luas A dari benda yang mem ancarkannya, sehingga kecepat an energi
meninggalkan benda ∆Q ∆T , adalah ∆Q ∆T = eσA T
4
dan persamaan ini
disebut persam aan Stefan-Bolt zm ann, sedangkan e merupakan konstant a universal yang disebut konstant a Stefan-Boltzmann yang mem iliki nilai e = 5,67 x 10
-8
W m
2
K
4
. Benda apapun tidak hanya m em ancarkan energi dengan radiasi, tetapi juga m enyerap energi yang diradiasikan oleh benda lain. Jika sebuah benda
dengan em isivit as e dan luas A berada pada tem peratur T
1
, benda ini m eradiasikan energi dengan kecepatan eσA T
4
. Jika benda tersebut dikelilingi oleh lingkungan
dengan tem peratur T
2
dan em isivitas tinggi = 1 , kecepatan radiasi energi oleh sekit arnya sebanding dengan T
2 4
. Kecepatan tot al aliran kalor radiasi dari benda dinyatakan dengan persam aan : ∆Q ∆T = eσA T
1 4
- T
2 4
di mana A adalah luas permukaan benda, T
1
adalah tem perat ur dan e emisivitasnya pada suhu T
1
, dan T
2
adalah suhu sekelilingnya Giancoli, 2001: 504-507 .
B. Pen eliti an Yan g Relevan
Berdasarkan m odel pem belajaran kooperat if siswa akan lebih m udah mendiskusikan dan m em ahami konsep-konsep yang sulit apabila siswa saling
mendiskusikannya dengan teman kelompok. Akt ivit as dan kreatifitas siswa sangat memegang peranan pent ing dalam pembelajaran dan pada pem belajaran sains
berbeda dengan pembelajaran sosial tentunya pada kaidah-kaidah tert ent u sebab peranan teman, kelompok dan guru tidak dipisahkan. T ernyata teori ini sesuai
dengan hasil penelitian :
1. Paul Suparno 12007 dalam penelitian yang berjudul “Metodologi
Pem belajaran Fisika Konstuktivistik dan Menyenangkan ”. Hasil dari penelitian ini diperoleh bahwa penerapan pembelajaran
konstruktivis m enyebabkan kadar CBSA siswa meningkat dan kem am puan akadem ik siswa juga meningkat sert a m eningkat kan efisiensi KBM, karena pada
pem belajaran konstruktivis peranan siswa m erupakan wilayah yang strat egis sehingga sangatlah m enguntungkan bagi guru tidak banyak ceramah di depan
siswa, hal ini peranan guru sangat maksim al atau dengan kata lain guru fasilitator lebih kreatif dalam m engembangkan model pem belajaran.
2. Wiwik Dwi Erminingsih 2008, dalam penelitian yang berjudul “Remidiasi
Dengan Menggunakan Peta Konsep dan Teka-Teki Silang Pada Belajar Tuntas Fisika Ditinjau dari Motivasi Berprestasi Siswa.”
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa prestasi siswa pada kelom pok peta konsep dan teka teki silang m em punyai perbedaan kem am puan akademik
secara signifikan baik pada skor normatif maupun pada skor patokan. Pada tes evaluasi akhir, perbedaan jumlah ide dan skor sangat signifikan kelom pok
motivasi tinggi dan kelompok motivasi rendah pada belajar tuntas individual. Sehingga dapat disimpulkan bahwa siswa jika diajarkan dalam pembelajaran peta
konsep dan teka-t eki silang lebih responsif baik akt ivit as maupun prestasi. Disini sangat terlihat jelas bahwa peranan perubahan pembelajaran sangat tergant ung
dari bagaim ana seorang pengajar dalam hal ini guru sangat strat egis dalam menent ukan m etode apa yang digunakan.
3. Endang Purwaningsih Agustina 2004 dalam penelitian yang berjudul
“Efektivitas Metode Pem belajaran Kooperatif Jigsaw dan Peta Konsep Terhadap Prestasi Belajar Fisika Ditinjau dari minat Belajar dan intelgensi
Siswa.. Hasil penelitian ini sangat signifikan karena paradikm a baru dalam dunia
pendidikan tidak sia-sia akan menghasilkan hal sangat relevan dengan keberadaannya, terdapat perbedaan prestasi belajar siswa dengan m enggunakan
pendekatan pembelajaran kooperatif jigsaw dibandingkan dengan m enggunakan pendekatan pembelajaran konvensional secara signifikan dan terdapat perbedaan
rata-rata yang signifikan antara siswa yang mem punyai minat tinggi dengan siswa yang mempunyai minat rendah.
C. Kerangka Berpikir