembelajaran diantaranya : a
Guru Dalam proses pembelajaran, guru merupakan ujung tombak yang
sangat menentukan terciptanya pembelajaran yang dapat mengaktifkan siswa dalam mengikuti proses pembelajara. Guru tidak berperan sebagai
satu-satunya sumber belajar yang bertugas menuangkan materi pelajaran kepada siswa, akan tetapi yang lebih penting adalah bagaimana
memfasilitasi agar siswa dapat belajar dan memahami materi dengan baik. Oleh karena itu maka guru dituntut untuk kreatif dan inovatif sehingga
mampu menyesuaikan kegiatan mengajarnya dengan gaya dan karakteristik belajar siswa.
b Sarana belajar.
Keberhasilan dalam menciptakan partisipasi aktif tidak terlepas dari ketersediaan sarana belajar. Yang termasuk ketersediaan sarana itu
meliputi ruang kelas, dan setting tempat duduk siswa, media dan sumber belajar.
20 Selain itu Mc Keachie dalam Dimyati, Martinis Yamin, 2007: 77
menyatakan bahwa ada 7 aspek yaitu : 1
Partisipasi siswa dalam menetapkan tujuan kegiatan pembelajaran. 2
Tekanan pada aspek afektif dalam belajar 3
Partisipasi siswa dalam kegiatan pembelajaran, terutama yang berbentuk interaksi antara siswa.
4 Kekompakan kelas sebagai kelompok belajar.
5 Kebebasan belajar yang diberikan kepada siswa, dan kesempatan
untuk berbuat serta mengambil keputusan penting dalam proses pembelajaran.
6 Pemberian waktu untuk menanggulangi masalah pribadi siswa baik
berhubungan maupun tidak berhubungan dengan pembelajaran. Sesuai pendapat dari beberapa ahli di atas maka dapat disimpulkan
bahwa pembelajaran yang dilaksanakan oeh guru bersama siswa di kelas harus lebih mengacuh pada peningkatan aktifitas dan partisipasi siswa
sehingga dengan melibatkan siswa secara aktif dalam proses pembelajaran maka kita juga mengembangkan kapasitas dan potensi yang dimiliki oleh
peserta didik secara penuh. 4.
Bentuk-bentuk partisipasi aktif Dalam pelaksanaan proses pembelajaran partisipasi aktif siswa sangan
dibutuhkan sehigga dapat menghindari situasi belajar yang hanya berpusat pada gurunya saja. Bentuk-bentuk partisipasi siswa dalam mengikuti
pelajaran menurut Wina Sanjaya 2006:143 antara lain: 1.
Adanya keterlibatan siswa baik secara fisik, mental, emosional, maupun intelektual dalam setiap proses pembelajaran. hal ini dapat dilihat dari
tingginya perhatian serta motivasi siswa untuk menyelesaikan setiap tugas yang diberikan sesuai dengan waktu yang telah ditentukan.
2. Siswa belajar secara langsung experiential learning.
21 Dalam proses pembelajaran secara langsung, konsep dan prinsip
diberikan melalui pengalaman nyata seperti merasakan, meraba, mengoperasikan,melakukan sendiri, dan lain sebagainya. Selain itu
pengalaman itu bisa dilakukan dalam bentuk kerja sama dan interaksi dalam kelompok.
3. Keterlibatan siswa dalam mencari dan memanfaatkan setiap sumber
belajar yang tersedia yang dianggap relevan dengan tujuan pembelajaran.
4. Adanya keterlibatan siswa dalam melakukan prakarsa seperti menjawab
dan mengajukan pertanyaan, berusaha memecakan masalah yang diajukan atau yang timbul selama proses pembelajaran berlangsung.
5. Terjadinya interaksi yang multi arah, baik antara siswa dengan siswa
atau guru dengan siswa. Interaksi ini juga ditandai dengan keterlibatan semua siswa secara merata. Artinya pembicaraan atau proses tanya
jawab tidak didominasi oleh siswa-siswa tertentu. Sesuai dengan penjelasan dari bentuk-bentuk di atas maka dalam
pelaksanaan kegiatan belajar mengajar sangat dibutuhkan guna mengaktifkan siswa agar mampu menciptakan pembelajaran yang efektif dan tidak hanya
berfokus pada guru saja.
D. Hakekat Pendidikan Kewarganegaraan