Hubungan Praktek Pemberian Makan dengan Asupan Energi Siswa Hubungan Ketersediaan Makanan dengan Asupan Energi Siswa

Tabel 5.9 Analisis Hubungan Jenis Kelamin dengan Asupan Energi Siswa Kelas 5 dan 6 SDIT Al Syukro Universal Tahun 2015 Jenis kelamin Asupan energi siswa Total Pvalue Odds Ratio Tidak Sesuai Sesuai N n N Perempuan 24 39,3 37 60,7 61 100 0,177 1,824 0,847-3,931 Laki-laki 16 26,2 45 73,8 61 100 Total 40 32,8 82 67,2 122 100 Berdasarkan tabel 5.9 diketahui bahwa paling banyak siswa yang memiliki asupan energi yang tidak sesuai adalah siswa perempuan dengan jumlah siswa sebanyak 24 siswa perempuan 39,3 dibandingkan dengan siswa laki-laki. Berdasarkan hasil uji statistik chi square yang dilakukan, didapatkan nilai p value sebesar 0,177 yang artinya pada α = 5, tidak ada hubungan bermakna antara jenis kelamin dengan asupan energi siswa kelas 5 dan 6 SDIT Al Syukro Universal Tahun 2015. Didapatkan pula nilai OR sebesar 1,824 95CI: 0,847-3,931 yang artinya anak perempuan memiliki risiko sebesar 1,824 untuk memiliki asupan energi yang tidak sesuai anjuran dibandingkan dengan siswa laki-laki.

2. Hubungan Praktek Pemberian Makan dengan Asupan Energi Siswa

Hasil analisis bivariat antara praktek pemberian makan dengan asupan energi siswa dapat dilihat pada tabel berikut ini: Tabel 5.10 Analisis Hubungan Praktek Pemberian Makan dengan Asupan Energi Siswa Kelas 5 dan 6 SDIT Al Syukro Universal Tahun 2015 Praktek Pemberian Makan Asupan energi siswa Total Pvalue Odds Ratio Tidak Sesuai Sesuai n n n Kurang 15 30,6 34 69,4 49 100 0,824 0,847 0,390-1,841 Baik 25 34,2 48 65,8 73 100 Total 40 32,8 82 67,2 122 100 Berdasarkan tabel 5.10 dapat diketahui bahwa siswa dengan asupan energi yang tidak sesuai, lebih banyak berasal dari siswa dengan praktek pemberian makan yang baik dengan jumlah siswa sebanyak 25 siswa 34,2 dibanding dengan siswa dengan praktek pemberian makan yang kurang baik. Berdasarkan hasil uji statistik chi square, didapatkan p value sebesar 0,824 yang mengandung arti pada α=5, tidak ditemukan adanya hubungan bermakna antara praktek pemberian makan dengan asupan energi siswa kelas 5 dan 6 SDIT Al Syukro Universal tahun 2015. Didapatkan pula nilai OR sebesar 0,847 95CI:0,390-1,841 yang artinya anak dengan praktek pemberian makan yang kurang baik memiliki efek proteksi sebesar 0,847 kali terhadap asupan energi yang tidak sesuai dibandingkan dengan siswa dengan praktek pemberian makan yang kurang baik.

3. Hubungan Ketersediaan Makanan dengan Asupan Energi Siswa

Hasil analisis bivariat antara ketersediaan makanan dengan asupan energi siswa dapat dilihat pada tabel berikut ini: Tabel 5.11 Analisis Hubungan Ketersediaan Makanan dengan Asupan Energi Siswa Kelas 5 dan 6 SDIT Al Syukro Universal Tahun 2015 Ketersediaan makanan Asupan energi siswa Total Pvalue Odds Ratio Tidak Sesuai Sesuai n n N Kurang 19 36,5 33 63,5 52 100 0,572 1,343 0,627-2,877 Baik 21 30 49 70 70 100 Total 40 32,8 82 67,2 122 100 Berdasarkan tabel 5.11 dapat diketahui bahwa siswa yang memiliki asupan energi tidak sesuai, paling banyak adalah siswa yang memiliki ketersediaan makanan yang kurang baik dengan jumlah siswa sebanyak 19 siswa 36,5 dibandingkan dengan siswa yang memiliki ketersediaan makanan yang baik. Berdasarkan uji statistik chi square yang dilakukan, didapatkan p value sebesar 0,572 yang berarti bahwa pada α=5, tidak ditemukan adanya hubungan bermakna antara ketersediaan makanan dengan asupan energi siswa kelas 5 dan 6 SDIT Al Syukro Universal tahun 2015. Didapatkan pula nilai OR sebesar 1,343 95CI: 0,627-2,877 yang artinya siswa yang memiliki ketersediaan makanan yang kurang baik memiliki risiko sebesar 1,343 untuk memiliki asupan energi yang tidak sesuai anjuran dibandingkan dengan siswa yang memiliki ketersediaan makanan yang baik di rumah. Berdasarkan hasil food recall diketahui bahwa ketersediaan makanan yang tersedia di luar rumah, seperti ketersediaan makanan yang terdapat di kantin sekolah dan ketering yang didapatkan anak saat makan siang di sekolah, makanan yang tersedia tersebut merupakan makanan yang tinggi energi. Jajanan yang tersedia di kantin sekolah lebih banyak makanan yang mengandung energi tinggi seperti bubur ayam, mie instan, nasi goreng, nasi goreng yang dicampur dengan mie instan, siomay, bakso, pekmpek, kentang goreng dan minuman manis yang diseduh dan ditambahkan lagi dengan gula. Makanan yang didapatkan anak dari pihak ketering juga berupa makanan padat energi berupa makanan cepat saji seperti nugget, sosis dan daging asap. Kontribusi makanan yang dikonsumsi anak selama di sekolah ini, rata-rata menyumbangkan 27,38 asupan energi total yang dikonsumsi anak dalam satu hari.

4. Hubungan Pengetahuan Ibu dengan Asupan Energi Siswa