Didapat dari manakah prinsip-prisip pendekatan-pendekatan pendidikan Madrasah Aliyah Ali Maksum?
116
kalau ada penambahan perlu pengurangan tentunya kita maturkan ke pengasuh, seperti dulu disini tidak ada kitab, al ikthon, al ngusnu
hamidiyah dll, setelah ijasah pondok minta disetarakan dengan ijasah sekolah, oleh kemenag diharuskan untuk menambahkan
beberapa mapel tertentu, kemudian kita sowankan ke almukarom ketikan di ACC ya kita masukan, terus ada pelajaran yang dirasa
sudah cukup ditingkat bawahnya yang diatas kita kurangi, ataupun kitab-kitab yang disini kiranya belum komplit bisa kita ambilkan di
pondok-pondok yang lebih besar, jadi untuk materinya kalau disini tidak ada spesifikasi jurusan, beda kalau pondok-pondok lain yang
misal di klirap spesialis nafwu, lirboyo spesialis fiqh. tapi kalau disini walaupun sedikit-sedikit tapi diambil semuanya, tidak
dispesifikasi mengarah pada satu mapel.
5. Apakah menggunakan sistem kelas dan semester? Jawaban:
Diambil 6 bulan satu semesteran nihfu sanah semester awal dan akhirus sanah semester akhir.
6. Bagaimana terkait perumusan Alokasi waktu? Jawaban:
Alokasi waktu yang pokok kita ambil setelah isa, dua jam pelajaran diselingi istirahat 15 menit, kalau diluar itu yang setelah madrasah
kita adakan ekstra bagi teman-teman yang tidak sekolah, untuk jenjang yang sudah kuliah ada kitab muhadad, ada ngaji sorogan.
Pokok maksutnya yang setelah isa dari jam 20.00 sampai jam 22.15. diluar itu semua bersifat les, les yang setelah madrasah itu,
itu untuk tekanan ke anaknya tidak begitu wajib karena itu sifatnya monggo untuk yang mau ikut. Kecuali kalau memang ada les-les
kitab-kitab yang tidak mungkin diakhir tahun ajaran khatam sehingga mengharuskan untuk menambah jam, seperti kitab tafsir.
Kemudian kalau bakda subuh, tidak dijawalkan pukul berapa- berapanya karena waktu subuh itu maju dan mundur dengan
kalender komariah itu, menganut itu oleh karenanya tidak diberi pukul tetap dan di serahkan untuk masih-masing pengampu untuk
memberi sebuah kebiasaan atau bikin kontrak dengan teman-teman santri untuk masuk jam berapa-jam berapa, terkait durasi idealnya
45 menit. Terus nanti bagi anak-anak yang tidak ikut formal, waktu dhuha itu juga ada pengajian kemarin ada dawuh dari almukarom
untuk
diadakan musyawaroh,
namun belum
dilaksanakan menunggu
setelah liburan
baru akan
dilaksanakan, sudah
direncanakan sudah dijadwalkan namun pelaksanaannya setelah liburan. Sekitar jam setangah 9 atau jam 9 pagi.
Nanti setelah teman-teman pulang dari madrsah formal, khusus Awwaliyah libur tidak ada kegiatan menimbang mereka baru
setahun pertama dipondok, untuk waktu adaptasi. Ada pengajian bakda duhur satu jam setelah itu istirahat, seorenya setelah jamaah
117
ashar ada musyawaroh kecuali hari sabtu itu ada pengajian, dan harus senin.
Itu wajib bagi santri yang dipondok bukan laju. Ada absen, artinya nanti jika tidak masuk nanti akan ada teguran atau peringatan.
7. Tujuan spesifik? Jawaban:
Secara umum bermanfaat bagi pribadi masing-masing. Juga bermanfaat bagi lingkungan sekitar dengan segala kelemahan dan
kekurangan yang ada disana. Tidak ada yang spesifik, pengasuh juga sering menyapaikan bahwa lulusan an-nawawi didik agar
untuk bermafaat bagi dunia dan akhirat, tentunya untuk bermanfaat tidak terbatasi sebagai kyai.
8. Metode pengajaran diatur pondok atau selera masing-masing? Jawaban:
Tentunya untuk mencapai target dari madrasah itu ada aturannya, walaupun nanti pada realisasi punya ciri khas masing-masing tidak
ada patokan umum, tentunya ada target misal di Awwaliyah bisa melakukan bisa ubudiyah ibadah wajib , bisa baca tulis dengan
benar, artinya nanti dalam pembelajaran di MDA, walaupun punya kitab masing-masing, itu tetap ditulis ulang, sebagai latihan anak-
anak untuk menulis arab, tidak katham tidak apa-apa, syukur- syukur dengan waktu satu tahun itu cukup.
9. Media pembelajaran? Jawaban:
Yang utama kitab, Selain kitab paling yang kalau bersifat praktek, itu mungkin kita fasilitasi, misal Awwaliyah untuk ubudiyah
ibadah wajib perlu praktek misal wudhu, Sholat, kita carikan tempat, kita sediakan tempat untuk praktek tersebut. Atau mungkin
yang paling sering saat ujian praktek, kita siapkan dikelasnya, misal ujian prakteknya merawat jenazah itu kita laksanakan
mengambil jam madrasah malam dikelas, karena akan butuh boneka, mori sebagai silmulasi.
Akhirus sanah biasanya
banyak prakteknya, misal praktek menyembelih ayam, tapi ayamnya beli sendiritidak disiapkan oleh
madrasah, madrasah pun tidak mematok untuk ayam seperti apa yang penting hidup. Tapi media paling wajib ya itu kitab.
Kalau alat bantu ya sederhana saja semisal papan tulis, spidol pengahapus sudah cukup karena kajian utamanya kitab. Untuk
projektor ataupun lcd itu ada tapi tidak bisa menyadiakan setiap kelas satu. Itu pun paling digunakan saat musyawaroh kubro
musyawaroh besar gabungan antar kelas yang pesertanya delegasi dari masing-masing kelas.