Tujuan Pendidikan Pondok Pesantren
38
ijtimayyah, dan fungsi educasi tarbawiyyah. Ketiga fungsi ini masih berlangsung hingga sekarang. Fungsi lain adalah sebagai lembaga
Pembinaan moral dan cultural. A. Wahid Zaini menegaskan bahwa disamping
lembaga pendidikan,
pesantren juga
sebagai lembaga
pembinaan moral dan cultural, baik dikalangan para santri maupun santri dengan
maasyrakat. Kedudukan
ini memberikan
isyarat bahwa
penyelenggaraan keadilan
social melalui
pesantren lebih
banyak menggunakan pendekatan cultural Mujamil, 2007: 3.
Di samping itu pesantren juga berperan dalam berbagai bidang lainya secara multidimensional baik berkaitan langsung dengan aktivitas-
aktivitas pendidikan pesantren maupun diluar wewenangnya. Dimulai dari upaya mencerdaskan bangsa, hasil berbagai observasi menunjukan bahwa
pesantren tercatat memiliki peranan penting dalam sejarah pendidikan ditanah air dan telah banyak memberikan sumbangan dalam mencerdaskan
rakyat. Dalam mendukung keluarga berencana, Zaeni menegaskan, “sesungguhnya pondok pesantren mempunyai peranan yang cukup besar
dalam memasukan gagasan dan mendorong keluarga berencana KB sebagai wahana untuk kualitas manusia dan kesejahteraan keluarga.
Pesantren juga terlibat langsung menanggulangi bahaya narkotika. Wahid menyatakan bahwa disalah satu pesantren besar di Jawa Timur seorang
kyai mendirikan
sebuah SMP,
untuk menghindarkan penggunaan
narkotika dikalangan santri yang asalnya putra-putri mereka di sekolahkan di luar pesantren bahkan pondok pesantren surya lain sejak 1972 telah
39
aktif membantu pemerintah dalam masalah narkotika dengan mendirikan lembaga khusus untuk menyembuhkan korbanya yang disebut “pondok
remaja inabah” Mujamil, 2007: 22. Sementara itu menurut Azyumardi Azra setidaknya menawarkan
adanya tiga fungsi pondok pesantren, Azyumardi Azra, 1999 : 89 yaitu: a. Transmisi
ilmu pengetahuan
Islam transmission
of Islamic
knowledge. b. Pemeliharaan tradisi Islam maintenance of Islamic tradition.
c. Reproduksi ulama’ reproduction of ulama’. Bahkan dilihat dari sisi kinerja kyainya, fungsi pesantren cukup
efektif sebagai perekat dan pengayom masyarakat, baik pada tingkat lokal, regional dan Nasional. Oleh karenanya, tidak dapat diragukan lagi bahwa
kyai dapat memerankan peranannya sebagai “cultural broker” pialang budaya dengan cara menyampaikan pesan-pesan pembangunan dalam
dakwahnya, baik secara lisan bil lisan dan tindakan bil hal. Menurut M. Bahri Ghozali, pondok pesantren memiliki fungsi
sebagai berikut M. Bahri Ghaazali, 2003: 36-39 : a. Pesantren sebagai lembaga pendidikan
Dalam pengertian memberi pelajaran secara material dan immaterial, yakni mengajarkan bacaan-bacaan kitab-kitab yang ditulis ulama’ abad
pertengahan dalam wujud kitab kuning.
40
b. Pesantren sebagai lembaga dakwah Dalam arti kata melakukan suatu aktifitas menumbuhkan kesadaran
beragama atau melaksanakan ajaran-ajaran agama secara konsekwen sebagai pemeluk agama Islam. Wujud riil dari dakwah yang
dikembangkan oleh pesantren terdapat beberapa cara antara lain pembentukan kelompok-kelompok pengajian bagi masyarakat serta
memadukan kegiatan dakwah melalui kegiatan masyarakat. c. Pesantren sebagai lembaga sosial
Fungsi pesantren sebagai lembaga sosial menunjukkan keterlibatannya dalam menanggapi masalah-masalah sosial yang dihadapi oleh
masyarakat. Selain memiliki fungsi sebagaimana diatas, dalam penyelenggaraan pendidikan pondok pesantren hal yang tidak kalah
pentingnya adalah rumusan tujuan dari lembaga pendidikan tersebut. Rumusan tujuan merupakan hal yang sangat penting seiring dengan
penyelenggaraan proses pendidikan di pondok pesantren.