Teori Keadilan Teori Motivasi Kerja

Kekuatan Motivasi = Valensi x Ekspektansi Berdasarkan teori diatas maka teoriVroom dapat dinyatakan sebagai berikut: Dengan demikian, kekuatan motivasi ditentukan oleh valensi dan pengharapan. Menurut teori ini, individu akan termotivasi jika mereka melihat adanya kombinasi yang menguntungkan tentang apa yang penting bagi mereka dan diharapkan sebagai suatu imbalan atas pengorbanan mereka, dan mereka mengambil tingkah laku yang sesuai.

7. Teori Penguatan oleh B.F. Skinner

Teori penguatan reinforcement theory mengatakan bahwa bagaimana tingkah laku di masa lampau mempengaruhi tindakan di masa yang akan datang dalam proses belajar siklis. Sebagai proses dalam teori penguatan adalah sebagai berikut: Grafik 2.3 Proses Penguatan oleh B.F. Skinner Sumber: Wilson Bangun, Manajemen Sumber Daya Manusia. Teori penguatan berargumen pada tingkah laku individu respon terhadap situasi tertentu rangsangan merupakan penyebab dari konsekuensi tertentu. Jika konsekuensi tersebut positif, maka pada masa depan akan terjadi Stimulus Respons Konsekuensi Respons Masa Depan pengulangan yang serupa dalam situasi yang serupa pula, begitupun sebaliknya. Teoripenguatan ini berkaitan denga pemberian hadiah reward.

8. Teori Motivasi dari McClelland

Menurut Edi Sutrisno dalam buku yang berjudul Manajemen Sumber Daya Manusia dikemukakan bahwa teori kebutuhan yang dikemukakan oleh David Mc Clelland 1974 disebut juga dengan teori motivasi prestasi. Terdapat empat pola motivasi dalam bekerja yang terdiri dari 15 : a. Pola Motivasi Berhasil Motivasi berhasil achievement motivation adalah dorongan dalam diri untuk mengatasi segala tantangan dan hambatan dalam upaya mencapai tujuan. Seseorang yang memiliki dorongan ini ingin berkembang, ingin tumbuh, ingin maju, dan ingin berhasil. Orang-orang yang berorientasi berhasil, mereka bekerja keras karena mereka merasa akan memperoleh kebanggaan pribadi atas upayanya; mereka memiliki kemampuan teknis. b. Pola Motivasi Afiliasi Motivasi afiliasi affiliation motivation adalah dorongan untuk berhubungan dengan orang lain atas dasar kesadaran sosial bahwa seseorang menjadi anggota kelompok atau anggota masyarakat tertentu. Orang-orang yang memiliki motivasi afiliasi bekerja lebih baik apabila mereka dipuji; sikap dan kerja sama mereka menyenangkan. Mereka tidak 15 Darsono dan Tjatjuk Siswandoko, Manajemen Sumber Daya Manusia Abad 21, Jakarta: Nusantara Consulting, 2001 , hal 156.