Fasilitas Sanitasi Observasi teknis higiene dan sanitasi

86 tampak kehitaman. Selain dinding, penjual juga menggunakan sisa spanduk sebagai taplak meja menyajikan mie gomak. Semua penjual menggunakan intensitas cahaya cukup untuk dapat melakukan pemeriksaan dan pembersihan serta melakukan pekerjaan secara efektif. Semua penjual melakukan kegiatannya pada siang hari dan lokasi penjualan cukup menggunakan cahaya matahari sebagai penerangan. Namun hanya 9 penjual yang memiliki lokasi pengolahan yang dilengkapi dengan ventilasi sehingga terjadi sirkulasiperedaran udara sedangkan 1 penjual lainnya tidak memiliki lokasi pengolahan yang berventilasi sehingga ruang pengolahannya terasa pengap dan lembab. Kondisi ruangan yang tidak mendukung pengamanan makanan seperti sirkulasi udara yang kurang baik, temperatur ruangan yang panas dan lembab, dan sebagainya dapat menyebabkan sanitasi makanan yang buruk secara fisik. Empat penjual memiliki ruang pengolahan makanan tidak berhubungan langsung dengan toilet, peturasan dan kamar mandi, tetapi 6 penjual lainnya memiliki ruang memasak langsung bersebelahan dengan tempat mencuci peralatan.

5.4.2. Fasilitas Sanitasi

Hasil observasi berdasarkan fasilitas sanitasi, hanya 1 penjual yang memiliki tempat cuci tangan terpisah dari tempat mencuci peralatan maupun bahan makanan dan hanya 5 penjual yang menyediakan air mengalir dan sabun pada tempat cuci tangan. Alasan 9 penjual tidak memisahkan tempat cuci tangan dan tempat cuci peralatan adalah untuk menghemat tempat dan menghemat air. Penjual juga kadang-kadang mencuci tangan pada 87 saat mencuci peralatan. Semua penjual menyediakan bak atau ember untuk mencuci tangan serta menyediakan alat pengering, namun alat pengering yang digunakan juga untuk membersihkan meja ataupun mengeringkan peralatan. Tempat cuci tangan diletakkan pada tempat yang mudah dijangkau dan dekat dengan tempat bekerjaDepkes, 2006. Enam penjual memiliki air bersih yang memadai dan cukup untuk seluruh kegiatan pengolahan. Air bersih yang digunakan adalah air bersih yang berasal dari PDAM. 4 penjual lainnya harus menampung dalam ember yang diambil dari tempat orang lain, bahkan 1 penjual menggunakan air yang sama untuk membersihkan peralatan selama beberapa kali. Air yang digunakan untuk merebus mie lidi adalah air bersih untuk minum yang dimasak sampai mendidih. Dua penjual memiliki tempat sampah tertutup sedangkan 8 penjual lainnya memiliki tempat sampah berupa keranjang besar tanpa tutup. Alasan mereka tidak memilik tutup tempat sampah adalah supaya memudahkan sampah diletakkan tanpa membuka tutupnya terlebih dahulu. Tempat sampah yang terbuka dapat mengundang lalat dan serangga lainnya sehingga dapat mencemari makanan. Satu penjual yang memisahkan sampah organik dan anorganik, tempat sampahnya adalah tempat sampah yang telah disediakan oleh pemerintah sedangkan penjual lainnya membuat tempat sampah sendiri. Hal inilah yang menyebabkan hanya 5 penjual yang menyediakan tempat sampah dalam jumlah yang cukup. 5 penjual lainnya ada yang membuat plastik yang tergantung sebagai tempat sampah. Tempat sampah diletakkan sedekat mungkin dengan sumber produksi sampah, namun dapat menghindari kemungkinan tercemarnya makanan oleh sampahDepkes, 2011. 88 Enam penjual membuat tempat pencucian peralatan terpisah dengan pencucian peralatan dan semua penjual menggunakan bahan pembersihdeterjen untuk mencuci peralatan serta menyimpan peralatan dalam tempat yang terlindung dari pencemaran serangga. Peralatan yang sudah dipakai dicuci dengan air bersih dan dengan sabun;lalu dikeringkan dengan alat pengeringlap yang bersih kemudian peralatan yang sudah bersih tersebut disimpan di tempat yang bebas pencemaran.

5.5. Gambaran Higiene Sanitasi Pada Penjual Mie Gomak di Pasar Sidikalang Kecamatan Sidikalang

Dokumen yang terkait

Hygiene Sanitasi Pengolahan Makanan Dan Pemeriksaan Escherichia Coli (E.Coli) Pada Pecel Yang Dijual Di Pasar Petisah Tahun 2015

4 58 78

Higiene Sanitasi Dan Pemeriksaan Kandungan Bakteri Escherichia Coli Pada Jus Buah Yang Dijual Di Jalan H. M. JHONI Kecamatan Teladan Medan Tahun 2011

9 100 88

Higiene Sanitasi Pengelolaan Makanan dan Pemeriksaan Escherichia coli pada Peralatan Makan di Instalasi Gizi Rumah Sakit Umum Mayjen H.A.Thalib Kabupaten Kerinci Tahun 2011

36 161 102

Hygiene Sanitasi Dan Pemeriksaan Kandungan Bakteri Escherichia Coli Pada Sop Buah Yang Dijual Di Pasar Kabanjahe Kabupaten Karo Tahun 2011

10 96 104

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Higiene Sanitasi Makanan Jajanan - Higiene Sanitasi Pengelolaan Dan Pemeriksaan Kandungan Escherichia Coli Dalam Mie Gomak Uang Dijual Di Pasar Sidikalang Tahun 2012

0 2 32

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang - Higiene Sanitasi Pengelolaan Dan Pemeriksaan Kandungan Escherichia Coli Dalam Mie Gomak Uang Dijual Di Pasar Sidikalang Tahun 2012

0 1 7

Higiene Sanitasi Pengelolaan Dan Pemeriksaan Kandungan Escherichia Coli Dalam Mie Gomak Uang Dijual Di Pasar Sidikalang Tahun 2012

0 2 13

Hygiene Sanitasi Pengolahan Makanan Dan Pemeriksaan Escherichia Coli (E.Coli) Pada Pecel Yang Dijual Di Pasar Petisah Tahun 2015

0 2 12

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Higiene dan Sanitasi - Higiene Sanitasi Dan Pemeriksaan Kandungan Bakteri Escherichia Coli Pada Jus Buah Yang Dijual Di Jalan H. M. JHONI Kecamatan Teladan Medan Tahun 2011

0 0 28

Higiene Sanitasi Dan Pemeriksaan Kandungan Bakteri Escherichia Coli Pada Jus Buah Yang Dijual Di Jalan H. M. JHONI Kecamatan Teladan Medan Tahun 2011

0 0 13