45
Ketika host dalam keadaan normal Escherichia coli dapat mencapai aliran darah dan menyebabkan sepsis. Bayi yang baru lahir rentan sekali terhadap sepsis E.coli karena
kekurangan antibodi IgM. Sepsis dapat terjadi setelah infeksi sistem saluran kencing.
2.4.2. Klasifikasi Escherichia coli
Sejauh ini, ada 5 kelas Escherichia coli yang bersifat enterovirulen karakteristik dan virulensi. Kelima kelas tersebut adalah Escherichia coli Enterotoksigenik, Escherichia coli
Enteroinvasif, Escherichia coli Enteropatogenik, Escherichia coli Enterohemoragik. Dan Escherichia coli Enteroagregative.
1. Enterophatogenic Escherichia coli EPEC
EPEC adalah penyebab penting diare pada bayi, terutama di negara berkembang. Escherichia coli dengan karakteristik seperti ini merupakan Escherichia coli yang
pertama dikenali sebagai patogen primer yang menyebabkan wabah diare di tempat perawatan anak. Bakteri golongan ini melekat pada sel mukosa usus halus dan
menyebabkan infeksi dengan gejala diare cair yang biasanya sulit untuk diatasi namun tidak kronis. Penempelan berhubungan dengan hilangnya mikrovili dan disebabkan oleh
pengaturan ulang dari sel penjamu. Jika keadaan seperti ini menjadi parah pada anak- anak, akan terjadi dehidrasi yang mengarah pada gagal pertumbuhan seandainya situasi
berubah kronik Jawetz et al, 2005. 2.
Enterotoxigenic Escherichia coli ETEC ETEC biasanya menjangkiti musafir dan bakteri ini juga merupakan penyebab
penting diare pada bayi di negara-negara berkembang, ETEC ditularkan melalui
46
pemakaian feses manusia sebagai pupuk tanaman dan umumnya pada sanitasi yang buruk.
Beberapa strain ETEC memproduksi sebuah eksotoksin yang sifatnya labil terhadap panas. Memperhatikan pemilihan dan pengkonsumsian makanan yang potensial
terkontaminasi ETEC sangat dianjurkan untuk membantu mencegah diare pada musafir Jawetz et al, 2005. ETEC menghasilkan dua toksin yang bersifat stabil dan agak labil
terhadap panas, yaitu penyakit yang mirip dengan kolera dan diare petualang. ETEC merupakan penyebab utama traveller’s diarrhea dan infantile diarrhea di negara
berkembang miskin. Diare pada kasus ini berupa watery diarrhea, dengan gradasi keparahan berkisar dari ringan sampai parah. Patogenesis diare jenis ini berkaitan
dengan enterotoksin yang dihasilkannnya. Toksin itu sendiri terbagi menjadi heat labil toxins struktur dan fungsinya mirip dengan toksin yang disekresikan oleh Vibrio
Cholera dan heat stabile toxins. ETEC bekerja pada eritrosit untuk menstimulasi sekresi cairan, meyebabkan terjadinya diare. ETEC Heat Labil Toxins memiliki 70
homologi dengan toksin kolera, labil terhadap panas, dan meningkatkan adenosin monofosfat sikliklokal pada sel anterik sedangkan ETEC Heat Stabil Toxins bersifat
stabil terhadap panas dan menstimulasi guanil monofosfat siklikStaff Kedokteran, 1993.
Periode inkubasi ETEC berkisar 1-2 hari, kemudian berlanjut dengan timbulnya diare berair tanpa disertai darah, lendir, atau leukosit. Muntah dapat timbul, tetapi
sebagian besar penderita tidak disertai demam. Penyakit ini bersifat self-limited,
47
biasanya gejala ini akan lenyap sendiri dalam kurun waktu kurang dari 5 hariArisman, 2008.
3. Enterohaemorrhagic Escherichia coli EHEC
EHEC merupakan bakteri biakan sel ginjal monyet hijau di Afrika dan dapat menghasilkan verotoksin. Strain EHEC yang paling banyak dijumpai adalah O157:H7
yang menghasilkan racun yang disebut toksin Shiga. Racun ini merusak sel-sel dinding usus sehingga menimbulkan perdarahan. Toksin Escherichia coli 0157 juga memecah
sel darah merah, menyebabkan anemia dan menurunkan jumlah trombosit. Pada 10 kasus, keracunan Escherichia coli berlanjut sehingga menyebabkan kerusakan ginjal dan
organ penting lainnya. Risiko kematian terutama tinggi pada anak-anak dan lansiaGillespie, 2007.
Escherichia coli 0157 memiliki masa inkubasi antara 1-3 hari. Waktu tersebut dibutuhkan bakteri untuk melakukan perjalanan ke usus besar dan berkembang biak di
sana ke tingkat yang menyebabkan masalah. Karena bakteri terutama memengaruhi usus besar, gejala utama adalah sakit perut dan diare. Escherichia coli 0157 jarang
menyebabkan muntah, meskipun penderita merasakan sakit perut dan diare hebat sehingga ada bintik-bintik darah segar di tinjanya. Berbeda dengan jenis keracunan
makanan lainnya, Escherichia coli 0157 sangat gigih dan membutuhkan waktu seminggu atau lebih sebelum diare meredaStephen 2007.
Bakteri ini banyak dihubungkan dengan haemorrhagic colitis, sebuah bentuk diare yang parah dan dihubungkan dengan uremic hemolytic syndrome, sebuah penyakit
akibat gagal ginjal akut, microangiopathi hemolytic anemia dan thrombocytopenia.
48
EHEC mampu mengeluarkan Shigaliks toxins, yang menyebabkan dua macam sindrom, yaitu hemorrhagic colitis dan HUS. Toksin ini pula yang bertanggung jawab terhadap
gejala sisa sistemik systemic sequela akibat penyakit iniJawetz et al, 2005. Gejala yang ditimbulkan oleh EHEC berkisar dari diare berair ringan hingga kolitis
hemoragik yang parah. Setelah masa inkubasi 1-5 hari dilalui, diare berair terjadi dengan kerap diikuti oleh kram perut serta muntah. Pada kebanyakan pasien, diare berdarah
biasanya muncul 1-2 hari setelah gejala pertama muncul, tetapi tidak terkait dengan keberadaan leukosit dalam tinja. Demam sering kali menjangkiti sepertiga kasus,
sementara penyakit ini berlangsung selama 4-10 hariHewley, 2003. EHEC tak mungkin diisolasi dari tubuh penderita ketika HUS telah terjadi.
Hemolytic-uremic syndrome terdiri atas trias mikroangiopati akibat anemia hemolitik, trombositopenia, dan insufisiensi ginjal. Sindrom ini biasanya terjadi pada minggu
kedua kisaran 2-14 hari perjalanan penyakit, bahkan tidak jarang baru timbul setelah diare sembuh. Ketika HUS terjadi, penderita tampak pucat, sangat lemah, gelisah, serta
oliguri atau anuri pada pemeriksaan. Gagal ginjal kronisGGK akan terjadi pada sebanyak 10 penderita HUS. Hemolytic-uremic syndrome adalah penyebab kematian
pada 3-5 penderita GGKJewetz, 2001. 4.
Enteroinvasive Escherichia coli EIEC EIEC merupakan bakteri yang menyebabkan penyakit mirip dengan shigellosis.
Bakteri ini menyerang sel epitel mukosa usus dan biasanya menjangkiti anak di negara berkembang dan musafir. EIEC menginvasi dan berpoliferasi di dalam sel epitel mukosa
sehingga tidak jarang menimbulkan colonic epitthelial cell deathJawetz et al, 2005.
49
5. Enteroagregative Escherichia coli EAEC
EAEC menyebabkan diare yang akut dan kronis dalam jangka waktu 14 hari pada orang di negara berkembang. Organisme ini juga menyebabkan penyakit karena
makanan di negara industri. Mereka digolongkan berdasarkan bentuk dan perlekatan pada sel manusia. Patogenesis EAEC penyebab diare tidak begitu dipahami dengan baik,
meskipun dinyatakan bahwa EAEC melekat pada mucosa intestinal dan menghasilkan enterotoksin dan sitotoksin. Akibatnya dalah kerusakan mukosa, pengeluaran sejumlah
besar mukosa dan terjadinya diarePratiwi, 2008. Identifikasi Laboratorium
Seluruh tinja penderita diare hendaknya dikulturcukup diare, tanpa darah, jika terjadi KLB, untuk menemukan kemungkinan keberadaan bakteri patogen Escherichia coli
serotipe 0157:H7. Tanpa kultur Escherichia coli patogen dapat ditemukan dengan menggunakan Rapid enzyme immunoassays, tetapi pemeriksaan dapat dilakukan lebih cepat
dengan polymerase chain reaction PCR, yang dapat mengidentifikasi jasad renik langsung dari spesimenKathleen, 2007.
Infeksi Saluran Kencing ISK yang pertama kali terjadi dianggap sebagai Escherichia coli dan diterapi secara empiris dengan triemtoprim-sulfemetoktazol
identifikasi laboratorium. Metode-metode diagnostik meliputi tes dipstick dan biakan kuantitatif. Tes dipstick memperlihatkan leukosit esterase positif tanda adanya pus di
urine, tidak selalu berkaitan dengan bakteriuria, nitrit positif dan adanya bakteri gram negatif pada urine yang tidak dipusing. Biakan kuantitatif dengan menghitung 1000ml
urine sekarang dianggap positif pada individu yang simtofatikJewetz, 2001.
50
Bila dilihat dibawah mikroskop maka kumpulan Escherichia coli berwarna merah, sedangkan secara makroskopik terlihat kilau metalik disekitar media Escherichia coli peka
terhadap panas, segera hancur dengan pasteurisasi dan pemanasan. Sedangkan pada proses pembekuan tidak akan membinasakan bakteri, sehingga bakteri dapat hidup pada suhu yang
rendahuntuk jangka waktu yang relatif panjangDepkes RI, 1991. Penyakit-penyakit lain yang disebabkan oleh Escherichia coli adalah :
1. Infeksi saluran kemih
Escherichia coli adalah penyebab utama infeksi saluran kemih ISK dan diperkirakan sekitar 90 ISK pada wanita muda disebabkan oleh Escherichia coli. Wanita lebih
sering terkena ISK karena perbedaan struktur anatomisnya, kematangan seksual, perubahan traktus urogenitalitasselama kehamilan dan melahirkan, serta karena adanya
tumorStaff Pengajar FK UI, 1993. 2.
Sepsis Bila pertahanan hospes tidak adekuat, Escherichia coli bisa masuk peredaran darah dan
meyebabkan sepsis. Bayi-bayi yang baru lahirn sangat peka terhadap sepsisi disebabkan Escherichia coli, karena mereka tidak memiliki anbodi IgM. Sepsis bisa
terjadi sebagai efek sekunder dari Infeksi Saluran KemihTim Mikrobiologi FK Universitas Brawijaya, 2003
3. Meningitis
Escherichia coli merupakan penyebab utama meningitis pada bayi. Kurang lebih 75 Escherichia coli dari kasus meningitis memiliki antigen K1, yaitu antigen yang bisa
bereaksi silang dengan polisakarida kapsuler grup B dari Neisseria meningitis.
51
2.5. Kerangka Konsep