Asupan energi siswa Praktek pemberian makan

tersebut, serta data tinggi badan dan berat badan dari siswa yang digunakan dalam studi pendahuluan.

2. Mekanisme pengumpulan data

Pengumpulan data untuk kebutuhan analisis setiap variabel, dilakukan sesuai dengan mekanisme berikut ini:

a. Asupan energi siswa

Peneliti mengajukan pertanyaan kepada responden terkait makanan yang dikonsumsinya selama 3 hari yang terdiri dari 2 hari pada hari sekolah dan 1 hari pada akhir pekan. Instrumen food recall yang digunakan ini didapat dari Kementrian Kesehatan Republik Indonesia tahun 2013. Setelah dilakukan pencatatan makanan selama 3 hari, daftar makanan yang dikonsumsi oleh siswa selama 3 hari tersebut akan dihitung jumlah asupan energi per harinya menggunakan program nutrisurvey untuk kemudian dihitung rata-rata asupan energi dari masing-masing siswa. Setelah didapatkan hasil rata-rata konsumsi perharinya, data akan ditransformasi menjadi dua kelompok, yaitu Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, 2014. 0. Asupan tidak sesuai, apabila rata-rata asupan energi 130 AKE 2013 sesuai golongan usia atau rata-rata asupan energi70 AKE 2013 sesuai golongan usia 1. Asupan sesuai apabila rata-rata asupan energi 70 ≤ asupan energi ≤130 AKE 2013 b. Jenis kelamin Jenis kelamin dari setiap anak diukur menggunakan instrumen kuesioner yang akan langsung dijawab oleh siswa berupa pertanyaan terkait jenis kelamin siswa dengan 2 buah pilihan jawaban, yaitu laki-laki dan perempuan. Setelah pertanyaan tersebut terisi, peneliti akan melakukan pengecekan agar tidak ada kuesioner yang tidak terisi. Setelah itu, kuesioner yang sudah terisi tersebut akan diberikan kode pada pilihan jawaban jenis kelamin siswa, kode tersebut antara lain: 0. Perempuan 1. Laki-laki Setelah pengodean dilakukan, data jenis kelamin yang ada akan dimasukkan ke dalam perangkat lunak computer untuk kemudian dilakukan analisis lebih lanjut.

c. Praktek pemberian makan

Praktek pemberian makan ini diukur menggunakan instrumen kuesioner pada pernyataan-pernyataan pada kolom A mulai dari nomor 1 sampai 18. Instrumen ini dibuat berdasarkan kuesioner praktek pemberian makan dari Birch yang kemudian diubah menggunakan Bahasa Indonesia dan digunakan pada penelitian yang dilakukan di beberapa Sekolah Dasar di Jabodetabek Kolopaking dkk., 2015. Ibu dari siswa akan diberikan kuesioner yang di dalamnya terdiri dari 8 kolom yang salah satu kolomnya berisikan pertanyaan untuk mengukur praktek pemberian makan siswa SDIT Al Syukro Universal. Paket kuesioner tersebut diberikan kepada ibu melalui siswa untuk diisi oleh ibu di rumah. Paket kuesioner juga disertai oleh surat pengantar dari sekolah yang ditujukan kepada ibu, agar ibu berkenan mengisi paket kuesioner yang diberikan oleh peneliti untuk kepentingan penelitian yang dilakukan oleh peneliti. Pada lembar pertama kuesioner, peneliti memberikan prosedur petunjuk cara pengisian kuesioner bersamaan dengan pernyataan ibu bersedia menjadi responden dalam penelitian ini. Setelah ibu mengisi kuesioner tersebut, kuesioner kembali diberikan kepada siswa untuk dikembalikan kepada peneliti. Setelah kuesioner dikembalikan, peneliti melakukan pengecekan terhadap kuesioner untuk memastikan kuesioner terisi dengan lengkap. Setelah kuesioner terisi, jawaban yang diberikan oleh ibu siswa akan diberikan kode-kode mulai dari angka 1-5 sesuai dengan model pernyataan yang positif atau negatif. Apabila model pernyataan merupakan model positif, maka kode 1 akan diberikan pada pernyataan dengan jawaban tidak pernah, kode 2 pada jawaban pernyataan jarang, hingga kode 5 akan diberikan pada jawaban pernyataan sangat sering. Sementara pada model pernyataan yang negatif, kode 1 diberikan pada pernyataan dengan jawaban sangat sering, hingga kode 5 dengan jawaban tidak pernah. Setelah seluruh pernyataan selesai diberikan kode, kode- kode tersebut dimasukkan ke dalam perangkat lunak komputer untuk dihitung jumlah skor yang didapat dari seluruh sampel. Setelah jumlah skor dari seluruh sampel didapatkan, dilakukan uji normalitas data. Hasil normalitas data menunjukkan bahwa data yang didapat dari setiap sampel merupakan data yang tidak normal, sehingga dilakukan transformasi data menggunakan median dari jumlah skor setiap sampel. Kategori dari transformasi data tersebut adalah sebagai berikut: 0. Kurang apabila skor median 1. Baik apabila skor ≥ median Bertram, 2009

d. Ketersediaan makanan