Faktor Ekstrinsik Faktor-Faktor Motivasi
Metode kompensasi balas jasa sebagai berikut:
27
1. Metode Tunggal Metode tunggal yaitu suatu metode yang dalam penetapan gaji pokok
hanya didasarkan atas ijazah terakhir dari pendidikan formal yang dimiliki karyawan. Jadi, tingkat golongan dan gaji pokok seseorang
hanya ditetapkan atas ijazah terakhir yang dijadikan standarnya. Misalnya, pegawai negeri ijazah formal S-1, maka golongannya ialah
III-A dan gaji pokoknya adalah gaji pokok III-A untuk setiap departemen sama.q
2. Metode Jamak Metode jamak yaitu suatu metode yang dalam gaji pokok
didasarkan atas beberapa perimbangan seperti ijazah, sifat pekerjaan, pendidikan informal, bahkan hubungan keluarga ikut menentukan
besarnya gaji pokok seseorang. Jadi standar gaji pokok yang pasti tidak ada. Ini terdapat pada perusahaan-perusahaan swasta yang didalamnya
masih sering terdapat diskriminasi. Sementara itu, untuk sistem pembayaran kompensasi yang umum
diterapkan adalah sebagai berikut: 1. Sistem Waktu
Dalam sistem waktu, besarnya kompensasi gaji, upah ditetapkan berdasarkan standar waktu, seperti jam, minggu, atau bulan.
Administrasi pengupahan sistem waktu relatif mudah serta dapat
27
Malayu S.P. Hasibuan, Manajemen Sumber Daya Manusia, Jakarta: PT Bumi Aksara, 2007, h. 123.
diterapkan kepada karyawan maupun pekerja harian. Besar kompensasi sistem waktu hanya didasarkan kepada lamanya bekerja
bukan dikaitkan kepada prestasi kerjanya. 2. Sistem Hasil Output
Dalam sistem hasil, besarnya kompensasiupah ditetapkan atas kesatuan unit yang dihasilkan pekerja, seperti per potong, meter, liter,
dan kilogram. Dalam sistem hasil output, besarnya kompensasi yang dibayar selalu didasarkan kepada banyaknya hasil yang dikerjakan
bukan kepada lamanya waktu mengerjakannya. Sistem hasil ini tidak dapat diterapkan kepada karyawan tetap sistem waktu dan jenis
pekerjaan yang tidak mempunyai standar fisik, seperti bagi karyawan administrasi.
Sistem hasil memberikan kesempatan kepada karyawan yang bekerja bersungguh-sungguh serta berprestasi baik untuk memperoleh balas
jasa yang lebih besar. 3. Sistem Borongan
Sistem borongan adalah suatu cara pengupahan yang penetapan besarnya jasa didasarkan atas volume pekerjaan dan lama
mengerjakannya. Jadi dalam sistem borongan pekerja bisa mendapat balas jasa besar atau kecil tergantung atas kecermatan kalkulasi
mereka. Faktor-faktor yang mempengaruhi besarnya kompensasi, antara lain:
a penawaran dan permintaan tenaga kerja; b kemampuan dan kesediaan
perusahaan c serikat buruhorganisasi karyawan; d produktivitas kerja karyawan; e pemerintah dengan undang-undang dan Keppres nya; f
biaya hidup; g posisi jabatan karyawan; i kondisi perekonomian nasional; j jenis dan sifat pekerjaan.
28
b. Keamanan dan Keselamatan Kerja Keselamatan dan Kesehatan Kerja KKK akan menciptakan
terwujudnya pemeliharaan karyawan yang baik.
29
KKK harus ditanamkan pada diri setiap karyawan. Penyuluhan dan pembinaan yang baik kepada
karyawan dapat dilakukan agar mereka menyadari pentingnya keselamatan kerja bagi dirinya maupun bagi perusahaan yang
bersangkutan. KKK ini merupakan tindakan kontrol preventif yang mendorong
terwujudnya pemeliharaan karyawan yang baik.
30
Banyaknya risiko yang dihadapi setiap karyawan membuat KKK ini sangat penting bagi
karyawan. Apabila banyak terjadi kecelakaan, maka karyawan banyak yang menderita sehingga absensi meningkat, produksi menurun, dan
biaya pengobatan semakin besar. Hal ini akan menimbulkan kerugian bagi karyawan maupun perusahaan karena karyawan yang tertimpa
musibah akibat lalai terhadap KKK, bisa terpaksa berhenti bekerja sebab cacat dan perusahaan kehilangan karyawannya.
28
Malayu S.P. Hasibuan, Manajemen Sumber Daya Manusia, Jakarta: PT Bumi Aksara, 2007, h. 127.
29
Malayu S.P. Hasibuan, Manajemen Sumber Daya Manusia, h. 188.
30
Malayu S.P. Hasibuan, Manajemen Sumber Daya Manusia, h. 188.
c. Kondisi Kerja Kondisi kerja yang mendukung dalam penyelesaian tugas yakni
sarana dan prasarana yang memadai sesuai dengan sifat tugas yang harus diselesaikan.
31
Sehingga kondisi kerja tidak hanya sebatas pada kondisi tempat bekerja, seperti ventilasi, penerangan, keamanan dan lain-lain.
Kondisi kerja yang baik diantaranya:
32
1. Bangunan tempat kerja yang disamping menarik untuk dipandang juga dibangun dengan mempertimbangkan keselamatan kerja.
2. Ruangan kerja yang “lega” dalam arti penempatan orang dalam satu
ruangan yang tidak mengakibatkan timbulnya perasaan sempit sehingga karyawan dapat bekerja dengan leluasa.
3. Ventilasi untuk keluar masuk udara segar yang cukup. 4. Tersedianya peralatan kerja yang memadai.
5. Tersedianya tempat istirahat untuk melepaskan lelah, seperti kafetaria atau restoran, baik dalam lingkungan organisasi atau sekitarnya yang
mudah dicapai karyawan. 6. Tersedianya tempat melakukan ibadah keagamaan, seperti mushollah
atau masjid di lingkungan organisasi yang bersangkutan. 7. Tersedianya sarana angkutan, baik yang khusus diperuntukkan bagi
karyawan maupun angkutan umum yang nyaman, murah dan mudah diperoleh.
31
Gilang Raka Pratama, Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Motivasi Kerja Polisi, Skripsi S1, Fakultas Psikologi, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2011, h. 63.
32
P.S. Sondang, Organisasi, Kepemimpinan dan Perilaku Administrasi, Jakarta: CV Haji Masagung, 1988, h. 64.
d. Hubungan Kerja Hubungan Interpersonal Faktor hubungan kerja atau hubungan interpersonal diukur
berdasarkan hal-hal yang terjadi dalam interaksi seseorang dengan orang lainnya. Yang dimaksud disini adalah interaksi yang terjadi antara
karyawan dengan atasan, dengan teman kerja mapuapun antara pipmpinan dan bawahannya. Dasar utama dalam kegiatan manajemen dibidang
hubungan interpersonal adalah keyakinan bahwa mereka akan memberikan kontribusi efektif dan ekonomis untuk mencapai tujuan
organisasi.
33
e. Administrasi dan Kebijaksanaan Perusahaan Faktor administrasi dan kebijaksanaan perusahaan yang dimaksud
meliputi seluruh aspek dalam perusahaan. Termasuk peraturan, administrasi lengkap atau tidaknya organisasi perusahaan dan tata
kepemimpinannya. Kebijaksanaan policy merupakan batas bagi keputusan, menentukan apa yang dapat dibuat dan menutup apa yang
tidak dapat dibuat. Dengan cara ini, kebijaksanaan menyalurkan pemikiran para anggota agar konsisten dengan tujuan organisasi.
34
Dengan demikian setiap karyawan mengetahui secara baik siapa teman dan atasannya, serta memahami dimana batas wewenangnya.
33
Edwin B. Flippo, Principles of Personnel Management, McGraw Hill, 1971, h. 346. dalam Gilang Raka Pratama, Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Motivasi Kerja Polisi, Skripsi
S1, Fakultas Psikologi, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2011, h. 60.
34
T.H. Handoko, Manajemen, Yogyakarta: BPFE, 2003, h. 89.
f. Status Status adalah posisi atau peringkat yang ditentukan secara sosial
yang diberikan kepada kelompok atau anggota kelompok dari orang lain, status pekerja mempengaruhi motivasinya dalam bekerja.