Program Makan Siang Sekolah Program olahraga sekolah Aktivitas Fisik

izin untuk mengonsumsi makanan tinggi energi yang biasanya dibatasi saat anak bersama dengan orang tua Salvy dkk., 2011. Penelitian lainnya menunjukkan hasil yang berbeda, dimana ditemukan bahwa teman sebaya memberikan pengaruh positif terkait perilaku makan anak usia sekolah dengan mendorong anak untuk mengonsumsi makanan sehat seperti sayur Saifah, 2011. Penelitian lainnya juga menyatakan bahwa teman perempuan dari siswa perempuan dapat mendorong siswa tersebut untuk memiliki asupan energi yang baik dibandingkan dengan orang tua Salvy dkk., 2011. Ketika anak familiar dengan makanan sehat yang dapat mencukupi kebutuhannya sehari-hari dan itu dilakukan oleh teman sebayanya, anak akan lebih menerima dan menjadikan makanan tersebut sebagai salah satu pilihan makannya Birch dan Ventura, 2009.

7. Program Makan Siang Sekolah

Selain orang tua, hal lain yang dapat mempengaruhi pola makan anak adalah lingkungan, salah satunya adalah lingkungan sekolah dengan adanya interaksi dengan teman sebayanya Birch dan Ventura, 2009. Saat sekolah mengadakan program makan siang, anak akan terpapar dengan pola makan dari teman sebayanya yang dapat mempengaruhi pola makannya sendiri.

8. Program olahraga sekolah

Olahraga adalah aktivitas fisik yang terencana, terstruktur, berulang dan bertujuan memperbaiki atau menjaga kesegaran jasmani Ganley dan Sherman, 2000. Program olah raga sekolah berhubungan dengan perilaku anak berupa peningkatan pola aktivitas fisik anak dan penurunan waktu anak dalam menonton TV Simon dkk., 2008. Berdasarkan penelitian, didapatkan adanya penurunan IMT pada anak obesitas setelah diberikan waktu olah raga tambahan pada remaja Adiwinanto, 2008.

9. Aktivitas Fisik

Aktivitas fisik adalah setiap pergerakan tubuh yang dihasilkan oleh otot rangka yang menghasilkan pengeluaran energi melebihi energi yang dikeluarkan pada saat istirahat Thompson dkk., 2003. Pada kondisi istirahat, kita menggunakan sekitar 60 energi dalam tubuh untuk menjaga fungsi-fungsi penting agar tetap berjalan disebut dengan basal metabolic rate BMR. Orang dengan ukuran tubuh normal rata-rata banyak menghabiskan waktu untuk aktivitas fisik dibandingkan dengan anak yang memiliki tubuh dengan kelebihan berat badan atau yang mengalami KEP Utami, 2013. Aktivitas fisik sendiri merupakan salah satu determinan dalam tingkat asupan energi pada anak usia sekolah Brown dkk., 2011. Penelitian menunjukkan bahwa tingkat aktivitas seseorang dapat mempengaruhi asupan energinya karena energi yang dikeluarkan untuk aktivitas fisik didapatkan dari hasil oksidasi cadangan lemak dan karbohidrat yang ada di dalam tubuh orang tersebut. Sehingga orang tersebut akan berusaha untuk menggantikan cadangan lemak dan karbohidrat di dalam tubuhnya dengan mengonsumsi energi lebih banyak King, 1998. Anak pada umumnya lebih senang untuk menghabiskan waktu dengan bermain di luar rumah bersama dengan teman-teman sebayanya dan membeli makanan jajanannya sendiri tanpa pendampingan dari orang tua. Beberapa anak akan memiliki ketertarikan yang lebih pada permainan yang cenderung pasif dalam gerakan seperti bermain video games atau lebih banyak berada di depan televisi TV untuk menonton acara yang mereka sukai. Namun beberapa anak lainnya memiliki kesenangan lain untuk bermain dengan menggerakkan tubuhnya seperti bermain sepak bola, bermain sepeda dll Brown dkk., 2011. Penelitian menemukan bahwa anak yang memiliki tingkat aktivitas fisik yang rendah memiliki risiko yang lebih tinggi untuk memiliki asupan energi yang tidak sesuai dengan anjuran karena menonton TV berhubungan positif dengan penambahan asupan zat gizi terutama konsumsi makanan tinggi kalori Dixon dkk., 2007. Aktivitas fisik yang rendah serta diikuti oleh asupan energi yang tinggi, biasa disebut dengan rentang aktivitas sedentari Arundhana, 2013 Perilaku sedentari sendiri merupakan perilaku bersantai yang tidak mengeluarkan banyak energi. Berdasarkan penelitian yang dilakukan, didapatkan bahwa anak sekolah dasar memiliki perilaku sedentari yang tinggi berupa aktivitas menonton TV, bermain game, membaca novel, yang semuanya dilakukan dengan posisi duduk atau berbaring tanpa ada aktivitas fisik lainnya yang mengeluarkan banyak energi Arundhana, 2010. Seiring dengan perkembangan permainan yang modern semacam video game ataupun video online yang menyebabkan anak lebih banyak menghabiskan waktu untuk duduk dibandingkan melakukan aktivitas yang membutuhkan banyak gerak dan mengeluarkan keringat Wahyu, 2009. Berdasarkan hasil penelitian, ditemukan bahwa 1 jam menonton TV per hari berhubungan dengan tingginya konsumsi makanan cepat saji, makanan manis, keripik, pizza dan rendah konsumsi buah dan sayur dengan nilai p0.001 Dixon dkk., 2007. Cara pengukuran yang dapat dilakukan untuk mengukur aktivitas fisik ini adalah dengan menggunakan kuesioner aktivitas fisik dengan beberapa pertanyaan seperti; dalam satu minggu, berapa lama waktu yang kamu habiskan untuk melakukan aktivitas-aktivitas berikut ini: a olah raga berat seperti bersepeda, menariaerobic, lari, jogging, berenang, b olah raga sedang, seperti berjalan cepat, senam, baseball, skate board, bersepeda santai Kowalski dkk., 2004.

C. Kerangka Teori

Bagan 2.1 Kerangka Teori Sumber: Adaptasi dari Birch 2000, Brown 2011 dan Istiany dan Rustianty 2013 Status gizi Praktek pemberian makan Ketersediaan makanan Asupan Energi Jenis kelamin Ibu Pengetahuan Asupan energi Interaksi dengan teman Program sekolah Makan siang dan olahraga Aktivitas fisik