Indeks Harga Saham Perbandingan kinerja portofolio optimal pada saham Jakarta islamic index : JII dan indeks lq45 periode tahun 2010-2014

19 e. Jakarta Islamic Index JII f. Indeks Papan Utama g. Papan Pengembangan h. Indeks Kompas 100 i. Indeks Bisnis 27 j. Indeks Pefindo 25 k. Indeks Sri Kehati l. Indeks Saham Syariah Indonesia ISSI m. Indeks Infobank15 Pergerakan indeks menjadi indikator penting bagi investor untuk menggambarkan pergerakan harga-harga saham sehingga investor dapat menentukan apakah mereka akan menjual, menahan atau membeli satu atau beberapa saham. Karena harga-harga saham bergerak dalam hitungan detik dan menit, maka nilai indeks pun bergerak turun naik dalam hitungan waktu yang cepat pula.

3. Indeks Harga Saham Gabungan IHSG

Indeks Harga Saham Gabungan IHSG atau Composite Stock Price Index pertama kali diperkenalkan pada tanggal 1 April 1983 sebagai indikator pergerakan harga saham yang tercatat di Bursa, baik saham biasa maupun saham preferen. Hari dasar perhitungan indeks adalah tanggal 10 Agustus 1982 dengan nilai 100, sedangkan jumlah saham yang tercatat pada waktu itu adalah sebanyak 13 saham. IHSG biasa digunakan sebagai proksi dalam pengukuran risiko pasar 20 dalam model analisis harga saham. IHSG mencerminkan pergerakan perubahan harga saham harian seluruh saham yang tercatat di Bursa Efek Indonesia Gumanti, 2011:72

4. Jakarta Islamic Index JII

Jakarta Islamic Index tediri dari 30 jenis saham yang dipilih dari saham- saham yang sesuai dengan syariat islam dan termasuk saham yang liquid Tandellin, 2010:89. Jakarta Islamic index dimaksudkan sebagai saham-saham unggulan yang aktif diperdagangkan dan memiliki kapitalisasi terbesar dalam perdagangan sekuritas. Selain itu saham JII sebagai tolak ukur untuk mengukur kinerja investasi pada saham dengan basis dan diharapkan dapat meningkatkan kepercayaan investor untuk berinvestasi secara syariah yang dapat dipastikan kehalalannya dalam perdagangan di bursa. Saham syariah merupakan bukti kepemilikan atas suatu perusahaan yang jenis usaha, produk barang, jasa yang diberikan dan akad serta cara pengelolaan tidak bertentangan dengan prinsip-prinsip syariah dan tidak termasuk saham yang memiliki hak-hak istimewa Hidayat, 2010: 78. Saham yang masuk dalam saham syariah harus memenuhi syarat yang ditentukan dalam Fatwa Dewan Syariah Nasional Majelis Ulama Indonesia No. 20DSN-MUIIX2000 mengenai pedoman pelaksanaan investasi untuk reksadana syariah Nafik HR, 260. Menurut Majelis Ulama Indonesia yang bekerja sama dengan Bank Indonesia 2003 jenis kegiatan usaha yang bertentangan dengan syari’ah Islam, antara lain: