tiroiditis.  Pemeriksaan  ini  sekarang  sudah  jarang  dipakai  karena  meningkatnya penggunaan FNAB.
4
2.5.5. Radio-imaging
Foto sinar-X bertujuan mengambil gambar bagian dalam tubuh. Penggunaan CT-scan dengan kontras untuk mengetahui kompresi terhadap trachea. MRI dengan
kontras  untuk  melihat  perluasan  tumor  ke  organ  sekitarnya.  Sedangkan  PET-scan mungkin  akan  digunakan  setelah  tiroidektomi  untuk  memantau  apakah  kanker
tumbuh kembali atau untuk mengetahui apakah telah terjadi metastasis pada organ- organ lain di tubuh.
15,28
2.5.6.  Biopsi
Biopsi adalah satu-satunya cara pasti untuk mengetahui apakah nodul adalah kanker.  Biopsi  dapat  dilakukan  dengan  menggunakan  jarum  FNAB  atau  melalui
prosedur bedah.
13
2.5.6.1.  Biopsi Aspirasi Jarum Halus
Pada prosedur biopsi aspirasi jarum halus atau fine needle aspiration biopsy FNAB  dilakukan  pengambilan  sampel  jaringan  tiroid  dengan  jarum  halus  dan
selanjutnya dilakukan pemeriksaan sitologik. Kadang-kadang prosedur ini dipandu dengan USG.
8,13,15,27
Biopsi  aspirasi  jarum  halus  tiroid  telah  berusia  lebih  dari  50  tahun  dan merupakan  metode  utama  yang  digunakan  untuk  diagnosis  preoperatif  pada  anak-
anak  dan  dewasa.    Biopsi  aspirasi  jarum  halus  memegang  peranan  yang  penting dalam  mendeteksi  neoplasma  tiroid  dan  membantu  dalam  penanganan  reseksi
pembedahan selanjutnya serta mengidentifikasi lesi-lesi non neoplastik yang dapat ditangani secara konservatif.
33-35
Universitas Sumatera Utara
Sitologi biopsi jarum halus terutama diindikasikan pada nodul tiroid soliter atau nodul dominan pada multinodul goiter.
16
Sejak meluasnya penggunaan FNAB penemuan kanker tiroid sebelum operasi meningkat dari 15 menjadi 40, namun
untuk  membedakan  adenoma  folikular  dan  karsinoma  folikular  tidak  dapat dilakukan berdasarkan sitologi, sehingga dimasukkan dalam kategori suspek.
4
Tabel 2.1. Klasifikasi diagnosis sitologi biopsi aspirasi jarum halus berdasarkan
The British Thyroid
8
Kategori Si-Bajah
Sitologi
Thy 1
Bahan tidak cukup Insufficient material
Thy 2
Jinak nodul goiter Benign nodular goiter
Thy 3
Curiga suatu neoplasma Suspicious of neoplasm follicular
Thy 4
Curiga keganasan papilarimeduleranaplastik Suspicious of malignancy papillarymedullaryanaplastic
Thy 5
Positif ganas Definite malignancy
2.5.6.2.  Biopsi Bedah
Jika  diagnosis  tidak  dapat  dibuat  dari  aspirasi  jarum  halus,  dokter  dapat melakukan  operasi  untuk  mengangkat  nodul  kemudian  dilakukan  pemeriksaan
histopatologik.
13
Core  biopsy  dengan  atau  tanpa  bantuan  USG  biasanya  akan
Universitas Sumatera Utara
dilakukan  apabila  setelah  dua  kali  prosedur  FNAB    menunjukkan  spesimen  non diagnostik Thy 1 atau diduga limfoma.
8
2.5.6.3.  Pemeriksaan Durante Operasi Sitologi Imprint dan Potong Beku
Walaupun pemeriksaan fisik, skintigrafi dan USG dapat memberi informasi tentang  nodul  tiroid  namun  tidak  dapat  membedakan  lesi  jinak  dan  ganas,  dengan
demikian  FNAB  preoperatif,  potong  beku  dan  sitologi  imprint  intra-operatif durante operasi telah digunakan secara rutin untuk diagnosis dan penatalaksanaan
nodul tiroid. Hanya saja karena invasi vaskular dan kapsul tidak dapat diidentifikasi dengan FNAB, pemeriksaan ini kurang bermanfaat dalam mendiagnosis neoplasma
folikular.
20
Sitologi  imprint  sangat  kaya  akan  sel-sel  dan  dengan  demikian  akan  lebih digunakan  oleh  ahli  patologi  sebagai  pemeriksaan  sitologi  kecuali  untuk  melihat
invasi  vaskular  dan  kapsul  yang  tidak  dapat  ditunjukkan  dengan  teknik  ini.  Pada penelitian  oleh  Pluto  et  al  ditunjukkan  bahwa  sitologi  imprint  lebih  bernilai  untuk
membedakan  lesi  jinak  dan  lesi  ganas  pada  nodul  tiroid.  Dalam  penelitian  oleh Masuda  et  al  penemuan  gambaran  morfologi  sel  seperti  lekukan  pada  inti,
meningkatnya  densitas  matriks  sitoplasma,  banyaknya  kelompokan  sel-sel  yang berukuran  besar  sebagai  gambaran  malignansi  diperoleh  dari  sitologi  imprint.
Novik et al memeriksa 1129 pasien dengan nodul tiroid menemukan bahwa FNAB danatau  sitologi  imprint    memiliki  sensitivitas  92,3  dan  spesifisitas  75  untuk
menentukan  keganasan.  Hal-hal  ini  menunjukkan  bahwa  sitologi  imprint  lebih efisien  dan  lebih  handal  karena  selularitasnya.  Teknik  potong  beku  sebagai
pemeriksaan  intra-operatif  jaringan  dapat  digunakan  walaupun  pada  FNAB  tidak menunjukkan  keganasan  suspisius  atau  jinak  dan  secara  klinis  ganas.  Teknik
Universitas Sumatera Utara
potong  beku  juga  tidak  adekuat  untuk  diagnosis  neoplasma  folikular  meskipun gambaran  invasi  vaskular  dan  kapsul  mungkin  dapat  ditunjukkan  dengan  sampel
jaringan  yang diperoleh. Teknik potong beku membutuhkan waktu prosesing  yang lebih lama dan lebih mahal dari sitologi imprint.
19,20
Indikasi  pemeriksaan  intra-operatif  sitologi  imprint  dan  potong  beku antara lain mengetahui diagnosis awal, namun peranan ini mulai berkurang dengan
adanya FNAB, core biopsy dan endoskopi; mengetahui kecukupan spesimen biopsi dalam  menentukan  batas  daerah  lesi  dan  normal;  untuk  menentukan  stadium
keganasan dan untuk mengevaluasi kecukupan eksisi.
36
Terdapat tiga cara utama untuk membuat sediaan sitologi spesimen jaringan intra-operatif:  scrape  and  smear  cytoscrape,  touch  imprint,  dan  squash  and
smear. Pilihan tergantung pada individu, tipe jaringan dan ukuran jaringan. Untuk scrape  dan  touch,  harus  dilakukan  pada  permukaan  yang  dilakukan  pemotongan
baru, bukan pada permukaan yang kering akibat cautery atau akibat perjalanan dari ruang  operasi  ke  ruang  patologi.  Pada  teknik  ini  kelebihan  cairan  dan  darah  juga
harus dihindari. Teknik cytoscrape biasanya digunakan pada spesimen  yang besar, yang  tidak  menghasilkan  sel  secara  mudah  seperti  tumor  mesenkimal  dan  tumor
disertai  kalsifikasi.  Cytoscrape  dapat  dilakukan  dengan  ujung  slaid  atau  dengan permukaan  pisau  bedah.  Touch  imprint  adalah  yang  paling  populer  di  kalangan
patolog, merupakan teknik yang baik terutama untuk spesimen yang kecil dan pada jaringan yang menghasilkan banyak sel seperti jaringan limfoid, adenoma tiroid dan
hipofise. Teknik squash and smear paling sering digunakan untuk lesi sistem saraf pusat.  Semua  sediaan  sitologi  dapat  dilakukan  baik  fiksasi  basah  dengan  alkohol
maupun  fiksasi  kering.  Fiksasi  basah  diwarnai  dengan  hematoksilin-eosin,
Universitas Sumatera Utara
sedangkan fiksasi kering  diwarnai dengan pewarnaan Romanowsky, Diff-Quik atau Giemsa.
36
2.6.  Klasifikasi Lesi-lesi utama pada kelenjar tiroid dapat dilihat pada tabel 2.2.
Tabel 2.2.
Lesi-lesi utama pada kelenjar tiroid
14
No. Tipe lesi
Subtipe
1 Kista Cysts
2 Goiter Goiters
Colloid goiter 3
Tiroiditis Thyroiditis
Acute Subacute deQuervains
Lymphocytic Hashimotos disease Riedels Struma fibrosing thyroiditis
4 Tumor  sel folikel
Tumors Follicular tumors
Follicular adenomas Follicular carcinoma
5 Tumor sel Hürthle
Hürthle cell tumors Hürthle cell adenoma
Hürthle cell carcinoma
6 Karsinoma lainnya
Other carcinomas Papillary and its variants
Medullary Anaplastic large- and small-cell types
7 Limfoma  Malignant lymphomas
8 Tumor-tumor ganas yang jarang
Rare malignant tumors 9
Tumor-tumor metastasis Metastatic tumors
Perlu  dipertimbangkan  walaupun  diagnosis  yang  sangat  spesifik  dapat diperoleh dengan FNAB peranan utama pemeriksaan ini adalah untuk membedakan
tumor primer tiroid. Bukti secara statistik menunjukkan bahwa penggunaan  FNAB
Universitas Sumatera Utara
secara jelas menurunkan jumlah total tiroidektomi, sedangkan proporsi penanganan bedah pada karsinoma meningkat secara nyata.
14
Klasifikasi  tumor  pada  tiroid  berdasarkan  klasifikasi  oleh  World  Health Organization WHO dapat dilihat pada tabel 2.3.
Tabel 2.3 . Klasifikasi tumor tiroid berdasarkan Klasifikasi WHO 2004
4,5
No Klasifikasi
1 Thyroid carcinomas
Papillary carcinoma Follicular carcinoma
Poorly differentiated carcinoma Undifferentiated anaplastic carcinoma
Squamous cell carcinoma Mucoepidermoid carcinoma
Sclerosing mucoepidermoid carcinoma with eosinophilia Mucinous carcinoma
Medullary thyroid carcinoma Mixed medullary and follicular cell carcinoma
Spindle cell tumour with thymus-like differentiation SETTLE Carcinoma showing thymus-like differentiation CASTLE
2 Thyroid adenomas and related tumours
Follicular adenoma Hyialinizing trabecular tumour
3 Other thyroid tumours
Teratoma Primary lymphoma and plasmacytoma
Ectopic Thymoma Angiosarcoma
Smooth muscle tumours Peripheral nerve sheath tumours
Paraganglioma Solitary fibrous tumour
Follicular dendritic cell tumour Langerhans cell histiocytosis
Secondary tumours of the thyroid
Universitas Sumatera Utara
2.7.  Gambaran Sitologi dan Histopatologi Lesi-lesi  Tiroid 2.7.1.
Colloid Goiter
Sinonimnya  antara  lain  adenomatous  goiter,  diffusenodular  colloid  goiter, simple  goiter,  endemic  goiter,  dan  multinodular  goiter,  nodular  hyperplasia.
5,12,14
Gambaran  sitologi  colloid  goiter  tergantung  pada  tipe  lesi.  Aspirat  dapat  solid, semi-solid atau cairan. Aspirat yang solid atau semi-solid sering berisi massa koloid
yang  pada  pewarnaan  Papanicolaou  berupa  massa  pink  yang  homogen,  dengan pewarnaan  Diff-Quik  menunjukkan  warna  ungu  kebiruan.  Kadang-kadang  aspirat
hanya  terdiri  dari  massa  koloid  dengan  sedikit  sel-sel  folikel  atau  makrofag. Walaupun  sediaan  ini  tidak  termasuk  dalam  kriteria  adekuat,  biasanya  sediaan  ini
merupakan colloid goiter.
14
Pada  kebanyakan  kasus,  sediaan  mengandung  sel-sel  folikel  berbentuk kuboid  yang  kecil,  terlihat  secara  tunggal  atau  kelompokan  flat  sheet  dengan  inti
bulat kecil dan batas sitoplasma dengan gambaran  honeycomb dapat  dikenali. Sel- sel folikel yang “naked” sering tersebar dalam sediaan dan harus dibedakan dengan
sel-sel  limfosit.  Inti  sel  limfosit  sedikit  lebih  kecil  dan  dengan  pembesaran  kuat biasanya  dikelilingi  oleh  sitoplasma  yang  sangat  tipis  berwarna  biru.  Pada  nodul
paska  perdarahan  atau  kista,  sejumlah  makrofag  biasanya  mengandung  granul fagositik  hemosiderin  dapat  dijumpai.  Aspirat  yang  mengandung  cairan  biasanya
menunjukkan  adanya  degenerasi  kistik.  Cairan  bisa  saja  jernih,  kekuningan  atau coklat dengan latar belakang perdarahan sebelumnya.
14
Colloid  goiter  biasanya  disebabkan  oleh  hiperplasia  kelenjar  tiroid  yang diinduksi oleh defisiensi iodium. Gambaran histologiknya bervariasi sesuai dengan
stadium perkembangan penyakit. Pada stadium awal terjadi perubahan bilateral dan pembesaran  difus  pada  kelenjar  terdiri  dari  folikel-folikel  yang  kecil.  Selanjutnya
Universitas Sumatera Utara
beberapa  folikel  akan  mengalami  dilatasi  dan  membentuk  nodul  dengan  diameter sekitar  1  sampai  beberapa  centimeter.  Perubahan  degeneratif  seperti  perdarahan,
nekrosis,  kista  sebenarnya  pseudokista  dan  pembentukan  parut,  sering  dijumpai pada  nodul.  Proses  ini  dapat  terjadi  pada  seluruh  kelenjar  atau  hanya  secara  fokal
dan terbentuk nodul soliter. Pada skintigrafi sering dinyatakan sebagai “cold nodul”
saja  yang  sulit  dibedakan  dengan  adenoma  atau  karsinoma  sehingga  biasanya merupakan alasan untuk dilakukan biopsi aspirasi.
5,12,14
A B
Gambar 2.3. Sitologi Colloid Goiter. A. Sel-sel folikel membentuk kelompok flat sheets
dengan gambaran “honeycomb”. B. Kelompokan sel-sel folikel dengan latar belakang sebaran sel-sel folikel
14
A B
Gambar 2.4 . Gambaran histologik nodular hyperplasia A. Makroskopik dengan arean
kistik dan perdarahan. B. Mikroskopik dengan pembentukan struktur papiler jinak yang tumbuh ke lumen folikel yang berdilatasi. Tampak inti yang tersusun di basal
12
2.7.2. LymphocyticAutoimmune  Thyroiditis  Hashimotos  DiseaseStruma
Lymphomatosa Gambaran
tiroiditis Hashimoto
pada hapusan
aspirasi biasanya
menunjukkan gambaran utama berupa campuran limfosit dan oncocytes atau sel-sel
Universitas Sumatera Utara
Hürthle  dengan  proporsi  yang  bervariasi,  serta  kelompokan  sel-sel  folikel.  Pada beberapa kasus aspirat dapat didominasi sel-sel limfosit dengan berbagai tingkatan
maturasi sehingga mirip dengan hiperplasia KGB. Kadang-kadang sel-sel oncocytes lebih dominan. Aspirat terdiri dari sel-sel besar yang membentuk struktur lembaran
atau  gambaran  kelenjar,  dengan  sitoplasma  banyak,  eosinofilik  dan  bergranul disertai inti berukuran bervariasi. Kadang-kadang inti mengandung nukleolus yang
besar  dan  sangat  jarang  dengan  intranuclear  cytoplasmic  inclusions.  Karena abnormalitas  inti,  sel-sel  ini  dapat  disalah  duga  sebagai  sel-sel  maligna.  Kadang-
kadang  dapat  dijumpai  psammoma  bodies  sangat  jarang  dan  dapat  disangkakan sebagai karsinoma papiler.
14
Pada  lesi  ini  biasanya  kedua  lobus  terlibat,  dengan  pembesaran  yang  difus dan padat, tetapi kadang-kadang asimetris dengan pembentukan nodul. Kapsul intak
dan  berbatas  tegas  terhadap  struktur  sekitarnya.  Pada  pemotongan  permukaan berwarna pucat, kuning kecoklatan, padat dan kadang-kadang dijumpai nodul. Pada
pemeriksaan histologik,  stroma diinfiltrasi  oleh  sel-sel  radang mononukleus terdiri dari  sel-sel  limfosit  dan  sel-sel  plasma  yang  dapat  membentuk  folikel  limfoid
dengan germinal center. Folikel kelenjar tiroid sering hancur atau mengalami atrofi. Komponen  mayor  adalah  adanya  oncocytes  Hürthle  cells,  yang  dapat  melapisi
struktur kelenjar atau membentuk struktur lembaran solid dengan ukuran bervariasi. Kadang-kadang  sel-sel  Hürthle  menunjukkan  sel  besar  tunggal  di  dalam  epitel
folikel  normal,  yang  kadang-kadang  disebut  sebagai “sel-sel  Ashkenazy”.
Karsinoma tiroid dan limfoma dapat timbul dalam tiroiditis Hashimoto.
5,9,11,12,14
Universitas Sumatera Utara
Gambar 2.5. Tiroiditis Hashimoto. A. Gambaran aspirat dengan sel-sel limfosit yang
dominan dengan berbagai tingkatan maturasi. B. Sebaran limfosit dan sel-sel Hürthle yang besar. C. Sel Hürthle yang menunjukkan  intranuclear cytoplasmic inclusion. D. Gambaran
histologik tiroiditis Hashimotos menunjukkan deposit limfosit dan folikel yang dilapisi sel- sel Hürthle
14
`
A B
Gambar 2.6. Gambaran histologik tiroiditis Hashimoto. A. Makroskopik, pada
pemotongan mirip dengan gambaran hiperplasia kelenjar getah bening. B. Mikroskopik, tampak folikel limfoid dengan germinal centre dan epitel folikel onkositik
12
2.7.3. Subacutede QuervainGranulomatous Thyroiditis