Indeks Treynor Mokhamad Perbandingan kinerja portofolio optimal pada saham Jakarta islamic index : JII dan indeks lq45 periode tahun 2010-2014

41 diversifikasi dari portofolio tersebut. Dalam Indeks Sharpe risiko yang dianggap relevan adalah risiko total penjumlahan risiko sistematis dan risiko tidak sistematis, sedangkan pada Indeks Treynor hanya menggunakan risiko sistematis beta. Penggunaan beta sebagai urukan risiko portofolio secara implicit memcerminkan bahwa portofolio yang ada merupakan portofolio yang telah diversifikasikan dengan baik Bodie et.al., 2008:858. Oleh karena itu, jika suatu portofolio dianggap diversifikasi dengan baik berarti return portofolio hampir semuanya dipengaruhi oleh return pasar dalam hal ini tentu saja pengukuran kinerja portofolio lebih tepat menggunakan Indeks Treynor. Sebaliknya, jika return suatu portofolio hanya sebagian kecil dipengaruhi return pasar, lebih tepat menggunakan Indeks Sharpe.

3. Indeks Jensen

Indeks Jensen merupakan indeks yang menunjukkan perbedaan antara tingkat return aktual yang diperoleh portofolio dengan tingkat return harapan jika portofolio tersebut berada pada garis pasar sekuritas. Indeks Jensen adalah kelebihan return di atas atau di bawah garis pada sekuritas security market line. Indeks Jensen secara mudahnya dapat diinterpretasikan sebagai pengukur berapa banyak portofolio “mengalahkan pasar”. Indeks yang bernilai positif berarti portofolio memberikan return lebih besar dari return harapannya berada di atas 42 garis pasar sekuritas sehingga merupakan hal yang bagus karena portofolio mempunyai return yang relative tinggi untuk tingkat sistematisnya. Demikian juga sebaliknya, indeks yang bernilai negative menunjukkan bahwa portofolio mempunyai return yang relative lebih rendah untuk tingkat risiko sistematisnya. Persamaan Indeks Jensen dengan Indeks Treynor adalah kedua indeks tersebut menggunakan garis pasar sekuritas sebagai dasar untuk membuat persamaan. Perbedaannya adalah slope garis pada Indeks Treynor menghubungkan posisi portofolio dengan return bebas risiko dan return pasar, sedangkan Indeks Jensen merupakan selisih antara return portofolio dengan return portofolio yang tidak dikelola secara khusus hanya mengikuti return pasar Bodie et.aal., 2008:854. Dalam penelitian ini metode pembentukan portofolio yang digunakan adalah Single Index Model karena perhitungan Single Index Model lebih sederhana karena jumlah parameter yang digunakan lebih sedikit sehingga investor dapat mengambil keputusan investasi lebih cepat Hendrawati Vivin Dwi, 2007:1. Sedangkan metode penilaian kinerja portofolio optimal menggunakan metode Indeks Treynor, Indeks Sharpe dan Indeks Jensen sebagai perwakilan dari Adjusted Risk karena dalam penelitiannya menggunakan beta portofolio sehingga dapat dibandingkan dengan metode Single Index Model yang dalam pembentukannya menggunakan beta individu saham. 43

H. Penelitian Terdahulu Tabel 2.1

Penelitian-Penelitian Terdahulu No Nama Peneliti Tahun Penelitian Alat Analisis Hasil Penelitian

1. Mokhamad

Sukarno, SE 2007 Analisis Pembentukan Portofolio Optimal Saham Menggunakan Metode Single Indeks di Bursa Efek Jakarta Metode Single index Model Hasil penelitian menjunjukkan terdapat 14 saham yang menjadi kandidat portofolio dari 33 saham yang diteliti dengan nilai cut-off- point sebesar 0,0165

2. Boooy S.

Effendy, 2009 Analisis Portofolio Optimal dengan Menggunakan Model Indeks Tunggal Sebagai Salah Satu Alat Pengambil Keputusan Investasi Saham di Pasar Modal Model Indeks Tunggal Dari hasil perhitungan berdasarkan model indeks tunggal dihasilkan 31 saham terpilih dari 45 saham LQ45 dan kemudian di saring menjadi 27 saham dengan kapitalisasi terbesar, dan setelah melewati tahap perhitungan terpilih 3 saham kandidat portofolio optimal. 44 3. Sulistyorini 2009 Analisis Kinerja Portofolio Saham Dengan Metode Sharpe, Treynor dan Jensen Saham LQ45 di Bursa Efek Indonesia Tahun 2003 sampai 2007 Metode Sharpe, Treynor, Jensen dan Uji Kruskal Wallish Hasil menunjukkan bahwa tidak ada nya perbedaan yang signifikan antara pengujian dengan Metode Sharpe, Treynor dan Jensen. Dengan demikian hipotesis nihil H0 dalam penelitian ini diterima. Pengujian lain dengan membandingkan antar treatment yaitu dengan melihat selisih ketiga mean rank, hasilnya tidak adanya perbedaan yang bermakna antara masing-masing treatment. 4. Sari Yuniarti 2010 Pembentukan Portofolio Optimal Saham-Saham Perbankan dengan menggunakan Model Indeks Tunggal Model Indeks Tunggal Dari hasil perhitungan berdasarkan model indeks tunggal dihasilkan 7 saham yang dijadikan sampel ada 3 saham yang terbentuk dalam kandidat portofolio optimal. 5. Sari Ardiyanti Rahayu 2011 Pembentukkan Portofolio Optimal Saham Syariah menggunakan Metode Single Index Model di Jakarta Islamic Index Single Index Model Dari hasil perhitungan model single index model dihasilkan 8 saham yang dijadikan sampel ada 4 saham yang terbentuk dalam kandidat portofolio optimal. 6. Susanti dan Syahyunan Analisis Pembentukan Model Indeks Hasil dari penelitian terdapat 6 saham perusahaan yang memenuhi kriteria pembentukan portofolio saham dan proporsinya yaitu