11
kebijakan tidak hanya suatu tindakan yang diusulkan tetapi juga yang tidak dilaksanakan Irfan Islami, 2001: 17-18.
Thomas Dye beranggapan bahwa kebijakan publik adalah apapun pilihan pemerintah untuk melakukan atau tidak melakukan, definisi
tersebut mengandung makna bahwa 1 kebijakan publik tersebut dibuat oleh badan pemerintah, bukan organisasi swasta; 2 kebijakan publik
menyangkut pilihan yang harus dilakukan atau tidak dilakukan oleh pemerintah Subarsono, 2005: 2.
Selain itu, kebijakan publik menurut Friedrich adalah serangkaian tindakan atau kegiatan yang diusulkan oleh seseorang, kelompok atau
pemerintah dalam suatu lingkungan tertentu dimana terdapat hambatan- hambatan
kesulitan-kesulitan dan
kemungkinan-kemungkinan kesempatan-kesempatan dimana kebijakan tersebut diusulkan agar
berguna dalam mengatasinya untuk mencapai tujuan yang dimaksud Leo Agustino, 2008: 7.
Berdasarkan pengertian-pengertian kebijakan publik di atas, maka disimpulkan bahwa kebijakan publik adalah serangkaian tindakan
pemerintah yang bersifat mengatur dalam rangka merespon permasalahan yang dihadapi masyarakat dan mempunyai tujuan tertentu, berorientasi
kepada kepentingan publik masyarakat dan bertujuan untuk mengatasi masalah, memenuhi keinginan dan tuntutan seluruh anggota masyarakat.
Kebijakan juga memuat semua tindakan pemerintah baik yang dilakukan maupun tidak dilakukan oleh pemerintah yang dalam pelaksanaanya
12
terdapat unsur pemaksaan kepada pelaksana atau pengguna kebijakan agar dipatuhi, hal ini sejalan dengan pendapat Easton bahwa kebijakan
mengandung nilai paksaan yang secara sah dapat dilakukan pemerintah sebagai pembuat kebijakan Leo Agustino, 2008: 19.
2. Tahap-Tahap Kebijakan
Ada tiga proses kebijakan menurut Putt dan Sringer, 1989 dalam Syafaruddin,
2008, yaitu
formulasi, implementasi,
dan evaluasi.
Formulasi kebijakan, dalam konteks ini aktivitas politis dijelaskan sebagai proses pembuatan kebijakan yang divisualisasikan. Aktivitas politis itu
berisikan serangkaian tahap yang saling bergantung dan diatur menurut urutan waktu, menyusun agenda, formulasi kebijakan, adopsi kebijakan,
implementasi kebijakan, dan penilaian kebijakan. Selanjutnya yaitu implementasi kebijakan, yang pada prinsipnya menurut Dwijowijoyo
dalam Syafaruddin, 2008 adalah cara yang dilaksanakan agar sebuah kebijakan dapat mencapai tujuanya. Sedangkan menurut Putt dan
Springer dalam Syafaruddin, 2008 implementasi kebijakan adalah serangkaian aktivitas dan keputusan yang memudahkan pernyataan
kebijakan dalam formulasi terwujud ke dalam praktik organisasi. Kemudian evaluasi kebijakan, menurut Dwijowijoyo, 2003 dalam
Syafaruddin, 2008 suatu kebijakan tidak boleh dibiarkan begitu saja setelah
dilaksanakan. Begitu
pelaksanaan kebijakan
berlangsung, selanjutnya diperiksa. Sebagai proses manajemen, pengawasan adalah
keharusan atau diperlukan sebagai proses pemantauan atau evaluasi
13
kebijakan. Evaluasi kebijakan publik dilaksanakan sebagai proses untuk mengetahui
sejauh mana
keefektivan kebijakan
public guna
dipertanggungjawabkan kepada semua pihak terkait stakeholders. Dengan kata lain, sejauh mana tujuan kebijakan tersebut telah tercapai.
Disisi lain, evaluasi dipergunakan untuk mengetahui kesenjarangan antara harapantujuan dengan kenyataan yang dicapai. Dengan kata lain evaluasi
tidak dimaksudkan mencapai kesalahan para pelaksana kebijakan, akan tetapi pesan utamanya adalah supaya kekurangan dan kelemahan dalam
pelaksanaan kebijakan dapat diperbaiki sehingga pencapaian tujuan lebih maksimal. Tepatnya evaluasi kebijakan semata-mata bersifat positif dan
konstruktif Syafaruddin, 2008: 81 Dye dalam Yoyon Bachtiar Irianto, 2011: 35 mengemukakan
bahwa dalam setiap kebijakan baik itu rumusan kebijakan, implementasi kebijakan maupun evaluasi kebijakan, maka aspek-aspek lingkungan harus
memperoleh pertimbangan yang matang, sehingga tidak bertentangan dengan fungsi Negara atau pemerintah itu sendiri. Lebih lanjut Dey
mengusulkan bahwa dalam studi kebijakan, perlu mengidentifikasi masalah, kemudian menyusun usulan kebijakan, setelah diseleksi, maka
kebijakan disahkan untuk kemudian di implementasikan. Kemudian di adakan evaluasi untuk menganalisis akibat dari kebijakan tersebut. Patton
dan Sawick dalam Yoyon Bachtiar Irianto, 2011 mengemukakan enam langkah analisis kebijakan yaitu verify define and detail problem, establish
evaluation criteria, identify alternatife policies, evaluate alternative