Teori Belajar Konstruktivisme Landasan Teori

adalah suatu kegiatan fisik dan m ent al yang diwujudkan dalam bentuk kerjasama, pencipt aan kerja dan proses berpikir yang terjadi secara simultan dalam kegiatan belajar mengajar.

3. Teori Belajar Konstruktivisme

Teori belajar yang paling berpengaruh dalam pendidikan fisika yakni teori belajar konstruktivism e. Teori ini m erupakan teori belajar kognitif yang dinyatakan oleh Piaget. T eori belajar menurut pandangan konstrukt ivis, menyatakan bahwa siswa tidak m enerim a begitu saja pengetahuan dari orang lain, tetapi siswa secara akt if mem bangun pengetahuannya dengan cara terus menerus mengasimilasi dan m engakom odasi informasi baru. Mereka mem bangun sendiri dalam pikiran pengetahuan-pengetahuan tent ang peristiwa fisika dari pengalaman sebelum siswa m em peroleh pelajaran fisika yang siswa terim a di sekolah disimpan dalam strukt ur kognitif siswa, dengan kata lain konstruktivism e adalah teori perkem bangan kognitif yang menekankan peran aktif siswa dalam membangun pemaham an mereka tentang realita Slavin, 1994. Konstruktivisme sangat dipengaruhi oleh epistom ologis Piaget dan Vygotsky. Sedangkan menurut Paul Suparno 1997, prinsip-prinsip teori belajar konstruktivisme adalah sebagai berikut : a Pengetahuan dibangun oleh siswa sendiri baik secara individu maupun secara berkelompok. b Pengetahuan tidak dapat dipindahkan dari guru ke siswa kecuali dengan keaktifan siswa sendiri unt uk menalar dan mengkonstruksi secara terus menerus, sehingga selalu terjadi perubahan konsep menuju konsep yang lebih rinci, lengkap dan sesuai dengan konsep ilm iah. Guru sekedar membantu menyediakan sarana dan m em buat situasi agar proses konstruksi siswa berjalan m ulus, sehingga siswa bukan penerima informasi yang pasif. Para pendukung teori belajar konstrukt ivis sepert i Vico, Von Glaserfeld menyatakan ilmu pengetahuan perlu dibangun atau dikonstruksi oleh masing- masing siswa melalui tiga aktivit as dasar. Ketiga aktivitas dasar tersebut adalah sebagai berikut : 1 Penglibatan siswa aktif, artinya siswa bukan sebagai penerima pengetahuan yang pasif, laksana bot ol kosong yang setiap saat dapat diisi bermacam- macam pengetahuan, melainkan siswa sebagai pem buat strukt ur pem ahaman pengetahuan yang akt if. 2 Refleksi, artinya siswa memperoleh pengetahuan yang dibangun dari pemahaman siswa unt uk dijadikan pengetahuan yang baru dengan merefleksikan atau ditunjukkan pada gerakan fisik dan sikap m ent al siswa. 3 Pengabstrakan, artinya setelah siswa memperoleh pengetahuan baru berusaha membuat pengetahuan yang berm akna. Dalam belajar siswa tidak hanya mengasim ilasi konsep baru tetapi m engakomodasikan, m engembangkan, memodifikasikan dan merubah konsep atau pengetahuan yang ada. Menurut kajian teori pem belajaran, dalam KBM guru tidak boleh menganggap sebagai suatu proses m em indahkan pengetahuan dari pikiran guru kepada pikiran siswa karena apa yang diajarkan guru kerap kali tidak sama apa yang dipelajari siswa. Menurut Steffe Cobb, 1988, menyatakan bahwa proses pem belajaran mem pengaruhi apa yang dipelajari siswa, tetapi tidak m enekankan apa yang dikonstruksikan oleh siswa. Kegiatan belajar m engajar berdasarkan pandangan teori belajar konstruktivis berusaha untuk mem erinci konsepsi dan persepsi siswa dari pandangan siswa sendiri. Pandangan ini tidak m enegaskan aspek-aspek yang mencerminkan pandangan orang dewasa terhadap pengetahuan fisika, tetapi memberi tekanan terhadap penjelasan pengetahuan fisika dari pandangan siswa sendiri. Pembelajaran m enurut pandangan konstruktivisme mengandaikan ada masalah dalam pembent ukan perkembangan pengetahuan siswa. Dua andaian tersebut adalah : a Siswa tidak menerima pengetahuan secara pasif tetapi bersifat aktif dalam mem bina pengetahuannya. b Pengetahuan siswa merupakan pembinaan oleh siswa sendiri berdasarkan pengalamannya dan ia bukan sebagai salinan realitas Piaget, 1974. Dalam proses pem belajaran fisika, sering terjadi mskonsepsi. Timbulnya miskonsepsi ini menunjukkan bahwa dalam ot ak siswa sendiri terbentuk pengetahuan selam a m engikuti proses belajar m engajar. Siswa boleh tidak sesuai dengan pengetahuan yang dibent uk dalam pikiran dengan konsep pengetahuan yang diberikan selam a proses belajar mengajar. Terbent uknya miskonsepsi ini merupakan pertanda bahwa ot ak siswa terbentuk pengetahuan. Siswa bebas membentuk pengetahuan sebelum KBM secara formal berlangsung. Menurut pandangan konstruktivisme, konsepsi dan persepsi siswa tidak salah karena konepsi dan persepsi mereka adalah berdasarkan pem bent ukan pengetahuan dari tindakan yang dilakukan oleh siswa sendiri. Oleh karena itu sangat pent ing bagi guru agar siswa diberi kesempatan untuk mengutarakan sem ua ide dan konsepnya tent ang suatu masalah. Berdasarkan ide dan konsep dari siswa tersebut guru dapat mencoba m em bant u dalam perkembangan pengetahuan yang dipunyai dalam otak siswa.

4. Peta Konsep Concept Mapping

Dokumen yang terkait

The effect of crossword puzzle as an asessment on students' ability to scan text

0 3 13

The Effectiveness of Crossword Puzzle Game towards Students' Vocabulary Mastery (A Quasi-Experimental Study at Second Grade of Students of SMP Puspita Bangsa Ciputat)

1 22 112

PEMBELAJARAN BIOLOGI DENGAN METODE TGT (TEAMS GAMES TOURNAMENTS) MENGGUNAKAN PERMAINAN ULAR TANGGA DAN TEKA TEKI SILANG DITINJAU DARI MEMORI DAN KREATIVITAS SISWA

3 28 176

PEMBELAJARAN FISIKA DENGAN MEDIA PETA KONSEP DAN MODUL DITINJAU DARI KEMAMPUAN AWAL DAN KREATIVITAS SISWA

0 1 126

PERBEDAAN HASIL BELAJAR BIOLOGI MENGGUNAKAN MEDIA PETA KONSEP DAN TEKA-TEKI SILANG (TTS) POKOK MATERI DUNIA Perbedaan Hasil Belajar Biologi Menggunakan Media Peta Konsep Dan Teka-Teki Silang (TTS) Pokok Materi Dunia Tumbuhan (Kingdom Plantae) Pada Siswa

0 1 16

PERBEDAAN HASIL BELAJAR BIOLOGI MENGGUNAKAN MEDIA PETA KONSEP DAN TEKA-TEKI SILANG (TTS) POKOK MATERI DUNIA Perbedaan Hasil Belajar Biologi Menggunakan Media Peta Konsep Dan Teka-Teki Silang (TTS) Pokok Materi Dunia Tumbuhan (Kingdom Plantae) Pada Siswa

0 2 14

(ABSTRAK) PERBEDAAN TINGKAT PEMAHAMAN SISWA DALAM HASIL BELAJAR YANG MENGGUNAKAN MEDIA PEMBELAJARAN TEKA TEKI SILANG DENGAN YANG TIDAK MENGGUNAKAN MEDIA PEMBELAJARAN TEKA TEKI SILANG PADA MATERI STRUKTUR SOSIAL MATA PELAJARAN SOSIOLOGI KELAS XI IS SMA N 1

0 0 3

PERBEDAAN TINGKAT PEMAHAMAN SISWA DALAM HASIL BELAJAR YANG MENGGUNAKAN MEDIA PEMBELAJARAN TEKA TEKI SILANG DENGAN YANG TIDAK MENGGUNAKAN MEDIA PEMBELAJARAN TEKA TEKI SILANG PADA MATERI STRUKTUR SOSIAL MATA PELAJARAN SOSIOLOGI KELAS XI IS SMA N 1 KECAMATAN

1 18 182

PEMBELAJARAN FISIKA MENGGUNAKAN TEAMS GAMES TOURNAMENT MELALUI TEKA TEKI SILANG DANKARTU DITINJAU DARI KEMAMPUAN VERBAL DAN GAYA BELAJAR SISWA | Rochmawati | Inkuiri 3786 8372 1 SM

0 0 10

PENGEMBANGAN TEKA-TEKI SILANG (TTS) SEBAGAI KUIS DALAM PEMBELAJARAN FISIKA UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGINGAT DAN MINAT BELAJAR SISWA.

0 0 1