49
wawancara kelompok. Teknik ini digunakan untuk mempertemukan pendapat antara pimpinan dalam bentuk pertemuan khusus antar staf pimpinan saja.
3 Mengadakan penataran-penataran
in-service training
Penataran sebagai satu wadah untuk meningkatkan kemampuan guru dan staf. Penataran dapat berfungsi sebagai
in-service training
ataupun
pre-service- training.
Penataran juga dapat dilakukan bersama beberapa sekolah lain. Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa teknik supervisi akademik
perorangan adalah teknik supervisi yang dilakukan secara sendiri-sendiri antara supervisor dan guru melalui kunjunagan kelas, observasi kelas, dan
wawancara perorangan. Sementara teknik supervisi kelompok adalah teknik supervisi yang dilakukan secara bersama-sama melalui pertemuan rutin,
diskusi kelompok, dan mengadakan penataran dalam rangka membantu guru memperbaiki kualitas mengajar.
5. Intensitas Supervisi Akademik Pengawas Sekolah
Dalam Surat Keputusan MENPAN Nomor 118 tahun 1996 yang diperbaharui dengan SK MENPAN Nomor 091KEPM.PAN102010 tentang Jabatan
Fungsional Pengawas Sekolah dan Angka Kreditnya menyatakan bahwa “Pengawas sekolah adalah pegawai negeri sipil yang diberi tugas, tanggungjawab,
dan wewenang secara penuh oleh pejabat yang berwenang untuk melakukan pengawasan pendidikan pada satuan pendidikan prasekolah, sekolah dasar dan
sekolah menengah ” pasal 1 ayat 1
50
Selanjutnya pada pasal 3 ayat 1 dinyatakan bahwa pengawas sekolah adalah pejabat fungsional yang berkedudukan sebagai pelaksana teknis dalam
melaksanakan pengawasan pendidikan terhadap jumlah sekolah yang ditunjukditerapkan. Pada pasal 5 ayat 1 dinyatakan bahwa tanggungjawab
pengawas sekolah: a melaksanakan pengawasan terhadap penyelenggaraan pendidikan di sekolah sesuai penugasanya, b meningkatkan kualitas proses
belajar mengajar bimbingan dan hasil prestasi belajar bimbingan siswa dalam rangka pencapaian tujuan pendidikan.
Dalam PP No. 19 Tahun 2005 pasal 39 ayat 2 menyatakan bahwa kriteria minimal untuk menjadi pengawas sekolah meliputi: a berstatus sebagai guru
sekurang-kurangnya 8 tahun atau kepala sekolah sekurang-kurangnya 4 tahun pada jenjang pendidikan yang sesuai dengan satuan pendidikan yang diawasi, b
memiliki sertifikat pendidikan fungsional sebagai pengawas satuan pendidikan, c lulus seleksi sebagai pengawas satuan pendidikan.
Pasal 39 ayat 3 menyatakan kriteria pengawas suatu satuan pendidikan sebagaimana dimaksud pada ayat 1 dan ayat 2 dikembangkan oleh BSNP dan
ditetapkan dengan peraturan pemerintah. Sesuai perintah PP No.19 tahun 2005 pasal 39 ayat 3, maka diterbitkan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No 12
Tahun 2007 tentang Standar Pengawas Sekolah Madrasah a.
Tugas Pengawas Sekolah Pengawasan yang baik akan melahirkan kualitas pendidikan yang baik pula.
Pengawasan secara langsung akan menemukan berbagai kegiatan yang melenceng dari aturan yang berlaku, baik itu dalam hal penggunaan alat pembelajaran,
51
maupun pengajaran guru di kelas. Menurut MENPAN Nomor 21 Tahun 2010 pasal 5 lima, tentang jabatan fungsional pengawas sekolah dan angka kreditnya
dijelaskan bahwa Tugas pokok pengawas sekolah dalam satuan pendidikan adalah melakukan pengawasan akademik penilaian dan pembinaan dengan melaksanakan
fungsi-fungsi supervisi, baik supervisi akadmik maupun supervisi manajerial. b.
Wewenang Pengawas Mengacu pada SK Menteri Pendayagunaaan Aparatur Negara Nomor 118
Tahun 1996, ada beberapa wewenang yang diberikan kepada pengawas, wewenang ter
sebut tersebut meliputi: 1
Memilih dan menemukan metode kerja untuk mencapai hasil yang optimal dalam melakasanakan tugas dengan sebaik-baiknya sesuai dengan kode etik
profesi. 2
Menciptakan tingkat kinerja guru dan tenaga lainnya yang diawasi beserta faktor-faktor yang mempengaruhinya. Menentukan atau mengusulkan
program pembinaan serta melakukan pembinaan. Wewenang tersebut menyiratkan adanya otonomi pengawas untuk menentukan langkah dan
strategi dalam menentukan prosedur kerja kepengawasan. Dari penjelasan di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa pekerjaan supervisi
yang dilaksanakan oleh pengawas adalah kegiatan penilaian dan pembinaan terhadap guru dan peserta didik secara berkelanjutan dalam rangka menciptakan
kualitas mengajar guru yang lebih baik.