Pengertian Pondok Pesantren Tinjauan Kultur Pondok Pesantren 1. Pengertian Kultur
35
angan-angan. Mastuhu
melaporkan bahwa
tidak pernah
dijumpai perumusan tujuan pendidikan pesantren yang jelas dan standar yang
berlaku umum bagi semua pesantren. Pokok persoalannya bukan terletak pada ketidakadaan tujuan, melainkan tidak tertulisnya tujuan. Seandainya
pesantren tidak memiliki tujuan , tentu aktivitas di lembaga pendidikan Islam yang menimbulkan penilaian kontroversionalini tidak mempunyai
bentuk yang kongkret. Proses pendidikan akan kehilangan orientasi sehingga berjalan tanpa arah dan menimbulkan kekacauan chaos. Jadi
semua pesantren memiliki tujuan, hanya saja tidak dituankan dalam bentuk tulisan. Akibatnya beberapa penulis merumuskan tujuan itu hanya
berdasarkan perkiraan asumsi dan atau wawancara semata Mujamil Qomar, 2007: 7.
Tujuan pendidikan
pesantren bukanlah
untuk mengejar
kepentingan kekuasaan, uang atau keagungan duniawi, tetapi ditanamkan kepada mereka bahwa belajar adalah semata-mata kewajiban dan
pengabdian kepada Tuhan. Diantara cita-cita pendidikan pesantren adalah latihan untuk dapat berdiri sendiri dan membina diri agar tidak
menggangtungkan sesuatu kepada orang lain kecuali kepada Tuhan. Dasar pikiran bahwa pendidikan merupakan sarana bagi pengembangan
kepercayaan islam, dan khususnya, untuk mengembangkan kemampuan menafsiran inti ajaran islam, telah merupakan tradisi yang sangat tua bagi
orang-orang islam. Hal ini jelas merupakan watak dan tradisi pesantren
36
dijawa sejak islam mulai menarik banyak penganut Zamakhsyari Dhofier, 1994: 23.
Dalam suatu loka karya intensifikasi pengembangan pendidikan pondok pesantren bulan Mei 1987 di Jakarta telah merumuskan tujuan
institusional pendidikan pesantren Dirjen Bimbaga Islam DEPAG RI, 19841985: 6-7 sebagai berikut:
a. Tujuan Umum Membina warga negara agar berkepribadian muslim dengan ajaran-
ajaran agama Islam dan menanamkan rasa keagamaan tersebut dalam semua segi kehidupannya serta menjadikannya sebagai orang yang
berguna bagi agama, masyarakat, dan negara. b. Tujuan Khusus
Mendidik santri anggota masyarakat untuk menjadi orang muslim yang bertaqwa kepada Allah Swt, berakhlak mulia, memiliki kecerdasan,
ketrampilan dan sehat lahir dan batin sebagai warga negara yang berpancasila. Mendidik siswa atau santri untuk menjadi manusia
Muslim selaku kader-kader ulama dan mubaligh yang berjiwa ikhlas, tabah, tangguh, wiraswasta dalam mengembangkan syariat-syariat
Islam secara utuh dan dinamis. Mendidik siswa atau santri untuk memperoleh kepribadian dan mempertebal semangat kebangsaan agar
dapat menumbuhkan manusia-manusia pembangunan bangsa dan negara. Mendidik penyuluh pembangunan mikro keluarga dan
regional pedesaan atau masyarakat lingkungannya. Mendidik siswa
37
atau santri menjadi tenaga-tenaga yang cakap dalam berbagai sektor pembangunan
khususnya dalam
pembangunan mental
spiritual. Mendidik
siswa atau
santri untuk
membangun meningkatkan
kesejahteraan sosial masyarakat dalam rangka usaha pembangunan bangsanya.