5
berfungsi mempersiapkan peserta didik menjadi anggota yang memahami dan mengamalkan nilai-nilai ajaran agama Islam dan menjadi ahli dalam bidang
agama. Pondok pesantren dan semua sistem yang ada di dalamnya mendapat pengakuan seteleh diberlakukannya UU No 20 tahun 2003.
Pondok Pesantren Krapyak semula hanya dikenal sebagai pesantren Al Qur’an, dengan kajian-kajian khusus Al Qur’an lalu menjadi pesantren yang
mengkaji juga ilmu-ilmu syariah dan lughah. Madrasah Aliyah Yayasan Ali Maksum Krapyak Yogyakarta adalah salah satu unit dibidang pendidikan
formal dalam lingkungan Yayasan Ali Maksum Pondok Pesantren Krapyak Yogyakara dan bertanggungjawab kepada Bidang Perguruan Agama Islam
Kantor Wilayah Kementrian Agama DIY. Berdasarkan pemaparan di atas, semakin jelas bahwa pendidikan di
Madrasah Aliyah masih menyatu dengan pendidikan kultur pondok pesantren. Dari hal tersebut membuat peneliti tertarik untuk meneliti mengenai kebijakan
peningkatan mutu sekolah berbasis kultur pondok pesantren di Madrasah Aliyah Ali Maksum Krapyak Yogyakarta.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka dapat dilakukan identifikasi masalah sebagai berikut:
1. Belum optimalnya Madrasah Aliyah yang dikelola oleh Pondok Pesantren dalam mengembangkan peserta didik.
6
2. Masih rendahnya pemahaman guru pengajar di beberapa Madrasah Aliyah yang dikeloal Pondok Pesantren yang masih mempertahankan konsep
tradisional. 3. Belum optimalnya peran pemerintah dalam meningkatkan madrasah yang
berbasis kultur pondok pesantren. 4. Masih banyaknya hambatan-hambatan yang dihadapi oleh madrasah
berbasis pondok pesantren dalam meningkatkan mutu pendidikan. 5. Kurang adanya peran serta masyarakat dalam mendukung program-
program yang ada di dalam madrasah berbasis pondok pesantren.
C. Pembatasan Masalah
Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah di atas, maka dalam hal ini permasalahan yang dikaji perlu dibatasi. Pembatasan masalah ini
bertujuan untuk memfokuskan pada penelitian agar diperoleh kesimpulan yang relevan dengan cakupan pokok bahasannya. Cakupan pembahasan
dibatasi pada penelitian ini yaitu,“kebijakan peningkatan mutu Madrasah Aliyah Ali Maksum yang berbasis pondok pesantren berdasarkan Standar
Mutu Pendidikan sesuai PP No 32 Tahun 2013 yaitu Standar Proses, Standar Kompetensi, dan Standar Sarana dan Prasarana ”.
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut:
1. Bagaimana kebijakan peningkatan mutu Madrasah Aliyah Ali Maksum yang berbasis kultur Pondok Pesantren Krapyak Yogyakarta?
7
2. Faktor-faktor apa sajakah yang mendukung dan menghambat kebijakan peningkatan mutu Madrasah Aliyah Ali Maksum yang berbasis kultur
Pondok Pesantren Krapyak Yogyakarta? 3. Upaya apa sajakah yang dilakukan oleh Madrasah Aliyah Ali Maksum
dalam mengatasi hambatan-hambatan untuk peningkatan mutu madrasah yang berbasis Pondok Pesantren Krapyak Yogyakarta?
E. Tujuan Penelitian
Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan: 1. Kebijakan peningkatan mutu Madrasah Aliyah Ali Maksum yang berbasis
kultur Pondok Pesantren Krapyak Yogyakarta. 2. Faktor-faktor yang mendukung dan menghambat kebijakan peningkatan
mutu Madrasah Aliyah Ali Maksum yang berbasis kultur Pondok Pesantren Krapyak Yogyakarta.
3. Upaya yang dilakukan oleh Madrasah Aliyah Ali Maksum dalam mengatasi hambatan-hambatan untuk peningkatan mutu madrasah yang
berbasis Pondok Pesantren Krapyak Yogyakarta.
F. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian diharapkan dapat memberikan manfaat, baik secara teoritis maupun praktis.
1. Manfaat Teoritis Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi perkembangan
ilmu pengetahuan dibidang pendidikan terutama tentang kebijakan
8
peningkatan mutu madrasah di Yogyakarta khususnya dan di Indonesia umumnya.
2. Manfaat Praktis a. Bagi Madrasah
Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat sebagai bahan masukan
dan evaluasi
agar kebijakan
peningkatan mutu
pendidikanakan semakin baik. b. Bagi Komite Madrasah
Penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan evaluasi bagi komite dalam meningkatkan mutu pendidikan melalui kebijakan yang
dikeluarkan. c. Bagi Orang Tua Siswa
Penelitian ini dapat digunakan sebagai informasi mengenai kebijakan peningkatan mutu yang dilakukan oleh madrasah berbasis
kultur pondok pesantren, sehingga dengan adanya hal tersebut orang tua dapat mendukung jalanya kebijakan-kebijakan yang ada di
madrasah. d. Bagi Kementrian Agama
Penelitian ini
diharapkan dapat
meningkatkan upaya
pemerintah dalam mengembangkan mutu madrasah aliyah, sehingga dapat bersaing dengan sekolah umum lainya.
9
BAB II KAJIAN TEORI
A. Tinjauan Kebijakan 1. Pengertian Kebijakan
Kebijakan Policy secara etimologi asal kata diturunkan dari bahasa Yunani, yaitu
“Polis” yang artinya kota city. Dapat ditambahkan, kebijakan mengacu kepada cara-cara dari semua bagian
pemerintahan mengarahkan untuk mengelola kegiatan mereka. Dalam hal ini, kebijakan berkenaan dengan gagasan pengaturan organisasi dan
merupakan pola formal yang sama-sama diterima pemerintahlembaga sehingga dengan hal itu mereka berusaha mengejar tujuanya Monahan
dan Hengst, dalam Syafruddin, 2008. Sedangkan Abidin dalam Syafaruddin, 2008 menjelaskan bahwa kebijakan adalah keputusan
pemerintah yang bersifat umum dan berlaku untuk seluruh anggota masyarakat. Definisi lain dijelaskan Gamaga dan Pang dalam Syafruddin,
2008 “kebijakan terdiri dari pernyataan tentang sasaran satu atau lebih pedoman yang luas, dimana untuk mencapai sasaran tersebut harus
dilaksanakan bersama dan memberikan kerangka kerja bagi pelaksanaan program.” Sedangkan menurut Nichols dalam Syafaruddin, 2008,
“kebijakan adalah suatu keputusan yang dipikirkan secara matang dan hati-hati oleh pengambilan keputusan puncak dan bukan kegiatan-kegiatan
berulang dan rutin yang terprogram atau terkait dengan aturan-aturan keputusan. Kemudian Bogue dan Saunders, dalam Syafaruddin, 2008
menyimpulkan bahwa “kebijakan menjelaskan sasaran umum organisasi