Kanker  tiroid  telah  dianalisis  menunjukkan  berbagai  perubahan  genetik. Mutasi  tertentu  relatif  berkorelasi  dengan  klasifikasi  histologis  tertentu.  Aktivasi
sinyal  jalur  RET-RAS-BRAF  ditemukan  pada  sebagian  besar  tipe  papiler. Rearrngement  RET  ditemukan  pada  20-40  tipe  papiler,  dan  frekuensinya
meningkat  setelah  kecelakaan  Chernobyl.
7
Mutasi  BRAF  tampaknya  merupakan mutasi tersering dalam karsinoma papiler. Sebagian besar mutasi yang terlihat pada
berbagai  kanker  tiroid  dapat  ditemukan  pada  tipe  anaplastik.  Mutasi  p53  juga berperanan penting dalam pertumbuhan anaplastik. Pada karsinoma meduler terjadi
mutasi titik yang menginduksi aktivitas tirosin kinase.
7,24,29-31
Gambar 2.1 . Skema progresifitas dan diferensiasi tumor tiroid dari sel folikel
31
2.4.  Gambaran Klinis
Kebanyakan  nodul  tiroid  tidak  menimbulkan  tanda  dan  gejala.  Kadang- kadang  nodul  menjadi  sangat  besar  sehingga  dapat  teraba  atau  terlihat,  sering
sebagai  pembengkakan  di  leher  depan  atau  menekan  saluran  pernafasan  dan esofagus sehingga sulit bernafas atau sulit menelan.
27
Gejala  kanker  tiroid  biasanya  timbul  setelah  tumor  bertumbuh  antara  lain berupa  benjolan  atau  nodul  di  leher  depan  dekat
Adam’s  apple,  suara  serak  atau
Universitas Sumatera Utara
sulit  berbicara  dengan  suara  normal,  pembengkakan  kelenjar  getah  bening  KGB terutama di leher, sulit menelan atau bernafas, atau nyeri di tenggorokan atau leher.
Gejala-gejala  ini  bisa  juga  ditimbulkan  oleh  infeksi,  goiter  jinak,  atau  kelainan lain.
12
Hal  yang  penting  diketahui  adalah  telah  berapa  lama  kelainan  tersebut dijumpai  dan  apakah  pertumbuhannya  lambat,  cepat  atau  timbul  secara  tiba-tiba.
Informasi  ini  sangat  penting  karena  nodul  atau  massa  multipel  yang  tumbuh perlahan sedikit sekali yang menjadi lesi ganas.
13
Gambar 2.2. Manifestasi klinis karsinoma tiroid
10
Sebagian besar keganasan pada tiroid tidak menunjukkan gejala yang berat, kecuali  jenis  anaplastik  yang  sangat  cepat  membesar  bahkan  dalam  hitungan
minggu.  Pada  pasien  dengan  nodul  tiroid  yang  besar,  kadang  disertai  dengan adanya gejala penekanan pada esofagus dan trakea.
27,32
Nyeri  tiroid  sebagai  keluhan  utama  pada  usia  muda  atau  pertengahan biasanya  disebabkan  oleh  tiroiditis  akut,  kista  dengan  perdarahan  akut,  tiroiditis
subakut tiroiditis De Quervain, tumor sel Hurthle yang mengalami infark jarang,
Universitas Sumatera Utara
dan  tiroiditis  Hashimoto.  Nyeri  tiroid  pada  pasien  tua  harus  waspada  dengan kemungkinan karsinoma anaplastik.
14
2.5.  Pemeriksaan
Prosedur  pemeriksaan  terhadap  lesi  tiroid  antara  lain  pemeriksaan  fisik disertai  pertanyaan  terhadap  riwayat  penyakit  penderita  dan  keluarga,  juga
pemeriksaan  laboratorium  dan  imaging  untuk    mengetahui  gambaran  tiroid  dan tempat-tempat lain.
13,26,27
2.5.1.  Pemeriksaan Fisik.
Pemeriksaan  mencakup  palpasi  terhadap  kelenjar  tiroid,  KGB  leher  dan benjolan  lain  di  sekitarnya.  Nodul  diidentifikasi  berdasarkan  konsistensinya  keras
atau  lunak,  ukurannya,  disertai  rasa  nyeri  atau  tidak,  permukaan  nodul  rata  atau berbenjol-benjol,  tunggal  atau  multipel,  berbatas  tegas  atau  tidak,  dan  mobilitas
nodul, kistik atau solid, apakah ada nodul yang dominan dalam multinodular tiroid. Selain
itu juga
dicatat kualitas
suara, dan
bila perlu
dilakukan laringoskop.
8,12,13,15,26,27
2.5.2.  Pemeriksaan Laboratorium
Pemeriksaan  kadar  TSH  serum  berfungsi  untuk  mengontrol  pertumbuhan sel-sel folikel. Meningkatnya kadar TSH dapat terjadi berhubungan dengan tiroiditis
sedangkan  turunnya  kadar  TSH  dapat  menunjukkan  adanya  hiperfungsi  toksik tiroid.
4,13
Pemeriksaan T3 dan T4 kadang-kadang diperlukan karena pada karsinoma tiroid  dapat  terjadi  tirotoksikosis  walaupun  jarang.  Human  Thyroglobulin  HTG
Tera  dapat  dipergunakan  sebagai  tumor  marker  terutama  pada  karsinoma
Universitas Sumatera Utara
berdiferensiasi  baik.  Baik  tipe  papiler  maupun  tipe  folikular  dapat  meningkatkan kadar  HTG  serum.  Namun  meningkatnya  HTG  serum  dapat  juga  dijumpai  pada
keadaan  jinak.
4,12,13
Jika  diduga  karsinoma  meduler  maka  akan  dilakukan pemeriksaan  kadar  kalsium  darah,  kadar  kalsitonin  darah.  Pemeriksaan  kalsitonin
serum  digunakan  secara  rutin  untuk  diagnosis  dan  follow-up  terhadap  karsinoma meduler.
4,13
2.5.3.  Ultrasonografi USG
Melalui pemeriksaan USG dapat diketahui jumlah nodul, ukuran nodul dan apakah nodul padat atau berisi cairan, memberikan informasi terbaik tentang bentuk
dan  struktur  nodul  dan  dapat  membedakan  kista  dari  nodul  tiroid,  menentukan jumlah nodul dan sebagai panduan dalam melakukan FNAB.
4,13,15,27
2.5.4. Radionuclide ScanningNuclear Scintigraphy
Pemeriksaan  ini  dilakukan  jika  terdapat  fasilitas  kedokteran  nuklir. Pemeriksaan  ini  menggunakan  bahan  radioaktif  I
131
atau  tecneticum  pertechnetate Tc99m  dalam  jumlah  yang  sangat  kecil  untuk  membuat  gambaran  nodul  tiroid
pada  hasil  pemindaian  scanning.  Nodul  tiroid  yang  menyerap  bahan  radioaktif kurang  dari  tiroid  normal  disebut  nodul  dingin  cold  nodule.  Nodul  dingin  dapat
bersifat  jinak  atau  ganas.  Hot  nodule  menyerap  lebih  banyak  bahan  radioaktif dibanding  tiroid  normal  dan  biasanya  jinak.  Sedangkan  yang  sama  afinitasnya
disebut warm nodule.
9,13,26
Risiko  keganasan  lebih  besar  pada  cold  nodule  daripada  hot  nodule, walaupun kebanyakan cold nodule merupakan lesi jinak berupa adenoma, kista, dan
Universitas Sumatera Utara
tiroiditis.  Pemeriksaan  ini  sekarang  sudah  jarang  dipakai  karena  meningkatnya penggunaan FNAB.
4
2.5.5. Radio-imaging
Foto sinar-X bertujuan mengambil gambar bagian dalam tubuh. Penggunaan CT-scan dengan kontras untuk mengetahui kompresi terhadap trachea. MRI dengan
kontras  untuk  melihat  perluasan  tumor  ke  organ  sekitarnya.  Sedangkan  PET-scan mungkin  akan  digunakan  setelah  tiroidektomi  untuk  memantau  apakah  kanker
tumbuh kembali atau untuk mengetahui apakah telah terjadi metastasis pada organ- organ lain di tubuh.
15,28
2.5.6.  Biopsi
Biopsi adalah satu-satunya cara pasti untuk mengetahui apakah nodul adalah kanker.  Biopsi  dapat  dilakukan  dengan  menggunakan  jarum  FNAB  atau  melalui
prosedur bedah.
13
2.5.6.1.  Biopsi Aspirasi Jarum Halus
Pada prosedur biopsi aspirasi jarum halus atau fine needle aspiration biopsy FNAB  dilakukan  pengambilan  sampel  jaringan  tiroid  dengan  jarum  halus  dan
selanjutnya dilakukan pemeriksaan sitologik. Kadang-kadang prosedur ini dipandu dengan USG.
8,13,15,27
Biopsi  aspirasi  jarum  halus  tiroid  telah  berusia  lebih  dari  50  tahun  dan merupakan  metode  utama  yang  digunakan  untuk  diagnosis  preoperatif  pada  anak-
anak  dan  dewasa.    Biopsi  aspirasi  jarum  halus  memegang  peranan  yang  penting dalam  mendeteksi  neoplasma  tiroid  dan  membantu  dalam  penanganan  reseksi
pembedahan selanjutnya serta mengidentifikasi lesi-lesi non neoplastik yang dapat ditangani secara konservatif.
33-35
Universitas Sumatera Utara
Sitologi biopsi jarum halus terutama diindikasikan pada nodul tiroid soliter atau nodul dominan pada multinodul goiter.
16
Sejak meluasnya penggunaan FNAB penemuan kanker tiroid sebelum operasi meningkat dari 15 menjadi 40, namun
untuk  membedakan  adenoma  folikular  dan  karsinoma  folikular  tidak  dapat dilakukan berdasarkan sitologi, sehingga dimasukkan dalam kategori suspek.
4
Tabel 2.1. Klasifikasi diagnosis sitologi biopsi aspirasi jarum halus berdasarkan
The British Thyroid
8
Kategori Si-Bajah
Sitologi
Thy 1
Bahan tidak cukup Insufficient material
Thy 2
Jinak nodul goiter Benign nodular goiter
Thy 3
Curiga suatu neoplasma Suspicious of neoplasm follicular
Thy 4
Curiga keganasan papilarimeduleranaplastik Suspicious of malignancy papillarymedullaryanaplastic
Thy 5
Positif ganas Definite malignancy
2.5.6.2.  Biopsi Bedah
Jika  diagnosis  tidak  dapat  dibuat  dari  aspirasi  jarum  halus,  dokter  dapat melakukan  operasi  untuk  mengangkat  nodul  kemudian  dilakukan  pemeriksaan
histopatologik.
13
Core  biopsy  dengan  atau  tanpa  bantuan  USG  biasanya  akan
Universitas Sumatera Utara
dilakukan  apabila  setelah  dua  kali  prosedur  FNAB    menunjukkan  spesimen  non diagnostik Thy 1 atau diduga limfoma.
8
2.5.6.3.  Pemeriksaan Durante Operasi Sitologi Imprint dan Potong Beku
Walaupun pemeriksaan fisik, skintigrafi dan USG dapat memberi informasi tentang  nodul  tiroid  namun  tidak  dapat  membedakan  lesi  jinak  dan  ganas,  dengan
demikian  FNAB  preoperatif,  potong  beku  dan  sitologi  imprint  intra-operatif durante operasi telah digunakan secara rutin untuk diagnosis dan penatalaksanaan
nodul tiroid. Hanya saja karena invasi vaskular dan kapsul tidak dapat diidentifikasi dengan FNAB, pemeriksaan ini kurang bermanfaat dalam mendiagnosis neoplasma
folikular.
20
Sitologi  imprint  sangat  kaya  akan  sel-sel  dan  dengan  demikian  akan  lebih digunakan  oleh  ahli  patologi  sebagai  pemeriksaan  sitologi  kecuali  untuk  melihat
invasi  vaskular  dan  kapsul  yang  tidak  dapat  ditunjukkan  dengan  teknik  ini.  Pada penelitian  oleh  Pluto  et  al  ditunjukkan  bahwa  sitologi  imprint  lebih  bernilai  untuk
membedakan  lesi  jinak  dan  lesi  ganas  pada  nodul  tiroid.  Dalam  penelitian  oleh Masuda  et  al  penemuan  gambaran  morfologi  sel  seperti  lekukan  pada  inti,
meningkatnya  densitas  matriks  sitoplasma,  banyaknya  kelompokan  sel-sel  yang berukuran  besar  sebagai  gambaran  malignansi  diperoleh  dari  sitologi  imprint.
Novik et al memeriksa 1129 pasien dengan nodul tiroid menemukan bahwa FNAB danatau  sitologi  imprint    memiliki  sensitivitas  92,3  dan  spesifisitas  75  untuk
menentukan  keganasan.  Hal-hal  ini  menunjukkan  bahwa  sitologi  imprint  lebih efisien  dan  lebih  handal  karena  selularitasnya.  Teknik  potong  beku  sebagai
pemeriksaan  intra-operatif  jaringan  dapat  digunakan  walaupun  pada  FNAB  tidak menunjukkan  keganasan  suspisius  atau  jinak  dan  secara  klinis  ganas.  Teknik
Universitas Sumatera Utara
potong  beku  juga  tidak  adekuat  untuk  diagnosis  neoplasma  folikular  meskipun gambaran  invasi  vaskular  dan  kapsul  mungkin  dapat  ditunjukkan  dengan  sampel
jaringan  yang diperoleh. Teknik potong beku membutuhkan waktu prosesing  yang lebih lama dan lebih mahal dari sitologi imprint.
19,20
Indikasi  pemeriksaan  intra-operatif  sitologi  imprint  dan  potong  beku antara lain mengetahui diagnosis awal, namun peranan ini mulai berkurang dengan
adanya FNAB, core biopsy dan endoskopi; mengetahui kecukupan spesimen biopsi dalam  menentukan  batas  daerah  lesi  dan  normal;  untuk  menentukan  stadium
keganasan dan untuk mengevaluasi kecukupan eksisi.
36
Terdapat tiga cara utama untuk membuat sediaan sitologi spesimen jaringan intra-operatif:  scrape  and  smear  cytoscrape,  touch  imprint,  dan  squash  and
smear. Pilihan tergantung pada individu, tipe jaringan dan ukuran jaringan. Untuk scrape  dan  touch,  harus  dilakukan  pada  permukaan  yang  dilakukan  pemotongan
baru, bukan pada permukaan yang kering akibat cautery atau akibat perjalanan dari ruang  operasi  ke  ruang  patologi.  Pada  teknik  ini  kelebihan  cairan  dan  darah  juga
harus dihindari. Teknik cytoscrape biasanya digunakan pada spesimen  yang besar, yang  tidak  menghasilkan  sel  secara  mudah  seperti  tumor  mesenkimal  dan  tumor
disertai  kalsifikasi.  Cytoscrape  dapat  dilakukan  dengan  ujung  slaid  atau  dengan permukaan  pisau  bedah.  Touch  imprint  adalah  yang  paling  populer  di  kalangan
patolog, merupakan teknik yang baik terutama untuk spesimen yang kecil dan pada jaringan yang menghasilkan banyak sel seperti jaringan limfoid, adenoma tiroid dan
hipofise. Teknik squash and smear paling sering digunakan untuk lesi sistem saraf pusat.  Semua  sediaan  sitologi  dapat  dilakukan  baik  fiksasi  basah  dengan  alkohol
maupun  fiksasi  kering.  Fiksasi  basah  diwarnai  dengan  hematoksilin-eosin,
Universitas Sumatera Utara
sedangkan fiksasi kering  diwarnai dengan pewarnaan Romanowsky, Diff-Quik atau Giemsa.
36
2.6.  Klasifikasi Lesi-lesi utama pada kelenjar tiroid dapat dilihat pada tabel 2.2.
Tabel 2.2.
Lesi-lesi utama pada kelenjar tiroid
14
No. Tipe lesi
Subtipe
1 Kista Cysts
2 Goiter Goiters
Colloid goiter 3
Tiroiditis Thyroiditis
Acute Subacute deQuervains
Lymphocytic Hashimotos disease Riedels Struma fibrosing thyroiditis
4 Tumor  sel folikel
Tumors Follicular tumors
Follicular adenomas Follicular carcinoma
5 Tumor sel Hürthle
Hürthle cell tumors Hürthle cell adenoma
Hürthle cell carcinoma
6 Karsinoma lainnya
Other carcinomas Papillary and its variants
Medullary Anaplastic large- and small-cell types
7 Limfoma  Malignant lymphomas
8 Tumor-tumor ganas yang jarang
Rare malignant tumors 9
Tumor-tumor metastasis Metastatic tumors
Perlu  dipertimbangkan  walaupun  diagnosis  yang  sangat  spesifik  dapat diperoleh dengan FNAB peranan utama pemeriksaan ini adalah untuk membedakan
tumor primer tiroid. Bukti secara statistik menunjukkan bahwa penggunaan  FNAB
Universitas Sumatera Utara
secara jelas menurunkan jumlah total tiroidektomi, sedangkan proporsi penanganan bedah pada karsinoma meningkat secara nyata.
14
Klasifikasi  tumor  pada  tiroid  berdasarkan  klasifikasi  oleh  World  Health Organization WHO dapat dilihat pada tabel 2.3.
Tabel 2.3 . Klasifikasi tumor tiroid berdasarkan Klasifikasi WHO 2004
4,5
No Klasifikasi
1 Thyroid carcinomas
Papillary carcinoma Follicular carcinoma
Poorly differentiated carcinoma Undifferentiated anaplastic carcinoma
Squamous cell carcinoma Mucoepidermoid carcinoma
Sclerosing mucoepidermoid carcinoma with eosinophilia Mucinous carcinoma
Medullary thyroid carcinoma Mixed medullary and follicular cell carcinoma
Spindle cell tumour with thymus-like differentiation SETTLE Carcinoma showing thymus-like differentiation CASTLE
2 Thyroid adenomas and related tumours
Follicular adenoma Hyialinizing trabecular tumour
3 Other thyroid tumours
Teratoma Primary lymphoma and plasmacytoma
Ectopic Thymoma Angiosarcoma
Smooth muscle tumours Peripheral nerve sheath tumours
Paraganglioma Solitary fibrous tumour
Follicular dendritic cell tumour Langerhans cell histiocytosis
Secondary tumours of the thyroid
Universitas Sumatera Utara
2.7.  Gambaran Sitologi dan Histopatologi Lesi-lesi  Tiroid 2.7.1.