Pengertian Belajar Landasan Teori

13

BAB II KAJIAN TEO RI

A. Landasan Teori

1. Pengertian Belajar

Belajar memiliki makna yang sangat luas dan kom pleks sert a selalu mengalami perubahan. Pengertian belajar sangatlah sulit dirum uskan dengan pasti kebenarannya. Teori belajar yang dianut seseorang akan berpengaruh pada definisi belajar yang digunakannya. T eori belajar yang digunakan kadang tidak sesuai dengan apa yang dikehendaki dan diperoleh dari proses belajar, sehingga perlu adanya pembaharuan dan perkembangan. Secara um um pengert ian belajar adalah suatu proses kegiatan dilakukan agar terjadi perubahan perilaku seseorang. Apabila seseorang telah melakukan suatu proses kegiatan tetapi pada akhirnya tidak terjadi perubahan perilaku, m aka dikat akan tidak terjadi proses belajar dalam diri orang itu. Menurut W .S Winkel 2007:59 m enyebutkan bahwa belajar merupakan suatu aktivitas mental yang berlangsung secara int eraktif dengan lingkungannya yang m enghasilkan perubahan pengetahuan, pemaham an, ketram pilan dan nilai sikap dimana perubahan itu bersifat relative konstan dan berbekas. Pendapat mengenai pengert ian belajar ada bermacam m acam. Adapun teori teori belajar yang mendasari pengert ian belajar yang berkaitan dengan penelitian ini adalah : a. Robert Gagne Proses pembelajaran adalah terjadinya int eraksi antara guru dan siswa dalam suatu lingkungan pembelajaran. Guru m enyampaikan konsep-konsep kepada siswa dan sebaliknya siswa menghadapi suatu konsep-konsep yang harus dipahami dan dipelajari. Konsep-konsep yang diinform asikan oleh guru mem uat indikator-indikator yang term asuk dalam tujuan pem belajaran yang harus dicapai. Siswa dalam menerima konsep konsep tersebut ada sebagian merupakan konsep baru tetapi ada juga konsep yang berulang. Perbedaan inilah yang m engakibatkan ketercapaian hasil belajar siswa juga berbeda beda. Menurut Gagne belajar adalah seperangkat kognitif yang mengubah sifat stim ulasi lingkungan, melewati pengolahan informasi dan menjadi kapabilitas baru. Belajar terjadi jika ada hasilnya yang dapat diperlihatkan. Kesim pulan yang didapat dari pengertian belajar ini adalah penerim aan dan penambahan konsep baru m aupun pengulangan konsep bagi siswa akan menghasilkan pengert ian yang baru dalam diri siswa. Gagne berpendapat bahwa dalam pembelajaran perlu disusun instruksional pem belajaran agar suasana dan gaya belajar dapat dim odifikasi. Ketrampilan paling rendah menjadi dasar bagi penyusunan tujuan instruksional dan berlanjut pada kemampuan yang lebih tinggi dalam hierarki ketram pilan intelektual. Guru harus menyadari dan m emaham i bahwa belajar dim ulai dari hal yang paling sederhana dilanjutkan dengan masalah yang kompeks dan sampai pada kesulitan m asalah yang lebih tinggi. b. Albert Bandura Dalam proses pem belajarannya siswa selalu mengamati, m em pelajari dan mempraktekkannya dalam sikap maupun tindakan yang dilakukan dalam kehidupannya. Pada saat guru m em berikan contoh suatu proses kegiatan, m aka siswa akan berusaha sem ampunya untuk m enirukan dan menerapkannya dalam kegiatan yang lain. Sem ua yang dicontokan oleh guru dianggap siswa sebagai konsep yang paling benar Menurut Albert Bandura bahwa dalam proses pem belajaran sangat pent ing proses mengam ati dan m eniru perilaku, sikap dan reaksi emosi orang lain. Perilaku manusia dalam konteks interaksi timbal balik yang terjadi secara berkesinam bungan ant ara kognitif, perilaku dan pengaruh lingkungan. Menurut Bandura Faktor-fakt or yang berproses dalam belajar observasi adalah: 1 Perhatian atensi, mencakup peristiwa peniruan adanya kejelasan, keterlibatan perasaan, tingkat kerum itan, kelaziman, nilai fungsi dan karakteristik pengam at kemampuan indra, minat, persepsi, penguatan sebelum nya 2 Penyimpanan atau proses mengingat, mencakup Pengkodean simbolik, pengorganisasian pikiran, pengulangan simbol, pengulangan m otorik 3 Reproduksi motorik, mencakup kemampuan fisik, kemampuan meniru, keakurat an um pan balik 4 Motivasi, mencakup dorongan dari luar dan penghargaan terhadap diri sendiri Selanjutnya juga harus diperhatikan bahwa faktor m odel atau teladan mempunyai prinsip-prinsip sebagai berikut: 1 Tingkat tertinggi belajar dari pengamatan diperoleh dengan cara mengorganisasikan sejak awal dan m engulangi perilaku secara simbolik kem udian melakukannya. Sebagai cont oh: belajar m enimbang benda dari instrukt ur membutuhkan pengamatan dari berbagai sudut yang langsung ditirukan oleh siswa pada saat itu juga. Kemudian proses meniru akan lebih terbantu jika proses itu didukung dengan gam bar atau intruksi yang ditulis dalam buku panduan. 2 Individu lebih menyukai perilaku yang ditiru jika sesuai dengan nilai yang dim ilikinya 3 Individu akan menyukai perilaku yang ditiru jika model atau panutan tersebut disukai dan dihargai dan perilakunya mempunyai nilai yang bermanfaat. c. Jerome S. Bruner Belajar pada int inya adalah cara-cara bagaim ana orang m em ilih, mempertahankan, dan m ent ransformasikan informasi secara akt if. Bagaim ana manusia m em usatkan perhatiannya pada m asalah apa yang dilakukan manusia dengan inform asi yang diterimanya, dan apa yang dilakukannya sesudah memperoleh informasi yang diskrit itu unt uk mencapai pemahaman yang memberikan kemampuan padanya. Menurut Bruner belajar bermakna dapat dilaksanakan dengan belajar penemuan discovery learning. Belajar penemuan secara aktif oleh manusia memberikan hasil yang paling baik dan pengetahuan yang diperoleh dapat bert ahan lama. Belajar melibatkan tiga proses yang berlangsung hampir bersamaan yaitu, memperoleh infom asi baru, transformasi inform asi dan m enguji relevansi konsep pengetahuan. Belajar penemuan meningkatkan penalaran dan kem ampuan berpikir secara bebas, dan m elatih ketrampilan-ket ram pilan kognitif untuk menem ukan dan m em ecahkan masalah. d. David Ausubel Menurut Ausubel belajar dapat diklasifikasikan dalam dua dim ensi. Dim ensi pert ama berhubungan dengan cara informasi atau m ateri pelajaran disajikan pada siswa m elalui penerim aan atau penemuan. Dim ensi kedua menyangkut cara bagaimana siswa dapat m engaitkan informasi itu pada struktur kognitif yang telah ada. Struktur kognitif ialah fakt a-fakt a, konsep- konsep dan generalisasi generalisasi yang telah dipelajari dan diingat oleh siswa. Ausubel m engemukan int i belajar bermakna merupakan suatu proses mengaitkan informasi baru pada konsep-konsep relevan yang terdapat dalam struktur kognit if seseorang, sedangkan belajar hafalan terjadi bila informasi baru tidak dapat dikaitkan dengan konsep konsep yang ada struktur kognitif dalam diri seseorang. e. Jean Piaget Piaget berpendapat bahwa ada dua proses yang terjadi dalam perkem bangan dan pertumbuhan kognit if anak yaitu : 1 proses assim ilation, dalam proses ini m enyesuaikan atau mencocokkan informasi yang baru itu dengan apa yang telah ia ketahui dengan m engubahnya bila perlu. 2 proses accom modation yaitu anak m enyusun dan m embangun kem bali atau m engubah apa yang telah diketahui sebelumnya sehingga informasi yang baru itu dapat disesuaikan dengan lebih baik. Menurut Piaget dalam Wilis Dahar, setiap individu mengalami tingkat tingkat perkem bangan intelekt ual sebagai berikut : 1 Sensorimotor 0 – 2 Tahun, yaitu anak mengenal lingkungan dengan kem am puan sensorik dengan penglihatan, pencium an, pendengaran, perabaan dan mengerak-gerakkannya. 2 Pra - Operasional 2 – 7 Tahun, yaitu anak mengandalkan diri pada persepsi tent ang realistis, ia telah mampu m enggunakan simbol, bahasa, konsep sederhana, berpart isipasi, membuat gambar dan menggolong – golongkannya. 3 Operasional Konkret 7 – 11 tahun, yaitu dapat mengembangkan pikiran logis, anak itu dapat mengikuti penalaran logis walau kadang kadang memecahkan m asalah secara trial and error. 4 Operasi formal 11 tahun ke atas, yaitu anak sudah mampu berpikir abstrak seperti orang dewasa.

2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Motivasi Belajar.

Dokumen yang terkait

The effect of crossword puzzle as an asessment on students' ability to scan text

0 3 13

The Effectiveness of Crossword Puzzle Game towards Students' Vocabulary Mastery (A Quasi-Experimental Study at Second Grade of Students of SMP Puspita Bangsa Ciputat)

1 22 112

PEMBELAJARAN BIOLOGI DENGAN METODE TGT (TEAMS GAMES TOURNAMENTS) MENGGUNAKAN PERMAINAN ULAR TANGGA DAN TEKA TEKI SILANG DITINJAU DARI MEMORI DAN KREATIVITAS SISWA

3 28 176

PEMBELAJARAN FISIKA DENGAN MEDIA PETA KONSEP DAN MODUL DITINJAU DARI KEMAMPUAN AWAL DAN KREATIVITAS SISWA

0 1 126

PERBEDAAN HASIL BELAJAR BIOLOGI MENGGUNAKAN MEDIA PETA KONSEP DAN TEKA-TEKI SILANG (TTS) POKOK MATERI DUNIA Perbedaan Hasil Belajar Biologi Menggunakan Media Peta Konsep Dan Teka-Teki Silang (TTS) Pokok Materi Dunia Tumbuhan (Kingdom Plantae) Pada Siswa

0 1 16

PERBEDAAN HASIL BELAJAR BIOLOGI MENGGUNAKAN MEDIA PETA KONSEP DAN TEKA-TEKI SILANG (TTS) POKOK MATERI DUNIA Perbedaan Hasil Belajar Biologi Menggunakan Media Peta Konsep Dan Teka-Teki Silang (TTS) Pokok Materi Dunia Tumbuhan (Kingdom Plantae) Pada Siswa

0 2 14

(ABSTRAK) PERBEDAAN TINGKAT PEMAHAMAN SISWA DALAM HASIL BELAJAR YANG MENGGUNAKAN MEDIA PEMBELAJARAN TEKA TEKI SILANG DENGAN YANG TIDAK MENGGUNAKAN MEDIA PEMBELAJARAN TEKA TEKI SILANG PADA MATERI STRUKTUR SOSIAL MATA PELAJARAN SOSIOLOGI KELAS XI IS SMA N 1

0 0 3

PERBEDAAN TINGKAT PEMAHAMAN SISWA DALAM HASIL BELAJAR YANG MENGGUNAKAN MEDIA PEMBELAJARAN TEKA TEKI SILANG DENGAN YANG TIDAK MENGGUNAKAN MEDIA PEMBELAJARAN TEKA TEKI SILANG PADA MATERI STRUKTUR SOSIAL MATA PELAJARAN SOSIOLOGI KELAS XI IS SMA N 1 KECAMATAN

1 18 182

PEMBELAJARAN FISIKA MENGGUNAKAN TEAMS GAMES TOURNAMENT MELALUI TEKA TEKI SILANG DANKARTU DITINJAU DARI KEMAMPUAN VERBAL DAN GAYA BELAJAR SISWA | Rochmawati | Inkuiri 3786 8372 1 SM

0 0 10

PENGEMBANGAN TEKA-TEKI SILANG (TTS) SEBAGAI KUIS DALAM PEMBELAJARAN FISIKA UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGINGAT DAN MINAT BELAJAR SISWA.

0 0 1