78
Realized return diperoleh dari presentase perubahan harga saham i pada bulan t dikurangi harga penutupan saham I pada bulan ke t-1
kemudian hasilnya dibagi dengan harga penutupan saham I pada bulan ke t-1. Expected return, Standar deviasi dan varian dapat dilihat dari hasil
perhitungan yang telah dilakukan pengolahan data melalui SPSS 22. Berikut hasil pengolahan tingkat pengembalian expected return, risiko
standar deviasi dan varian masing-masing saham individual pada saham Jakarta Islamic Index JII dan Indeks LQ45 data dapat dilihat dalam
output tabel 4.5 dan tabel 4.6 berikut:
Tabel 4.5 ERi, Standar deviasi dan Varian Saham
Jakarta Islamic Index JII Tahun 2010-2014
Descriptive Statistics
N Mean
Std. Deviation Variance
AALI 55
.0070750 .09304338
.009 ASII
55 -.0054941
.13962681 .019
ASRI 55
.0295460 .13045115
.017 CPIN
55 .0312890
.18554675 .034
INTP 55
.0124803 .08280392
.007 ITMG
55 -.0100849
.10138910 .010
KLBF 55
.0171972 .13768998
.019 LPKR
55 .0229044
.11721559 .014
LSIP 55
-.0028183 .16998093
.029 PTBA
55 -.0011870
.09654202 .009
SMGR 55
.0149164 .08022625
.006 TLKM
55 -.0004552
.12781042 .016
UNTR 55
.0029393 .08275634
.007 UNVR
55 .0151624
.06808738 .005
Valid N listwise 55
Sumber: Hasil olahan data
79
Saham yang memiliki tingkat pengembalian ERi yang positif pada Jakarta Islamic Index JII terdapata 9 saham diantaranya AALI
0,00708, ASRI 0,02955, CPIN 0,03129, INTP 0,01248, KLBF 0,01720, LPKR 0,02290, SMGR 0,01492, UNTR 0,00294, dan
UNVR 0,01516. Sedangkan saham yang bernilai negative terdapat 5 saham diantara nya ASII -0,00549, ITMG -0,01008, LSIP -0,00282,
PTBA -0,00119, dan TLKM -0,00046. Sehingga dapat disimpulkan bahwa saham yang memiliki Expected return ERi positif menunjukkan
saham tersebut layak untuk dijadikan alternatif dalam berinvestasi. Sebaliknya saham yang memiliki nilai expected return
negatif dapat dikatan tidak layak untuk dijadikan alternatif dalam berinvestasi, maka
saham yang memiliki expected return yang negative tereliminasi dari daftar kandidat portofolio. Sehingga melalui langkah ini terseleksilah 9
saham yang menjadi anggota portofolio. Standar deviasi σ digunakan untuk mengukur resiko dari realized
return saham sampel individual. Standar deviasi yang paling tinggi terdapat pada perusahaan CPIN 0, 1855. Sedangkan Varian σ
2
digunakan untuk mengukur risiko dari nilai expected return saham sampel individual. Nilai varian terbesar terdapat pada saham CPIN 0,034. Hal ini
menunjukkan bahwa saham CPIN adalah saham sampel paling berisiko karena memiliki nilai standar deviasi dan varian terbesar diantara saham-
saham sampel lainnya.
80
Tabel 4. 6 ERi, Standar deviasi dan Varian Saham Indeks LQ45 Tahun 2010-2014
Descriptive Statistics
N Mean
Std. Deviation Variance
ADRO 55
-.0009929 .11207247
.013 BBCA
55 .0178673
.06582721 .004
BBNI 55
.0234605 .09001446
.008 BBRI
55 .0149460
.11605334 .013
BDMN 55
-.0007704 .08312586
.007 BMRI
55 .0187512
.08704329 .008
GGRM 55
.0190399 .09537135
.009 INDF
55 .0146006
.07114702 .005
JSMR 55
.0256424 .07515305
.006 PGAS
55 .0116198
.08125091 .007
Valid N listwise 55
Sumber: Hasil olahan data Saham yang akan menjadi kandidat portofolio optimal hanya
terdiri atas saham-saham yang memilki tingkat pengembalian ERi positif yaitu ada 8 saham Indeks LQ45 diantaranya BBCA 0,01786, BBNI
0,02346, BBRI 0,01494, BMRI 0,01875, GGRM 0,01904, INDF 0,01460, JSMR 0,02564, dan PGAS 0,01162. Sehingga layak untuk
dijadikan alternatif dalam berinvestasi dikarenakan memberikan expected return
yang positif. Sedangkan saham yang memiliki tingkat pengembalian ERi negatif dan tidak termasuk dalam kandidat portofolio
ada 2 yaitu ADRO -0,00099 dan BDMN -0,00077. Sedangkan standar deviasi dan varian yang tertinggi terdapat pada saham BBRI 0,1160 dan
0,013.
81
b. Menghitung alpha, beta dan variance error masing-masing saham
Untuk menghitung alpha, beta dan variance error menggunakan program SPSS 22. Hasil perhitungan alpha, beta dan variance error
digambarkan dalam tabel dibawah ini. Sedangkan output dari hasil SPSS akan diberikan terlampir. dapat dilihat pada lampiran 3
Tabel 4.7 Alpha, Beta, dan Variance error Saham Sampel
Jakarta Islamic Index JII Tahun 2010-2014
No Kode Perusahaan
Beta alpha
σ2ei 1
AALI
0.518 0.002
0.00769
2 ASRI
1.765 0.014
0.01371
3 CPIN
1.552 0.017
0.03152
4 INTP
1.034 0.003
0.00492
5 KLBF
0.528 0.012
0.01797
6 LPKR
1.105 0.013
0.01167
7 SMGR
1.455 0.002
0.00371
8 UNTR
1.107 -0.007
0.00478
9 UNVR
0.402 0.012
0.00388
Sumber: Hasil olahan data Table
4.7 diatas
menunjukkan bahwa
regresi tersebut
menghasilkan nilai alpha αi yang merupakan ukuran return sekuritas i yang tidak dipengaruhi oleh kinerja pasar. Atau nilai yang menunjukkan
pengharapan dari bagian tingkat saham i yang tidak dipengaruhi oleh perubahan pasar. Nilai alpha positif pada saham AALI 0,002, ASRI
0,014, CPIN 0,017, INTP 0,003, KLBF 0,012, LPKR 0,013, SMGR 0,002, dan UNVR 0,012. Sedangkan terdapat satu perusahaan
yang memiliki nilai alpha negatif yaitu UNTR -0,007 maka saham ini
82
menggambarkan bahwah kinerja investasi tidak lebih baik dari hasil investasi yang diharapkan. Secara otomatis tereliminasi dari kandidat
portofolio optimal saham Jakarta Islamic Index JII.
Tabel 4.8 Alpha, Beta, dan Variance error Saham Sampel Jakarta Indeks LQ45
Tahun 2010-2014 No
Kode Perusahaan
Beta Alpha
σ2ei
1 BBCA
1.045 0.006
0.0018
2 BBNI
1.317 0.009
0.00491
3 BBRI
1.870 -0.005
0.00894
4 BMRI
1.527 0.002
0.00388
5 GGRM
0.520 0.013
0.00784
6 INDF
0.911 0.005
0.00286
7 JSMR
0.718 0.018
0.00391
8 PGAS
0.616 0.005
0.00511
Sumber: Hasil olahan data Sedangkan saham-saham yang tergabung dalam Indeks
LQ45 pada table 4.8 menunjukkan bahwa semua saham yang memiliki alpha
positif terdapat 7 saham diantaranya BBCA 0,006, BBNI 0,009, BMRI 0,002, GGRM 0,013, INDF 0,005, JSMR 0,018, dan PGAS 0,005.
Namun satu perusahaan yang memiliki nilai alpha negatif yaitu saham BBRI -0,005. Secara otomatis maka saham BBRI tereliminasi dari
kandidat portofolio optimal saham Indeks LQ45. Nilai beta menunjukkan besarnya slope yang mengindikasikan
peningkatan return harapan pada sekuritas i untuk setiap kenaikan return pasar sebesar 1 atau alat pengukur sistematik dari sekuritas portofolio
relatif terhadap risiko pasar. Sehingga dapat diambil kesimpulan bahwa
83
nilai beta dari hasil penelitian ini menunjukkan ukuran kepekaan return suatu saham dengan return pasar pada periode penelitian Tendelilin,
2010:132. Berdasarkan hasil perhitungan table 4.7 pada saham Jakarta
Islamic Indeks JII seluruh saham memiliki nilai positif yang berarti bahwa jika terjadi kenaikan return pasar dalam hal ini return Jakarta
Islamic Index JII maka akan mengakibatkan kenaikan return pada kedelapan sampel saham tersebut. Sedangkan pada perhitungan table 4.8
pada saham Indeks LQ45 juga memiliki nilai beta positif pada semua saham.
Besarnya koefisien beta normal adalah jika beta = 1. Jika nilai β 1 maka saham tersebut termasuk saham lemah, artinya jika ada kenaikan
return pasar sebesar n maka return saham akan naik kurang dari n. sebaliknya jika nilai β 1 maka saham tersebut termasuk saham agresif,
artinya jika return pasar naik sebesar n maka return saham akan naik lebih dari n. Menurut perhitungan table 4.7 diatas, saham-saham sampel
Jakarta Islamic Index JII yang diteliti terdapat 3 saham yang termasuk saham lemah yaitu saham AALI 0,518, KLBF 0,528, dan UNVR
0,402. Sedangkan 6 saham JII lainya yaitu ASRI 1,765, CPIN 1,552, INTP 1,034, LPKR 1,105, SMGR 1,455, dan UNTR 1,107,
termasuk saham agresif karena memiliki nilai koefisien beta 1. Pada table 4.8 saham-saham sampel Indeks LQ45 yang diteliti terdapat 4 saham
yang termasuk saham lemah yaitu saham GGRM 0,520, INDF 0,911,
84
JSMR 0,718 dan PGAS 0,616. Sedangkan 4 saham Indeks LQ45 lainnya yang termasuk saham agresif karena memiliki nilai koefisien beta
1 yaitu BBCA 1,045, BBNI 1,317, BBRI 1,870 dan BMRI 1,527. Nilai variance error merupakan varian dari kesalahan residu
sekuritas ke-i. nilai variance error ini digunakan untuk memperoleh nilai cut off point untuk menentukan kandidat saham pembentukan portofolio.
c. Menghitung nilai excess return to beta ERB dan nilai cut off point
masing-masing saham sampel portofolio
Berikut adalah nilai expected return, beta dan ERB 8 saham kandidat anggota portofolio Jakarta Islamic Index JII. Nilai excess
return to beta digunakan untuk mendapatkan saham-saham yang masuk ke dalam kombinasi portofolio optimal yang nantinya akan dibandingkan
dengan nilai cut off point. Hasil perhitungan nilai excess return to beta disajikan dalam table berikut:
Tabel 4.9 Komposisi
Expected return, Beta, dan Excess return to Beta 8 Saham Kandidat Portofolio
Jakarta Islamic Index JII Tahun 2010-2014
No Kode Perusahaan
ERi Beta
Rf ERB
1 AALI
0.00708 0.518
0.005082 0.00385
2 ASRI
0.02955 1.765
0.005082 0.01386
3 CPIN
0.03129 1.552
0.005082 0.01689
4 INTP
0.01248 1.034
0.005082 0.00716
5 KLBF
0.01720 0.528
0.005082 0.02295
6 LPKR
0.02290 1.105
0.005082 0.01613
7 SMGR
0.01492 1.455
0.005082 0.00676
8 UNVR
0.01516 0.402
0.005082 0.02507
Sumber: hasil olahan data
85
Dilihat dari perhitungan pada table 4.9 setelah didapat hasil perhitungan excess return to beta ERB. Nilai ERB ini menentukan
kedelapan saham kandidat anggota portofolio masuk dalam portofolio atau tidak. Nilai ERB yang dipilih untuk masuk ke dalam portofolio opimal
adalah saham-saham yang memiliki ERB positif. Saham-saham yang memiliki ERB negatif tidak memenuhi syarat untuk membentuk portofolio
optimal. Pada table 4.9 bahwa kedelapan kandidat portofolio memenuhi syarat masuk dalam portofolio optimal dikarenakan memiliki ERB positif.
Tabel 4.10 Komposisi
Expected return, Beta, dan Excess return to Beta 7 Saham Kandidat Portofolio Indeks LQ45 Tahun 2010-2014
No Kode Perusahaan
ERi beta
Rf ERB
1 BBCA
0.017867
1.045 0.005082
0.01224
2 BBNI
0.023461
1.317 0.005082
0.013958
3 BMRI
0.018751
1.527 0.005082
0.008953
4 GGRM
0.019040
0.520 0.005082
0.026854
5 INDF
0.014601
0.911 0.005082
0.010453
6 JSMR
0.025642
0.718 0.005082
0.028645
7 PGAS
0.011620
0.616 0.005082
0.010617
Sumber: Hasil olahan data Dilihat dari perhitungan table 4.10 diatas, setelah didapat hasil
perhitungan excess return to beta ERB. Dari ketujuh saham yang ada di Indeks LQ45 semuanya memiliki nilai ERB positif sehingga memenuhi
syarat untuk masuk kedalam kandidat portofolio. Hal ini dilakukan karena excess return to beta merupakan kelebihan pengembalian dari suatu
sekuritas. Jika nilai excess return to beta suatu sekuritas negatif maka
86
dapat diartikan bahwa tidak ada kelebihan pengembalian dari sekuritas tersebut.
Saham yang memiliki nilai ERB positif berpeluang untuk menjadi bagian dari porotofolio optimal. Untuk menentukan saham-saham mana
dari saham yang akan menjadi bagian portofolio optimal, harus terlebih dahulu dibandingkan antara ERB dengan cut-off point C dari kedua
saham tersebut yaitu saham yang ada Jakarta Islamic Index JII dan saham Indeks LQ45.
d. Menentukan nilai Cut-off Point C
Nilai cut off point adalah nilai Ci maksimum dari sederetan nilai C saham. Nilai cut off point C digunakan sebagai titik pembatas untuk
menentukan saham yang masuk atau tidak menjadi kandidat portofolio.
Tabel 4.11 Cut off point C Jakarta Islamic Index JII Tahun 2010-2014
No Kode Perusahaan
ERi beta
σ2ei Aj
Bj Ci
1 AALI
0.00708 0.518
0.00769 0.13432
34.91641 0.000236
2 ASRI
0.02955 1.765
0.01371 3.14993
227.3078 0.003208
3 CPIN
0.03129 1.552
0.03152 1.29009
76.38523 0.00434
4 INTP
0.01248 1.034
0.00492 1.55421
217.1503 0.00488
5 KLBF
0.01720 0.528
0.01797 0.35589
15.50678 0.003745
6 LPKR
0.02290 1.105
0.01167 1.68732
104.6014 0.00472
7 SMGR
0.01492 1.455
0.00371 3.85507
570.2979 0.004326
8 UNVR
0.01516 0.402
0.00388 1.04365
41.62195 0.003733
Sumber: Hasil olahan data Dari perhitungan table 4.11, bahwa nilai C didapat dari nilai
terbesar Ci yaitu pada saham INTP 0,00488. Nilai cut off point
87
menunjukkan bata pemisah antara penerimaan dan penolakan saham untuk pembentukan portofolio efisien. Setelah menentukan nilai Cut off point,
maka nilai ERB yang positif dibandingkan dengan nilai Cut off point. Maka saham tersebut memenuhi kriteria masuk dalam portofolio optimal.
Dan jika nilai ERB lebih kecil daripada C, maka saham tersebut tidak memenuhi kriteria portofolio optimal. Berikut table yang menggambarkan
perbandingan nilai ERB dengan C:
Tabel 4.12 Perbandingan ERB dengan C pada Saham
Jakarta Islamic Index JII Tahun 2010-2014
No Kode
Perusahaan
ERB C
1 AALI
0.00385 0.00488
2 ASRI
0.01386 0.00488
3 CPIN
0.01689 0.00488
4 INTP
0.00716 0.00488
5 KLBF
0.02295 0.00488
6 LPKR
0.01613 0.00488
7 SMGR
0.00676 0.00488
8 UNVR
0.02507 0.00488
Dari table 4.12 dapat diketahui dari sampel saham Jakarta Islamic Index JII bahwa ada 7 saham yang memiliki ERB C, di antaranya
saham ASRI, CPIN, INTP, KLBF, LPKR, SMGR, dan UNVR. Sehingga saham tersebut telah memenuhi syarat untuk masuk kedalam portofolio
optimal. Sedangkan satu saham memiliki ERB C, yaitu AALI maka saham tersebut tidak lolos untuk masuk ke dalam portofolio optimal.
88
Tabel 4.13 Cut off point C Indeks LQ45 Tahun 2010-2014
No Kode
Perusahaan
ERi Beta
σ2ei Aj
Bj Ci
1 BBCA
0.017867
1.045 0.0018
7.41132 605.5131
0.006615
2 BBNI
0.023461
1.317 0.00491
4.9264 352.9365
0.008446
3 BMRI
0.018751
1.527 0.00388
5.38354 601.3281
0.007236
4 GGRM
0.019040
0.520 0.00784
0.92581 34.4759
0.007499
5 INDF
0.014601
0.911 0.00286
3.03552 290.3878
0.007798
6 JSMR
0.025642
0.718 0.00391
3.77555 131.8042
0.008713
7 PGAS
0.011620
0.616 0.00511
0.7879 74.21183
0.008759
Sumber: Hasil olahan data Dari table 4.13, bahwa nilai C didapatkan dari nilai terbesar Ci
yaitu pada saham PGAS 0,008759. Kemudian nilai ERB masing-masing saham kandidat portofolio kemudian dibandingkan dengan nilai cut off
point untuk mendapatkan kombinasi saham yang akan dibentuk menjadi portofolio optimal. Table berikut menggambarkan perbandingan nilai ERB
dengan nilai C:
Tabel 4.14 Perbandingan ERB dengan C pada Saham Indeks LQ45
Tahun 2010-2014 No
Kode Perusahaan
ERB C
1 BBCA
0.01224 0.008759
2 BBNI
0.013958 0.008759
3 BMRI
0.008953 0.008759
4 GGRM
0.026854 0.008759
5 INDF
0.010453 0.008759
6 JSMR
0.028645 0.008759
7 PGAS
0.010617 0.008759
Table 4.14 menjelaskan bahwa seluruh sampel saham LQ45 memiliki nilai ERB C. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa
89
ketujuh saham sampel yaitu BBCA, BBNI, BMRI, GGRM, INDF, JSMR dan PGAS telah memenuhi syarat untuk masuk kedalam portofolio
optimal.
e. Menentukan Portofolio Optimal dan Proporsi Dana Masing- masing Saham Pembentukan Portofolio
Setelah mengetahui ke dua saham dari Jakarta Islamic Indeks JII dan Indeks LQ45 yang terpilih untuk masuk ke dalam pembentukan
portofolio optimal, maka akan dihitung besarnya porsi yang layak diinvestasikan pada saham-saham terpilih tersebut. Gambar berikut
besarnya proporsi dana yang akan dikombinasikan dan dibentuk menjadi portofolio optimal.
Gambar 4.3 Proporsi Dana pada Saham
Jakarta Islamic Index JII Tahun 2010-2014
Pada gambar 4.3, dapat terlihat bahwa portofolio optimal terdiri dari 7 saham dengan proporsi masing-masing saham ASRI 17,38,
90
CPIN 8,89, INTP 7,20, KLBF 7,98, LPKR 16,02, SMGR 11,10, dan UNVR 31,43. Proporsi dana terbesar dalam
pembentukkan portofolio adalah saham UNVR 31,43 disebabkan karena dari data closing price mengalami peningkatan yang drastis dari
tahun 2010-2014. Sehingga menjadi pertimbangan seorang investor mengalokasikan proporsi dana terbesar pada saham UNVR.
Gambar 4.4 Proporsi Dana pada Saham Indeks LQ45 Tahun 2010-2014
Pada gambar 4.4 dapat terlihat bahwa portofolio optimal Indeks LQ45 terdiri dari tujuh saham dengan proporsi masing-masing saham
BBCA 17,62, BBNI 32,67, BMRI 0,67, GGRM 10,48, INDF 4,72, JSMR 31,89 dan PGAS 1,96. Proporsi dana terbesar
dalam pembentukkan portofolio adalah saham BBNI 32,67 disebabkan karena dari data closing price mengalami peningkatan yang drastis dari
91
tahun 2010-2014. Sehingga menjadi pertimbangan seorang investor megalokasikan proporsi dana terbesar pada saham BBNI.
f. Menghitung tingkat pengembalian dari risiko portofolio
Return harapan dari suatu portofolio dapat estimasi dengan menghitung jumlah expected return masing-masing saham pembentuk
portofolio dengan proporsi dana masing-masing saham pembentuk. Table dibawah ini menunjukkan perhitungan return dari portofolio yang
dibentuk.
Tabel 4. 15 Perhitungan
Return Portofolio Jakarta Islamic Index JII Tahun 2010-2014
No
Kode Perusahaan
ERi Wi
1 ASRI
0.029546 0.173821
2 CPIN
0.031289 0.088888
3 INTP
0.01248 0.072021
4 KLBF
0.017197 0.079808
5 LPKR
0.022904 0.16016
6 SMGR
0.014916 0.110966
7 UNVR
0.015162 0.314335
ERp 0.020499
Sumber: Hasil olahan data Dapat dilihat dari perhitungan table 4.15 di atas menunjukkan
bahwa tingkat pengembalian expected return portofolio yang dihasilkan dari kelima saham yang dibentuk menjadi portofolio yang dihasilkan dari
kelima saham yang dibentuk menjadi portofolio adalah 0,02049 2,04. Return tersebut merupakan return yang cukup menjanjikan, karena return
portofolio tersebut diatas tingkat pengembalian pasar ERm JII yang
92
hanya sebesar 0,00898 0,889. Sedangkan untuk mencari resiko dari portofolio yang telah dibentuk, nilai risiko dari portofolio dapat dihitung
dengan mencari terlebih dahulu nilai beta portofolio yang dikuadratkan. Setelah itu mencari varian dari portofolio dan mengakarkan varian tersebut
sehingga didapatkan nilai dari risiko portofolio. Tabel dibawah ini menunjukkan perhitungan risiko dari portofolio yang dibentuk.
Table 4.16 Perhitungan Risiko Portofolio
Jakarta Islamic Index JII Tahun 2010-2014
Risiko Portofolio No
Kode Perusahaan
w2i σ2ei
w2iσ2ei 1
ASRI 0.03021
0.01371 0.00041
2 CPIN
0.0079 0.03152
0.00025
3 INTP
0.00519 0.00492
2.6E-05
4 KLBF
0.00637 0.01797
0.00011
5 LPKR
0.02565 0.01167
0.0003
6 SMGR
0.01231 0.00371
4.6E-05
7 UNVR
0.09881 0.00388
0.00038
Jumlah 0.00153
β2p 1.05292
σ2m 0.00187
σ2p risiko portofolio 0.0035
Sumber: Hasil olahan data Dari tabel 4.16 dapat dilihat bahwa nilai risiko dari prtofolio yang
terbentuk adalah 0,0035 0,35. Nilai risiko portofolio ini menunjukkan bahwa nilai yang lebih kecil dibandingkan dengan tingkat risiko dari
saham individual seperti risiko saham ASRI 1,7, saham CPIN 3,4, saham INTP 0,7, saham KLBF 1,9, saham LPKR 1,4, saham
SMGR 0,6, dan saham UNVR 0,5. Hal ini menunjukkan bahwa pembentukkan portofolio atau melakukan diversifikasi dapat mengurangi
93
risiko, jika dibandingkan apabila investor memilih menanamkan modalnya pada saham secara individual.
Tabel 4.17 Perhitungan
Return Portofolio Indeks LQ45 Tahun 2010-2014
No Kode Perusahaan
ERi Wi
1 BBCA
0.017867 0.176197
2 BBNI
0.023461 0.326713
3 BMRI
0.018751 0.00667
4 GGRM
0.01904 0.104804
5 INDF
0.014601 0.047187
6 JSMR
0.025642 0.318874
7 PGAS
0.01162 0.019554
ERp 0.018712
Sumber: Hasil olahan data Dari tabel 4.17 bahwa return portofolio yang dibentuk dari saham
Indeks LQ45 sebesar 0,01871 1,871. Return tersebut merupakan return yang menjanjikan karena return portofolio tersebut berada diatas garis
tingkat pengembalian return pasar ERm Indeks LQ45 yang besarnya adalah 0,01092 atau 1,092. Setelah mengetahui tingkat pengembalian,
kemudian menghitung risiko dari portofolio LQ45 yang telah dibentuk. Berikut tabel dibawah ini menunjukkan perhitungan risiko dari portofolio
yang dibentuk.
94
Tabel 4.18 Perhitungan Risiko Portofolio Indeks LQ45 Tahun 2010-2014
Risiko Portofolio
No Kode Perusahaan
w2i σ2ei
w2iσ2ei 1
BBCA 0.031045
0.001802 5.59E-05
2 BBNI
0.106741 0.004912
0.000524
3 BMRI
4.45E-05 0.003877
1.72E-07
4 GGRM
0.010984 0.007836
8.61E-05
5 INDF
0.002227 0.002855
6.36E-06
6 JSMR
0.10168 0.003909
0.000397
7 PGAS
0.000382 0.00511
1,95E-06
Jumlah
0,001072
β2p 0,926912
σ2m
0,002423
σ2p risiko portofolio 0,00332
Sumber: hasil olahan data Pada tabel 4.18 dapat dilihat bahwa nilai risiko dari portofolio yang
terbentuk pada saham LQ45 adalah 0,00332 atau 0,33. Nilai risiko portofolio ini menunjukkan bahwa nilai yang lebih kecil dibandingkan
dengan tingkat risiko dari saham individual seperti risiko saham BBCA 0,4, saham BBNI 0,8, saham BMRI 0,8, saham GGRM 0,9,
saham INDF 0,5, saham JSMR 0,6, dan saham PGAS 0,7. Pada risiko saham Jakarta Islamic Index JII dan saham LQ45
lebih kecil dari tingkat risiko saham individual. Hal ini berarti risiko investasi dapat diperkecil dengan adanya pembentukkan portofolio.
4. Analisis Kinerja Portofolio masing-masing Saham
Dalam melihat kinerja sebuah portofolio tidak hanya melihat tigkat return yang dihasilkan, tetapi juga memperhatikan tingkat risiko portofolio tersebut.
95
Dengan berdasarkan pada teori pasar modal, ada beberapa perhitungan untuk mengukur kinerja portofolio yang sudah memasukkan faktor risiko dalah Indeks
Sharpe, Indeks Traynor, dan Indeks Jensen. Indeks Sharpe diperoleh dari premi risiko portofolio dibagi dengan standar
deviasinya. Sedangkan Indeks Traynor dibagi dengan beta portofolio yang telah terbentuk, dan terakhirn Indeks Jensen diperoleh dari selisih return abnormal
portofolio selama periode penelitian dengan premi risiko portofolio yang seharusnya diterima dengan menggunakan tingkat risiko sistematis tertentu.
Berikut tabel dibawah ini menunjukkan perhitungan kinerja portofolio yang dibentuk.
Tabel 4.19 Alpha, Beta, Return, Stdev, Indeks Sharpe, Indeks Traynor, Indeks Jensen
Portofolio saham Jakarta Islamic Index JII Tahun 2010-2014
Kinerja Portofolio Alpha
Portofolio Beta
Portofolio Expected
return Portofolio
Risiko Portofolio
Indeks Sharpe
Indeks Traynor
Indeks Jensen
0,01107 1,026121104
0,0205 0,0035
2,2157 0,01502
0,01129
Sumber: Hasil olahan data Pada tabel 4.19 dapat dilihat bahwa berdasarkan data historical price
selama lima tahun, dengan menggunakan metode Single Index Model
memperkirakan bahwa suatu portofolio yang terdiri atas saham-saham Jakarta Islamic Index JII yang telah masuk portofolio optimal akan memberikan return
2,05, dengan risiko portofolio 0,35. Dengan penelitian kinerja portofolio