Interaksi dengan teman Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Asupan Energi 1.

persepsi dari kebiasaan-kebiasaan orang lain. Pada kasus asupan energi, hal tersebut dapat dikatakan bahwa anak mengimitasi ibunya dalam hal jenis, jumlah, frekuensi, waktu makan serta durasi dalam sekali makan White, 2006. Penelitian juga menunjukkan bahwa pada umumnya anak menjadikan orang tuanya sebagai panutan dalam kebiasaan makannya yang dapat dilihat dari jenis makanan yang diinginkan oleh anak, biasanya karena adanya paparan yang berulang dan pilihan makanan dari orang tua mereka Dickens dan Ogden, 2014. Penelitian tersebut juga menunjukkan adanya hubungan yang signifikan dengan nilai p sebesar 0.001 antara pola makan orang tua dengan pola makan anak Dickens dan Ogden, 2014. Alat ukur yang digunakan untuk melakukan pengukuran pada asupan energi ibu adalah 3-days food record.

6. Interaksi dengan teman

Setiap anak pada dasarnya masih terus dipengaruhi secara bermakna oleh keluarga, budaya keluarga dan faktor lingkungan, namun pada usia sekolah, anak mulai terpengaruh, baik dalam kebiasaan, cara berpakaian, hingga gaya hidup dari teman yang ditemuinya, khususnya teman sebaya Behrman dkk., 2000. Hal tersebut dipertegas oleh adanya teori yang menyatakan bahwa hubungan dengan teman sebaya dan aktivitas di luar rumah semakin memainkan peran penting terhadap kehidupan anak usia sekolah Friedman, Bowden dan Jones, 2003 dalam Saifah, 2011. Perilaku makan siswa yang sedang beranjak menuju remaja memiliki kecenderungan untuk lebih senang bila makan dengan orang terdekat, yang mana biasanya teman sebaya yang dijadikan sebagai pilihan dalam menghabiskan waktu bersama Behrman dkk., 2000. Siswa yang senang menghabiskan waktu bersama dengan teman sebayanya tersebut cenderung memiliki keputusan-keputusan yang bisa mereka terima yang mana pada akhirnya akan membentuk perilaku standar mereka. Pada masa anak sekolah, anak sering membandingkan dirinya dengan teman- temannya dimana mudah sekali dihinggapi ketakutan akan kegagalan dan ejekan teman Gunarsa, 2008. Anak pada usia ini juga memiliki kecenderungan untuk merasa lebih nyaman berada di sekitar teman-teman sebayanya dibandingkan berada di sekitar keluarganya dengan lebih banyak menghabiskan waktu lebih banyak bersama teman-teman sebayanya Brown dkk., 2011. Penelitian menemukan bahwa anak akan mengonsumsi lebih banyak makanan tinggi energi ketika sedang bersama dengan temannya dibandingkan saat sedang berada bersama dengan orang tuanya Salvy dkk., 2011. Teman lebih banyak mempengaruhi asupan energi seorang anak pada usia sekolah seiring dengan lebih banyaknya waktu yang dihabiskan bersama teman dan motivasi yang diberikan oleh teman dibandingkan dengan orang tua Salvy dkk., 2011. Asupan energi saat anak bersama dengan teman mungkin terjadi karena adanya pemberian izin untuk mengonsumsi makanan tinggi energi yang biasanya dibatasi saat anak bersama dengan orang tua Salvy dkk., 2011. Penelitian lainnya menunjukkan hasil yang berbeda, dimana ditemukan bahwa teman sebaya memberikan pengaruh positif terkait perilaku makan anak usia sekolah dengan mendorong anak untuk mengonsumsi makanan sehat seperti sayur Saifah, 2011. Penelitian lainnya juga menyatakan bahwa teman perempuan dari siswa perempuan dapat mendorong siswa tersebut untuk memiliki asupan energi yang baik dibandingkan dengan orang tua Salvy dkk., 2011. Ketika anak familiar dengan makanan sehat yang dapat mencukupi kebutuhannya sehari-hari dan itu dilakukan oleh teman sebayanya, anak akan lebih menerima dan menjadikan makanan tersebut sebagai salah satu pilihan makannya Birch dan Ventura, 2009.

7. Program Makan Siang Sekolah