bermakna antara jenis kelamin dengan asupan energi siswa adalah adanya perbedaan waktu dalam pengambilan data pada food recall yang hanya dapat
memberikan variasi asupan energi yang kecil. Kecilnya variasi tersebut yang dimungkinkan menjadi penyebab dari tidak ditemukannya hubungan antara jenis
kelamin dengan asupan energi siswa SDIT Al Syukro Universal Tahun 2015. Kebiasaan makan pada usia sekolah dasar sudah mulai muncul namun
masih belum merupakan kebiasaan yang permanen Kim dan Lee, 2009. Oleh karena itu, peneliti menyarankan untuk memberikan suplementasi materi pada
mata pelajaran Penjaskes dan Pramuka terkait asupan gizi yang sesuai dengan jenis kelamin dan golongan usia siswa agar siswa dapat memiliki asupan energi
yang sesuai dengan kebutuhannya hingga dewasa mengingat pendidikan gizi sangat baik diberikan pada usia ini untuk membentuk kebiasaan makan siswa.
Selain itu, agar siswa terus mengingat dan mengaplikasikan materi terkait asupan energi tersebut, pihak sekolah juga disarankan untuk mengadakan kelas khusus
terkait kebutuhan gizi siswa terutama kebutuhan energi pada saat pembagian rapor dilaksanakan.
D. Hubungan Praktek Pemberian Makan dengan Asupan Energi Siswa
Praktek pemberian makan terdiri dari peraturan ibu terkait berbagai macam dimensi, diantaranya adalah tipe makanan yang dimakan anak, frekuensi
makan, kuantitas makanan, cara pengolahan makanan dan pemberian makanan padat satu jenis zat gizi. Keseluruhan peraturan yang diterapkan oleh ibu dalam
praktek makan anak ini membentuk pola makan anak yang akan mempengaruhi kesehatan dan status gizi anak Ruel dan Arimond, 2003.
Ibu sering memberikan kontrol terhadap kebiasaan makan anaknya dengan mengatur kapan, berapa banyak dan makanan apa yang dimakan untuk
mempertahankan kesehatan anak dan mencegah anak mengalami malnutrisi White, 2006. Praktek pemberian makan yang kurang baik seperti membebaskan
anak memilih makanan yang ingin dikonsumsinya sendiri, memberikan makanan kesukaan anak sebagai hadiah, memaksa anak untuk makan dan selalu
menyediakan makanan kesukaannya, dapat menyebabkan anak memiliki asupan energi yang tidak sesuai dengan anjuran Birch, 2006.
Hasil penelitian menunjukkan hasil yang berbeda, dimana lebih banyak siswa dengan praktek pemberian makan yang baik memiliki asupan energi yang
tidak sesuai dibandingkan dengan siswa dengan praktek pemberian makan yang kurang baik dengan jumlah siswa sebanyak 25 siswa 34,2. Hasil penelitian
yang menunjukkan kecenderungan siswa dengan praktek pemberian makan yang baik memiliki asupan energi yang tidak sesuai, dimungkinkan terjadi karena tidak
semua siswa diasuh secara langsung oleh ibu mereka kendati ibu tetap memegang kendali di rumah.
Peraturan-peraturan yang dibuat ibu selama praktek pemberian makan, tidak hanya dijalankan oleh ibu saja, namun juga dipercayakan kepada orang lain
yang dipercaya untuk ikut andil dalam pengasuhan anaknya. Orang yang diberikan kepercayaan dalam praktek pemberian makan anak ini dimungkinkan
turut mempengaruhi asupan energi. Pemberian kuesioner praktek pemberian makan kepada ibu siswa tanpa mempertimbangkan adanya pengasuh lain dalam
praktek pemberian makan dimungkinkan menjadi penyebab dari adanya perbedaan kecenderungan yang terjadi pada penelitian ini.
Ibu dengan anak yang memiliki kebiasaan memilih makanannya merasa anaknya tersebut butuh lebih banyak kontrol eksternal untuk menjaga agar asupan
makanannya tetap sesuai dengan kebutuhan. Bagi ibu yang tidak selalu bisa memberikan pemantauan langsung kepada anak selama praktek pemberian
makan, kontrol tersebut dipercayakan kepada pengasuh atau orang yang dipercaya untuk mengasuh anaknya selama ibu tidak bisa memantau praktek pemberian
makan tersebut Gubbels dkk., 2011. Orang yang dipercaya untuk mengasuh anaknya tersebut terkadang tidak bisa memberikan kontrol yang ketat kepada
anak dibandingkan dengan ibu yang mengontrol asupan anaknya secara langsung Gubbels dkk., 2011.
Praktek pemberian makan juga dipengaruhi oleh perbedaan emosi yang dimiliki anak serta kemampuan anak dalam hubungan sosial dengan pengasuhnya
Ruel dan Arimond, 2003. Karakteristik anak tersebut dapat mempengaruhi keefektifan praktek pemberian makan pada anak. Karakteristik yang dimiliki oleh
pengasuh yang menjalankan praktek pemberian makan pada anak juga turut mempengaruhi keefektifan peraturan-peraturan yang ditetapkan oleh ibu dalam
praktek pemberian makan anak Ruel dan Arimond, 2003. Berdasarkan analisis chi square diketahui pula bahwa anak dengan
praktek pemberian makan kurang baik memiliki efek proteksi sebesar 0,847 kali terhadap asupan energi yang tidak sesuai. Besarnya efek proteksi ini berbeda-beda
untuk setiap individu. Pada penelitian ini, rentang efek proteksi yang dimiliki oleh
setiap siswa dengan praktek pemberian makan yang kurang baik adalah 0,390 kali hingga 1,841 kali terhadap asupan energi tidak sesuai.
Hasil penelitian yang dilakukan tidak ditemukan adanya hubungan bermakna antara praktek pemberian makan dengan asupan energi yang
ditunjukkan oleh nilai p sebesar 0,824. Hasil penelitian ini tidak dapat membuktikan hipotesis dari teori Birch dan Davidson yang menyatakan bahwa
praktek pemberian makan dapat mempengaruhi asupan energi seorang anak. Penelitian prospektif yang dilakukan di United Kingdom juga tidak dapat
membuktikan hipotesis tersebut karena tidak menemukan adanya hubungan bermakna antara kontrol yang dilakukan oleh ibu selama proses praktek
pemberian makan dengan asupan energi selama anak masih dalam pengasuhan orang tua Dickens dan Ogden, 2014. Penelitian tersebut menemukan bahwa
kontrol dalam praktek pemberian makan anak tidak dapat mempengaruhi asupan energi anak, asupan energi anak lebih dipengaruhi oleh kebiasaan makan orang
tua yang kemudian dicontoh oleh anak dan mempengaruhi anak dalam pemilihan makanannya yang kemudian turut mempengaruhi asupan energinya.
Namun penelitian yang dilakukan terhadap ras latin menunjukkan hasil yang berbeda, dimana ditemukan adanya hubungan bermakna antara praktek
pemberian makan dengan asupan energi anak yang sesuai Arredondo dkk., 2006. Perbedaan hasil penelitian yang didapatkan oleh penelitian yang dilakukan
terhadap ras latin dan penelitian yang dilakukan oleh peneliti adalah jumlah sampel dan karakteristik yang digunakan dalam penelitian yang dilakukan. Pada
penelitian yang dilakukan di Amerika Serikat, sampel didapatkan dari 13 sekolah
yang berada di barat daya San Diego, sehingga terdapat perbedaan pada karakteristik sampel dari setiap sekolah, sementara penelitian yang dilakukan
peneliti, hanya dilakukan pada satu sekolah yang karakteristik sampelnya mirip. Tidak ditemukan adanya hubungan bermakna antara praktek pemberian
makan dengan asupan energi siswa terjadi karena perbedaan proporsi yang tidak jauh berbeda antara siswa dengan praktek pemberian makan yang baik namun
memiliki asupan energi yang tidak sesuai dibandingkan dengan siswa dengan praktek pemberian makan yang kurang baik dan memiliki asupan energi yang
tidak sesuai. Praktek pemberian makan yang tidak hanya dilakukan oleh ibu dimungkinkan menjadi penyebab dari tidak ditemukan adanya hubungan antara
praktek pemberian makan dengan asupan energi siswa. Kecilnya variasi asupan energi akibat dari perbedaan waktu pengambilan
data makanan juga diduga menjadi penyebab tidak ditemukannya hubungan bermakna antara praktek pemberian makan dengan asupan energi siswa. Hal
lainnya yang diduga menjadi penyebab dari tidak ditemukannya hubungan bermakna antara kedua variabel ini adalah waktu yang dihabiskan anak di sekolah
lebih banyak dibandingkan dengan waktu yang dihabiskan anak di rumah bersama dengan ibu atau pengasuhnya. Sehingga anak mengatur sendiri makanan
yang dikonsumsinya selama berada di sekolah tanpa adanya kontrol langsung dari ibu maupun pengasuh.
Untuk mendapatkan hasil yang lebih akurat dalam praktek pemberian makan anak, sebaiknya dilakukan pendataan terlebih dahulu terkait peran ibu atau
pengasuh dalam hal praktek pemberian makan pada anak. Bagi anak yang
diberikan pengasuhannya hanya dilakukan langsung oleh ibu, dapat dilakukan pengambilan data praktek pemberian makan kepada ibu, namun apabila anak
tidak hanya diasuh oleh ibu, sebaiknya dilakukan pengambilan data kepada orang yang lebih sering menjalankan praktek pemberian makan pada anak.
E. Hubungan Ketersediaan Makanan dengan Asupan Energi Siswa