Asas Motivasi LANDASAN TEORI

terlaksana dengan baik sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan apabila dibuat dengan asas motivasi. Dalam prakteknya perusahaan sering kali menggunakan dua jenis motivasi antara lain: 5 1. Motivasi positif Insentif Positif, maksudnya manager memotivasi merangsang bawahannya dengan memeberikan hadiah kepada mereka yang berprestasi di atas prestasi standar. Dengan motivasi positif, semangat kerja bawahan akan meningkat karena umumnya manusia senang menerima yang baik-baik saja. 2. Motivasi negatif Insentif Negatif, maksudnya manager memotivasi bawahan dengan standar mereka akan mendapat hukuman. Motivasi seperti ini dalam jangka pendek mungkin semangat kerjanya meningkat akan tetapi perlu diwaspadai dalam jangka panjang akan berakibat kurang baik.

C. Tujuan dan Prinsip Motivasi

1. Tujuan Pemberian Motivasi

Adapun tujuan pemberian motivasi menurut Malayu 6 adalah: 7 a. Menciptakan gairah dan semangat kerja karyawan 5 Malayu, S.P. Hasibuan, Manajemen Sumber Daya Manusia, Jakarta: PT Bumi Aksara, 2007 h. 150. 6 Malayu S.P. Hasibuan adalah seorang pakar dan penulis yang berkaitan dengan Manajemen Sumber Daya Manusia. Lahir di Padangsidempuan, 2 September 1939. Beberapa buku yang telah diterbitkannya antara lain berjudul Dasar-Dasar Perbankan, Manajemen Sumber Daya Manusia,Manajemen: Dasar, Pengertian, dan Masalah, Organisasi dan Motivasi, dan lain sebagainya. 7 Hadari Nawawi, Manajemen Sumber Daya Manusia untuk Bisnis yang Kompetitif, Yogyakarta: Gadjah Mada University Press, 2003, h. 97. b. Meningkatkan moral dan kepuasan kerja karyawan c. Meningkatkan produktifitas karyawan d. Mempertahankan loyalitas dan kestabilan karyawan perusahaan e. Meningkatkan kedisiplinan dan menurunkan tingkat absensi karyawan f. Mengefektifkan pengadaan karyawan Islam juga menaruh perhatian pada permasalahan motivasi. Islam memotivasi setiap muslim untuk bekerja. Hal ini seperti yang tergambar dalam firman-Nya yang terdapat dalam Al-Quran Surat At-Taubah ayat 105 :                   Artinya: “Dan Katakanlah: Bekerjalah kamu, Maka Allah dan rasulnya serta orang-orang mukmin akan melihat pekerjaanmu itu, dan kamu akan dikembalikan kepada Allah yang mengetahui akan hal ghaib dan yang nyata, lalu diberitakan-Nya kepada kamu yang telah kamu kerja kan.” At- Taubah:105 Motivasi kerja dalam islam bukanlah untuk mengejar hidup hedonis, bukan juga untuk status, apalagi untuk mengejar kekayaan dengan segala cara namun untuk beribadah. 8 Bekerja untuk mencari 8 Rahmat Mr. Power, Motivasi Kerja dalam Islam, artikel diakses pada 29 Sepetember 2015 dari http:www.motivasi-islami.commotivasi-kerja-dalam-islam nafkah merupakan suatu kewajiban yang istimewa dalam pandangan Islam. Hal ini sebagaimana sabda Nabi Muhammad SAW yang berbunyi: “Sesungguhnya Allah suka kepada hamba yang berkarya dan terampil professional atau ahli. Barangsiapa bersusah payah mencari nafkah untuk keluarganya maka dia serupa dengan seorang mujahid di jalan Allah Azza wajalla.H.R. Ahmad ” Sehingga dalam islam diajarkan bahwa tujuan dan target yang hendak dicapai dari pemberian motivasi adalah: a. Meningkatkan etos kerja b. Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan c. Meningkatkan ibadah kepada Allah

2. Prinsip-Prinsip Motivasi

Dalam memotivasi pegawai terdapat beberapa prinsip yang perlu diperhatikan, diantaranya yakni: 9 a. Prinsip partisipasi Dalam upaya memotivasi kerja, pegawai perlu diberikan kesempatan ikut berpartisipasi dalam menentukan tujuan yang akan dicapai oleh pemimpin. b. Prinsip Komunikasi Pemimpin mengkomunikasikan segala sesuatu yang berhubungan dengan usaha pencapaian tugas, dengan informasi yang jelas, pegawai akan lebih mudah dimotivasi kerjanya. 9 A.A. Anwar Prabu Mangkunegara, Manajemen Sumber Daya Manusia Perusahaan, Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2007, h. 100.