Hal ini terjadi apabila budaya organiasi tidak mampu mengatasi masalah- masalah yang menyangkut lingkungan eksternal dan integrasi internal.
Perubahan-perubahan terhadap lingkungan tidak cepat dilakukan adaptasi oleh pimpinan organisasi. Demikian pula pimpinan organisasi masih
berorientasi pada kebesaran masa lalu.
2.1.4 Pembentukan Budaya Organisasi
Menurut Kotter dan Heskett dalam Tika, 2006:18-19, gagasan proses pembentukan budaya organisasi bisa berasal dari mana saja; dari perorangan
atau kelompok, dari tingkat bawah atau puncak organisasi. Akan tetapi dalam perusahaan, gagasan ini sering dihubungkan dengan pendiri atau pemimpin awal
yang mengartikulasikannya sebagai suatu visi, strategi bisnis, filosofi, atau ketiga-tiganya.
Budaya organisasi yang diciptakan oleh manajemen puncak tersebut kemudian diimplementasikan menjadi visifilosofi atau strategi bisnis.
Kemudian visi dan strategi tersebut diimplementasikan oleh anggota organisasi sehingga menjadi perilaku organisasi.
Para manajer atau anggota senior kelompok organisasi mengomunikasikan nilai-nilai pokok mereka terus-menerus dalam percakapan sehari-hari atau
melalui ritual dan percakapan khusus. Proses komunikasi ini mendorong anggota baru untuk mengambil alih nilai-nilai pokok budaya organisasi tersebut untuk
selanjutnya diterapkan dalam berperilaku. Adopsi terhadap nilai-nilai pokok budaya organisasi tersebut dapat membawa organisasi memiliki budaya kuat dan
Universitas Sumatera Utara
berkinerja baik.Proses terbentuknya budaya organisasiperusahaan menurut Kotter dan Heskett dapat dilihat pada gambar:
Gambar 2.1: Proses terbentuknya budaya organisasi
Manajer Puncak Seorang atau para manajer puncak dalam perusahaan yang masih baru atau
muda mengembangkan dan berusaha untuk mengimplementasikan suatu visifilosofi dan atau strategi bisnis.
↓
Perilaku Organisasi Karya-karya implementasi. Orang-orang berperilaku melalui cara yang
dipandu oleh filosofi dan strategi.
↓
Hasil Dipandang dari berbagai segi, perusahaan itu berhasil dan keberhasilan itu
terus berkesinambungan selama bertahun-tahun.
↓
Budaya Suatu budaya munculmencerminkan visi danstrategi sertapengalaman-
pengalaman yang dimiliki orang dalam mengimplementasikannya. Sumber: Kotter Heskett, Corporate Culture and Performance, 1997.
2.1.5 Kekuatan Budaya Organisasi
Menurut Robbins dalam Tika 2006:108 budaya organisasi kuat adalah budaya di mana nilai-nilai inti organisasi dipegang secara intensif dan dianut
bersama secara meluas oleh anggota organisasi.
Universitas Sumatera Utara
Sedangkan Tika 2006:109 mendefinisikan budaya organisasi kuat sebagai budaya, yang nilai-nilainya baik formal maupun informal dianut secara
bersama dan berpengaruh positif terhadap perilaku dan kinerja pimpinan dan anggota organisasi sehingga kuat dalam menghadapi tantangan eksternal dan
internal organisasi. Nilai-nilai budaya dapat diterjemahkan sebagai filosofi usaha, asumsi
dasar, sloganmoto perusahaan, tujuan umum organisasi dan atau prinsip-prinsip yang menjelaskan usaha. Nilai-nilai tersebut apabila dianut dan dilaksanakan
secara bersama oleh pemimpin dan anggota organisasi dapat memperkuat budaya organisasi.
Untuk memperkuat budaya organisasi, menurut Tika 2006:201 ada beberapa langkah kegiatan yang dapat dilakukan oleh pimpinan organisasi
pendiri, pemimipin puncak, dan para manajer sebagai berikut: 1. Memantapkan nilai-nilai dasar budaya organisasi.
2. Melakukan pembinaan terhadap anggota organisasi. 3. Memberikan contoh atau tauladan.
4. Membuat acara-acara rutinitas. 5. Memberikan penilaian dan penghargaan.
6. Tanggap terhadap masalah eksternal dan internal. 7. Koordinasi dan kontrol.
Universitas Sumatera Utara
2.2 Kinerja Karyawan 2.2.1 Pengertian Kinerja Karyawan