karakteristik yang mirip dengan SDIT Al Syukro Universal. Sekolah yang dimaksud adalah Madrasah Ibtidaiyah Negeri 2 Ciputat Timur. Berikut
merupakan uji validitas dan reliabilitas yang dilakukan oleh peneliti:
1. Uji Validitas
Uji validitas dilakukan untuk mengetahui sejauh mana ketepatan suatu alat ukur dalam mengukur suatu data Hastono, 2007. Untuk
mengetahui validitas dari instrumen yang digunakan, dilakukan dengan cara mengukur korelasi setiap pertanyaan pada instrumen penelitian yang
dalam penelitian ini berupa kuesioner untuk mengetahui praktek pemberian makan anak dan aktivitas fisik anak dengan skor total variabel
dari nilai corrected item correlation pada hasil reability. Nilai r tabel yang digunakan dalam uji validitas kuesioner praktek pemberian makan untuk
21 orang responden dengan nilai α= 5 adalah 0.433. Sementara untuk kuesioner aktivitas fisik dan interaksi dengan teman, nilai r tabel yang
digunakan untuk 65 orang responden dengan nilai α= 5 adalah 0.224. Pertanyaan pada kuesioner dikatakan valid apabila nilai r hitung nilai r
tabel. Pada uji validitas yang dilakukan untuk kuesioner praktek pemberian
makan anak, dari delapan belas pertanyaan yang terdapat pada kuesioner, seluruh pertanyaan memiliki nilai r lebih besar dari nilai tabel r. Sehingga
dapat dikatakan bahwa seluruh pertanyaan valid untuk mengukur praktek pemberian makan anak. Pada kuesioner aktivitas fisik, uji validitas
menunjukkan sebanyak dua buah pertanyaan dari tiga puluh dua
pertanyaan memiliki nilai r yang lebih kecil dari nilai r tabel, sehingga dapat dikatakan bahwa kedua pertanyaan tersebut tidak valid.
Dua buah pertanyaan yang dimaksud adalah pertanyaan terkait status sakit yang dialami oleh siswa selama satu minggu terakhir yang
menyebabkan siswa tidak dapat melakukan aktivitas fisik dan aktivitas fisik apa yang dilarang untuk dilakukan oleh siswa. Peneliti kemudian
mengganti kalimat pada dua buah pertanyaan tersebut yang sebelumnya berbunyi “Apakah kamu sakit dalam satu minggu terakhir?” menjadi
“Apakah kamu pernah sakit sampai tidak boleh berkativitas dalam satu minggu terakhir?”. Sedangkan pertanyaan lainnya yang diubah adalah
“Jika ya, apakah ada kegiatan yang kamu hindari dari kegiatan yang biasanya kamu lakukan setiap harinya?”, diubah menjadi “Jika ya,
aktivitas apa yang tidak boleh kamu lakukan selama kamu sakit?”. Diubahnya kedua pertanyaan tersebut dikarenakan adanya kebingungan
dari siswa yang menjawab pertanyaan tersebut. Kalimat yang digunakan sebagai pengganti dari pertanyaan sebelumnya diharapkan akan lebih
mudah dimengerti oleh siswa saat menjawab. Setelah dilakukan perubahan kalimat pada dua buah pertanyan
tersebut, dilakukan kembali uji validitas dan reliabilitas. Namun, berdasarkan uji validitas dan reliabilitas ulang yang dilakukan, kedua
pertnyaan tersebut masih memiliki nilai r yang lebih kecil dari nilai tabel r. Peneliti kemudian mengeluarkan dua buah pertanyaan tersebut dari
kuesioner karena pertanyaan tersebut masih menyebabkan siswa
kebingungan dalam proses pengisian kuesioner. Selain itu alasan dikeluarkannya kedua pertanyaan tersebut adalah jawaban yang homogen
dari seluruh siswa yang dijadikan sampel dalam uji validitas kuesioner ini. Pada kuesioner pengetahuan ibu, ketersediaan makan dan interaksi
siswa dengan teman, peneliti melakukan uji validitas dengan menanyakan setiap pertanyaan kepada 20 orang siswa dan 21 orang ibu siswa kelas 5
dan 6. Apabila siswa dan ibu siswa dapat menjawab pertanyaan tersebut tanpa adanya pertanyaan untuk menanyakan kejelasan dari pertanyaan
yang dimaksud oleh peneliti, maka dapat dikatakan bahwa pertanyaan tersebut valid karena dapat dengan mudah dipahami oleh ibu siswa.
Sejumlah empat buah pertanyaan pada kuesioner ketersediaan makanan dapat dijawab oleh ibu siswa tanpa adanya pertanyaan tambahan
dari ibu siswa untuk meminta kejelasan, sehingga dapat dikatakan bahwa keempat pertanyaan tersebut valid. Sejumlah lima buah pertanyaan untuk
mengukur pengetahuan ibu, ditanyakan oleh peneliti kepada 21 orang ibu siswa yang juga dijawab dengan cepat oleh ibu siswa tanpa adanya
kebingungan dari maksud pertanyaan dalam kuesioner tersebut. Sehingga dapat dikatakan pula kelima pertanyaan valid untuk mengukur
pengetahuan ibu. Kuesioner untuk menghitung interaksi siswa dengan teman juga dilakukan terhadap 20 orang siswa yang ditanya secara
langsung oleh peneliti. Selama proses uji validitas berlangsung, seluruh siswa yang ditanyai dapat menjawab enam buah pertanyaan yang diajukan
oleh peneliti dengan cepat tanpa adanya kebingungan. Sehingga keenam
pertanyaan tersebut juga dapat dikatakan valid untuk mengukur interaksi
dengan teman. 2.
Uji Reliabilitas
Reliabilitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan suatu alat ukur dapat menghasilkan hasil yang konsisten meskipun dilakukan di waktu
yang berbeda dengan kuesioner yang sama Hastono, 2007. Pengukuran reliabilitas instrumen dapat dilakukan dengan dua buah cara, yaitu
reapeted measure dan one shot Hastono, 2007. Reapeted measure merupakan cara pengukuran reliabilitas yang dilakukan lebih dari satu kali
pada waktu yang berbeda untuk dilihat konsistensi dari jawaban yang diberikan. Sementara one shot merupakan cara pengukuran reliabilitas
yang hanya dilakukan sekali dan kemudian hasilnya dibandingkan dengan pertanyaan lainnya Hastono, 2007.
Uji reliabilitas yang digunakan pada penelitian ini adalah uji reliabilitas dengan cara one shot. Kuesioner akan diuji reliabilitasnya
apabila seluruh pertanyaan dalam kuesioner sudah dinyatakan valid. Pertanyaan-pertanyaan dalam kuesioner dinyatakan reliabel apabila nilai
uji chronbach’s alpha lebih besar sama dengan nilai r tabel. Pada penelitian ini, kuesioner yang diuji dengan menggunakan nilai
chronbach’s alpha adalah kuesioner praktek pemberian makan, dan aktivitas fisik anak.
Kuesioner praktek pemberian makan dinyatakan reliabel apabila nilai chronbach’s alpha yang dihasilkan lebih besar sama dengan 0.433.
Pada uji reliabilitas yang dilakukan terhadap kuesioner praktek pemberian makan tersebut, nilai chronbach’s alpha yang dihasilkan adalah 0.616.
Sehingga dapat dikatakan bahwa kuesioner tersebut reliabel untuk digunakan sebagai alat ukur praktek pemberian makan.
Untuk kuesioner aktivitas fisik siswa dinyatakan reliabel apabila nilai chronbach’s alpha yang dihasilkan lebih besar sama dengan 0.224.
Hasil uji reliabilitas yang dilakukan terhadap kuesioner aktivitas fisik tersebut menghasilkan nilai chronbach’s alpha sebesar 0.899 sehingga
dapat dikatakan bahwa kuesioner ini reliabel untuk digunakan sebagai alat ukur dalam mengukur aktivitas fisik siswa.
G. Analisis Data