Latar Belakang tidak menggunakan ide orang lain tanpa mampu mengembangkan dan mempertanggungjawabkan
2
akan hasil atau pengembalian dimasa datang. Pengeluaran atau pengorbanan dalam investasi diartikan sebagai pengorbanan sumber daya yang bersifat
Tangible Asset misalnya dana atau properti, maupun Intangible Asset seperti tenaga dan pikiran M. Nafik, 2009:68.
Berbicara tentang investasi tidak terlepas dari peran seorang investor. Investor mengharapkan keuntungan return dari pasar modal baik untuk jangka
pendek maupun jangka panjang. Para investor bebas memilih bermacam-macam instrumen keuangan yang ada di pasar modal. Salah satu instrument investasi
adalah saham yang di perdagangkan di bursa efek. Dalam melakukan investasi saham, seorang investor dapat memperoleh dua pendapatan dari kepemilikan
saham di suatu perusahaan, yaitu capital gain dan deviden M. Nafik, 2009:244. Untuk memperoleh tingkat keuntungan investasi yang maksimal dengan
tingkat risiko tertentu, sebaiknya investor memegang beberapa saham dengan membentuk portofolio dari perusahaan emiten yang berbeda sektor industrinya.
Hal ini sesuai dengan teori portofolio Markowitz yaitu don’t put your eggs into one basket yang artinya “jangan taruh telur dalam satu ranjang” pendapat ini
memiliki arti bahwa dengan memegang beberapa saham maka akan terjadi proses diversevikasi penyebaran risiko. Artinya apabila salah satu saham investor
mengalami penurunan harganya maka investor tidak akan mengalami kerugian, karena kerugian saham yang mengalami penurunan harga masih bisa di-cover
oleh saham-saham lain yang harganya tidak menurun. Bila diibaratkan saham- saham itu “eggs” maka portofolio adalah “basket” Suherman, 2006.
3
Oleh karena itu dalam membentuk portofolio investasi yang baik, seorang manajer investasi perlu melakukan pengelolaan secara baik agar menghasilkan
return yang maksimal. Pengelolaan portofolio yang dasarnya merupakan bentuk manajemen dimana bagian yang terpenting adalah pemilihan dan pembentukan
portofolio optimal Saud Husnan, 2011:54. Banyak pakar keuangan merumuskan bahwa tujuan pembentukan
portofolio secara umum ada dua. Dimana keduanya bertujuan untuk memberikan kepuasan yang maksimal kepada para pemegang saham. Para pemegang saham
akan menuntut secara maksimal kepada pihak manajemen perusahaan untuk bekerja dan mampu meningkatkan keuntungan setiap tahunnya. Adapun tujuan
pembentukan portofolio adalah untuk memberikan keuntungan yang maksimal sesuai dengan yang diharapkan expected return, menciptakan risiko yang
menciptakan continuity dalam bisnis Irham, 2009:3. Masalah yang sering terjadi adalah investor selalu dihadapkan dengan
ketidakpastian ketika harus memilih saham-saham untuk dibentuk menjadi portofolio pilihannya. Hal ini tergantung dari preferensi risiko para investor itu
sendiri. Seorang investor yang rasional tentu akan memilih portofolio yang optimal.
Seiring dengan meningkatnya aktivitas perdagangan yang dibuktikan dengan kenaikan Indeks Harga Saham Gabungan IHSG, Oleh karena itu
kebutuhan untuk memberikan informasi yang lebih lengkap kepada masyarakat mengenai perkembangan bursa juga semakin meningkat. Hal ini terlihat dari
IHSG yang merupakan gambaran dari pergerakan harga-harga saham yang
4
tercatat. Perkembangan IHSG mencetak rekor baru tertinggi sepanjang masa di bulan April 2015 telah menembus angka 5.521,692 poin sejak bursa ini berdiri
sejak April 1983. IHSG naik 22,29 poin 0,4 ke level 5.502,32. Salah satu informasi yang diperlukan tersebut adalah indeks harga saham sebagai cerminan
dari pergerakan harga saham sekarang ini, PT. Bursa Efek Indonesia BEI memiliki tiga belas macam indeks harga saham sebagai salah satu pedoman bagi
investor untuk berinvestasi di pasar modal. Di antara nya yaitu IHSG, indeks harga saham sektoral, indeks LQ45, Jakarta Islamic index JII, indeks
kompas100, indeks bisnis 27, indeks Perindo 25, indeks Sri Kehati, indeks papan utama, indeks pengembangan, indeks individual, indeks saham syariah Indonesia
ISSI dan indeks infobank15. Seluruh indeks saham yang ada di BEI menggunakan metode perhitungan yang sama, yaitu rata-rata tertimbang
berdasarkan jumlah saham tercatat Buku Panduan Bursa Efek Indonesia, 2009:2. Pada tahun 2000, fenomena sistem ekonomi syariah pun turut mewarnai
Bursa Efek Jakarta. Hal ini ditandai dengan di bentuknya Jakarta Islamic Index JII, yang berjumlah 30 saham yang memenuhi kriteria syariah. JII menjadi
jawaban atas keinginan investor yang ingin berinvestasi sesuai syariah. Selain itu, JII menjadi tolak ukur dalam memilih portofolio saham yang halal. Hal ini
membawa dampak baik pada tingkat pertumbuhan investasi di pasar modal Abdul Gani, 2009:7. Karena sebelumnya ada anggapan berinvestasi di pasar
modal merupakan sebuah kegiatan yang diasumsikan sebagai judi secara langsung diharamkan oleh islam.
5
Terdapat perbedaan-perbedaan dalam penentuan syarat-syarat saham sesuai syariah. Saham yang masuk kategori saham syariah merupakan saham-
saham yang terdaftar dalam Bursa Efek Indonesia yang dalam menjalankan perusahaan sesuai dengan prinsip-prinsip syariah Tim IDX, 2012:5. Investasi di
Bursa efek Indonesia dianggap sesuai syariah apabila hanya melakukan jual-beli saham syariah dan tidak melakukan transaksi yang dilarang secara syariah.
Dimana investasi syariah merupakan investasi yang bersifat profitloss sharing karena islam melarang praktek bunga riba yang selalu menuntut imbal hasil
tanpa memandang debitor untung atau rugi. Meskipun konsep syariah menganut prinsip profitloss sharing bukan berarti investor muslim tidak harus melakukan
perhitungan dan analisis dalam memilih suatu investasi karena kegiatan analisis investasi dimaksudkan agar dalam berinvestasi memperoleh imbal hasil return
maksimal pada tingkat risiko tertentu atau meminimalkan risiko untuk memperoleh return tertentu.
Saat ini Bapepam-LK berkerjasama dengan DSN-MUI dan Bursa Efek Indonesia BEI telah secara reguler menerbitkan Daftar Efek Syariah DES yang
didalamnya terdaftar saham yang telah diseleksi berdasarkan prinsip syariah. Dari seluruh saham yang tercatat pada bursa dengan jumlah 230 saham berbasis
syariah. Dengan demikian sarana investasi pasar modal yang sesuai dengan prinsip syariah melalui saham dapat menjadi alternative bagi investor muslim
maupun investor pada umumnya Berita Yahoo, 2012. Salah satu objek penelitian ini menggunakan saham-saham yang terdaftar
dalam Jakarta Islamic index JII, yaitu saham-saham terpilih yang telah terdaftar
6
dalam Daftar Efek syariah DES yang memiliki kapitalisasi besar dan likuiditas yang tinggi. Dengan demikian, apabila investor melakukan investasi dengan
membentuk portofolio yang terdiri dari saham Jakarta Islamic Indeks JII, maka kemungkinan besar return yang akan diterima dapat lebih besar dan risiko yang
muncul juga dapat diperkecil karena saham-saham yang terdapat dalam Jakarta Islamic index JII merupakan saham terpilih dan berkinerja baik Jakarta Islamic
Index, 2012. Dari ketiga belas indeks yang tercatat di BEI, yang mendapat perhatian
lebih besar dari fund manager maupun investor adalah Indeks LQ45 dan Jakarta Islamic index JII dikarenakan kedua indeks ini memiliki kinerja pengembalian
atas investasi saham indeks yang cukup baik dan memiliki daya tahan yang kuat. Selain itu, saham-saham yang terdapat di kedua indeks ini dipilih berdasarkan
kriteria tertentu sehingga memiliki kualitas yang baik. Saham-saham dikedua indeks ini merupakan saham-saham teraktif dalam transaksi di pasar modal
sehingga memiliki kapitalisasi pasar lebih besar dibandingan dengan saham- saham lain yang tergabung di IHSG. Sehingga JII maupun LQ45 memiliki nilai
fundamental yang unggul serta tingkat risiko yang lebih rendah. Atas dasar inilah, kemudian peneliti memilih obyek penelitian saham
Jakarta Islamic index JII dan Indeks LQ45 untuk memberikan informasi mengenai portofolio optimal yang dibentuk dari saham masing-masing indeks.
Diharapkan penelitian ini akan memberikan gambaran kepada manajer investasi maupun investor dalam menentukan keputusan investasi berdasarkan portofolio
yang sudah dibentuk dipasar dan pembentukan portofolio individual dengan judul
7
“Perbandingan Kinerja Portofolio Optimal Pada Saham Jakarta Islamic
Index JII dan Indeks LQ45 Periode Tahun 2010-2014”