D. Pendekatan-Pendekatan Motivasi
Sebagaimana dikemukakan oleh Stoner, Freeman, dan Gilbert 1995 paling tidak terdapat tiga pendekatan yang dikenal dalam dunia management,
yaitu pendekatan traditional atau dikenal sebagai traditional model of motivation theory, pendekatan relasi manusia atau human relation model, dan pendekatan
sumber daya manusia atau human resourses model.
10
1. Pendekatan Traditional Pendekatan ini sering kali dikaitkan dengan perspektif saintifik dalam
ilmu managemen atau kelompok managemen ilmiah, yang salah satu tokoh penggagasnya Frederick Winslow Taylor. Pendekatan ini memandang bahwa
pada dasarnya manager memiliki kinerja yang lebih baik dari pekerja, dan para pekerja akan menunjukan kinerja yang baik sekiranya diiming-imingi
dengan kompensasi berupa uang. Human are motivated solely by money. Oleh karena itu, di antara sistem yang dihasilkan dalam pendekatan tradisional ini
diantaranya adalah mengenai sistem pemberian insentif. 2. Pendekatan Relasi Manusia
Pendekatan ini sering kali dikaitkan dengan Elton Mayo dan para pengikutnya. Menurutnya, pekerjaan yang sama jika dilakukan secara terus-
menerus akan menyebabkan kebosanan dan justru akan berimplikasi pada penurunan motivasi. Mayo menganggap bahwa kontak sosial atau relasi antar
manusia justru akan membantu dan memelihara motivasi para pekerja. Pada intinya, manager semestinya berkewajiban membantu para pekerja untuk
10
Ernie Tisnawati Sule dan Kurniawan Saefullah, Pengantar Manajemen, Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2005, h. 237.
melakukan interaksi sosial di lingkungan pekerjaannya dan membuat mereka merasa diperlukan dan penting bagi perusahaan, oleh karena itu mereka akan
menunjukan kinerja terbaik bagi perusahaan. Beberapa penerapan dari pendekatan ini telah dipergunakan hingga hari ini, Misalnya terdapatnya kotak
saran, seragam pekerja untuk meminimalkan terdapatnya diskriminasi dan perbedaan antar pekerja, surat kabar atau buletin pekerja, dan berbagai
mekanisme yang memungkinkan pekerja terlibat dalam berbagai hal diperusahaan.
3. Pendekatan Sumber Daya Manusia Pendekatan ini mengkritisi penyederhanaan pandangan terhadap
pekerja yang hanya didasarkan pada uang dan interaksi sosial. Menurut pendekatan ini yang seringkali dikaitkan dengan Douglas McGregor para
manager perlu menyadari bahwa pada dasarnya manusia dapat dikatagorikan kepada dua jenis karakter yaitu tipe-X dan tipe-Y.
SDM yang bertipe-X memiliki kecenderungan sebagai orang yang malas untuk bekerja dan hanya akan bekerja jika dipaksa untuk bekerja. Para
manager harus memaksa dan menyuruh para pekerja dengan type-X ini agar mau bekerja. Paksaan dapat berupa aturan yang ketat, pemberian insentif, dan
cara lainnya yang dapat memaksa pekerja untuk mau bekerja. Adapun SDM yang bertipe-Y memandang bahwa pada dasarnya
bekerja tidak berbeda jauh dengan bermain atau beristirahat, sangat tergantung kepada para pekerja dalam hal bagaimana menyikapi dan menjalaninya.
Mereka cenderung menyukai pekerjaan dan bersifat aktif dalam setiap
pekerjaan, oleh karena itu mereka akan sangat berinisiatif, kreatif, dan menyukai tantangan. Para manager perlu menciptakan suasana kerja yang
memungkinkan partisipasi dari setiap individu untuk berkembang.
E. Teori Motivasi Kerja
Dari sudut
psikologi terdapat
teori-teori motivasi
yang dapat
diimplementasikan dalam management SDM suatu organisasi atau perusahaan. Teori tersebut yakni sebagai berikut:
11
1. Teori kebutuhan Need dari Abraham Maslow
Kebutuhan dapat didefinisikan sebagai suatu kesenjangan atau pertentangan yang dialami antara suatu kenyataan dengan dorongan yang ada
dalam diri.
12
Teori ini menjelaskan bahwa setiap manusia mempunyai kebutuhan need yang munculnya sangat bergantung pada kepentingannya
secara individu. Berdasar hal tersebut, Maslow membagi kebutuhan manusia menjadi lima tingkatan, sehingga teori motivasi ini disebut sebagai ”the five
hierarchy need”. Adapun kelima tingkatan tersebut yakni: a. Kebutuhan Fisiologis
Kebutuhan fisologis merupakan kebutuhan paling dasar dalam kehidupan manusia. Kebutuhan fisiologis in sering juga disebut sebagai
kebutuhan tingkat pertama the first need antara lain kebutuhan makan, minum, tempat tinggal dan istirahat. Setelah kebutuhan ini terpenuhi maka
manusia baru dapat memikirkan kebituhan yang lebih tinggi.
11
Wilson Bangun, Manajemen Sumber Daya Manusia, Jakarta: Erlangga, 2012, h. 316.
12
A. A. Anwar Prabu Mangkunegara, Manajemen Sumber Daya Manusia Perusahaan, Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2007, h. 94