diberikan pada pernyataan dengan jawaban tidak pernah, kode 2 pada jawaban pernyataan jarang, hingga kode 5 akan diberikan
pada jawaban pernyataan sangat sering. Sementara pada model pernyataan yang negatif, kode 1 diberikan pada pernyataan
dengan jawaban sangat sering, hingga kode 5 dengan jawaban tidak pernah.
Setelah seluruh pernyataan selesai diberikan kode, kode- kode tersebut dimasukkan ke dalam perangkat lunak komputer
untuk dihitung jumlah skor yang didapat dari seluruh sampel. Setelah jumlah skor dari seluruh sampel didapatkan, dilakukan
uji normalitas data. Hasil normalitas data menunjukkan bahwa data yang didapat dari setiap sampel merupakan data yang tidak
normal, sehingga dilakukan transformasi data menggunakan median dari jumlah skor setiap sampel. Kategori dari
transformasi data tersebut adalah sebagai berikut: 0. Kurang apabila skor median
1. Baik apabila skor ≥ median Bertram, 2009
d. Ketersediaan makanan
Ketersedian makanan ini diukur menggunakan instrumen kuesioner pada pertanyaan kolom B mulai dari nomor 1 sampai
4. Instrumen ini dibuat berdasarkan kuesioner ketersediaan makanan dalam keluarga yang berasal dari penelitian
sebelumnya Eisenberg dkk., 2012. Kuesioner serupa juga
pernah digunakan dalam penelitian yang dilakukan di Jabodetabek pada tahun 2014 Kolopaking dkk., 2015.
Pilihan yang disediakan oleh peneliti untuk menilai ketersediaan makanan adalah ketersediaan sayur, buah, makan
ringan seperti chiki dll dan makanan tambahan seperti kue, donat dll. Makanan tinggi energi lainnya seperti mie instan, termasuk
ke dalam kategori makanan tambahan, namun tidak dijabarkan oleh peneliti. Makanan tambahan dimasukkan ke dalam pilihan
makanan untuk menilai ketersediaan makanan karena anak yang disediakan makanan tambahan di rumah, akan menurunkan
motivasinya untuk mengonsumsi makanan yang kaya nutrisi sehingga anak akan cenderung untuk mengonsumsi makanan
tambahan yang padat energi Hill dkk., 1998. Sayur dan buah dipilih sebagai bahan makanan yang
dijadikan pilihan dalam penyediaan makanan di rumah lantaran anak dengan ketersediaan sayur dan buah yang baik di rumah
cenderung memiliki preferensi untuk memilih sayur dan buah sebagai makanan selingan mereka dibandingkan makanan tinggi
energi dan lemak seperti keripik kentang dan goreng-gorengan. Anak yang lebih memilih sayur dan buah sebagai makanan
tambahan dan selingannya ini menunjukkan bahwa anak tidak banyak mengonsumsi makanan tinggi energi Hill dkk., 1998.
Setelah kuesioner terisi, jawaban dari kuesioner diberikan kode seperti yang diberikan pada variabel praktek pemberian
makan. Setelah diberikan kode, kode-kode tersebut dimasukkan ke dalam perangkat lunak komputer untuk kemudian diuji
kenormalan datanya. Berdasarkan hasil uji normalitas data, diketahui bahwa data yang diperoleh merupakan data yang
normal sehingga dilakukan transformasi untuk menghasilkan dua buah kategori menggunakan mean, dengan kategori sebagai
berikut: 0. Kurang apabila skor mean
1. Baik apabila skor ≥ mean Bertram, 2009
e. Pengetahuan gizi ibu