44
3.
Sulistyorini 2009
Analisis Kinerja Portofolio Saham
Dengan Metode Sharpe, Treynor
dan Jensen Saham LQ45 di Bursa
Efek Indonesia Tahun 2003 sampai
2007 Metode
Sharpe, Treynor,
Jensen dan Uji
Kruskal Wallish
Hasil menunjukkan bahwa tidak ada nya perbedaan yang signifikan antara pengujian dengan Metode Sharpe, Treynor dan Jensen.
Dengan demikian hipotesis nihil H0 dalam penelitian ini diterima. Pengujian lain dengan membandingkan antar treatment yaitu
dengan melihat selisih ketiga mean rank, hasilnya tidak adanya perbedaan yang bermakna antara masing-masing treatment.
4.
Sari Yuniarti 2010
Pembentukan Portofolio Optimal
Saham-Saham Perbankan dengan
menggunakan Model Indeks
Tunggal Model
Indeks Tunggal
Dari hasil perhitungan berdasarkan model indeks tunggal dihasilkan 7 saham yang dijadikan sampel ada 3 saham yang terbentuk dalam
kandidat portofolio optimal.
5.
Sari Ardiyanti
Rahayu 2011
Pembentukkan Portofolio Optimal
Saham Syariah menggunakan
Metode Single Index Model di
Jakarta Islamic Index
Single Index
Model Dari hasil perhitungan model single index model dihasilkan 8
saham yang dijadikan sampel ada 4 saham yang terbentuk dalam kandidat portofolio optimal.
6.
Susanti dan Syahyunan
Analisis Pembentukan
Model Indeks
Hasil dari penelitian terdapat 6 saham perusahaan yang memenuhi kriteria pembentukan portofolio saham dan proporsinya yaitu
45
2012 Portofolio Optimal
Saham Dengan Menggunakan
Model Indeks Tunggal Studi
Pada Saham LQ45 di Bursa Efek
Indonesia Peridode Agustus 2009-Juli
2012 Tunggal
UNVR 36,473, GGRM 16,12, KLBF 21,046, JSMR 0,412, SMGR 0,212.
7. Prayogo dan
Ariyani 2013
Pembentukan Portofolio Optimal
pada Perusahaan Keuangan di BEI
Model Indeks
Tunggal Hasil penelitian menunjukan investor dapat memilih pembentukan
kombinasi portofolio saham ASDM, BABP, NISP, ABDA.
8. Rosdiana dan
Syaichu 2013
Analisisi Optimalisasi
Portofolio Saham Syariah Pada
Jakarta Islamic Index Tahun 2006-
2010 Single
Index Model dan
Constant Correlation
Model Portofolio optimal yang dibentuk dengan metode SIM
menghasilkan return sebesar 0,1437 dengan risiko sebesar 0,3716. Sedangkan menggunakan Constant Correlation Model
menghasilkan return sebesar 0,1170 dan risiko sebesar 0,005712. Berdasarkan t test tidak ada perbedaan yang signifikan diantara
keduanya.
46
I. Kerangka Pemikiran
Kerangka berfikir disebut juga kerangka konseptual merupakan model konseptual tentang bagaimana teori berhubungan dengan berbagai faktor yang
telah diidentifikasi sebagai masalah penting. Suatu kerangka berfikir akan memberikan penjelasan sementara terhadap gejala yang menjadi masalah
penelitian Prabawanti, 2010:38. Portofolio sekuritas yang dibentuk pada penelitian ini merupakan portofolio saham-saham yang terdapat di BEI
berdasarkan nilai perusahaan, tingkat kapitasilasi pasar dan volume perdagangan. Saham-saham yang akan diteliti adalah saham-saham perusahaan yang tergabung
dalam konstituen Jakarta Islamic Indeks JII dan Indeks LQ45. Dari uraian tinjauan rewiew studi di atas, dijelaskan bahwa masalah belum
ada penelitian yang membahas mengenai Perbandingan Kinerja Portofolio Optimal Saham pada Jakarta Islamic Indeks JII dan Indeks LQ45. Perbedaan
penelitian peneliti dengan penelitian-penelitian sebelumnya adalah penelitian ini menggunakan metode Single Index Model untuk pembentukan portofolio optimal,
objek yang dipakai menggunakan Closing Price bulanan dari saham Jakarta Islamic Index JII dan Indeks LQ45 yang konsisten pada periode 2010-2014 serta
mengukur kinerja dari saham tersebut dengan menggunakan alat ukur Risk Adjusted Performance. Hasil ini digunakan untuk memilih portofolio yang
menghasilkan kinerja yang terbaik antara saham yang tergabung dalam Jakarta Islamic Indeks JII atau LQ45.