119 yaitu materi yang bersifat praktik dan penemuan suatu konsep IPA. Berdasarkan
hasil angket, wawancara, dan observasi, sebagian besar guru dapat menyesuaikan materi IPA yang cocok digunakan pada metode eksperimen namun adapula guru
yang belum menggunakan metode eksperimen dalam pembelajarannya dikarenakan terkesan merepotkan dan pembelajaran IPA berlangsung dengan
menggunakan metode apa adanya. Pada indikator kesesuaian dengan materi IPA, diperoleh data sebanyak
sebanyak 22 responden atau 40 dari keseluruhan responden memiliki tingkat kesesuaian dengan materi IPA dalam penggunaan metode eksperimen yang
sedang. Sisanya, sebanyak 33 responden atau 60 berada pada kategori tinggi. Diketahui pula bahwa dalam indikator ini, tidak ada responden yang berada pada
kategori rendah. Mean responden yang diperoleh sebesar 8,76, sehingga tingkat kesesuaiannya pada kategori sedang walaupun banyak responden yang tergolong
tinggi. Berdasarkan keterangan tersebut maka disimpulkan bahwa masih ada guru
yang kurang memberikan variasi dalam pembelajaran IPA yang dilaksanakan. Hal ini dapat terjadi karena guru beranggapan teori lebih penting daripada praktik.
Oleh karena itu, tingkat kesesuaian dengan materi IPA dalam menggunakan metode eksperimen di SD se-Gugus Ngudi Kawruh Kecamatan Karanglewas
Kabupaten Banyumas dikategorikan sedang.
4.3.2.3 Kesesuaian dengan Kemampuan Guru
Figur sebagai seorang guru adalah tombak kesuksesan pendidikan karena keberhasilan pendidikan siswa berada di tangan seorang guru. Guru memegang
120 peran yang sangat penting, tidak sekedar mengajar dan memberikan materi kepada
siswa tetapi guru memiliki kemampuan dalam pekerjaannya. Wisudawati dan Sulistyowati 2014: 26 menjelaskan seorang guru dapat dikatakan profesional
jika memenuhi keempat kompetensi guru yakni kompetensi pedagogik, kepribadian, profesional, dan sosial. Kompetensi-kompetensi ini menjadi tolok
ukur bahwa guru mencapai keberhasilan dalam profesinya. Dalam hal ini, kemampuan guru yang harus dimiliki yakni guru mampu mendidik siswa
memiliki wawasan yang luas, memiliki kepribadian yang dapat diteladani siswa serta mampu bersosialisasi dengan baik. Dari hasil angket, wawancara, dan
observasi, sebagian besar guru sudah memenuhi keempat kompetensi guru tersebut. Dalam penguasaan materi dan pengetahuan, guru di SD se-Gugus Ngudi
Kawruh sangat bagus dalam menguasai materi pembelajaran di dalam kelas. Terbukti saat observasi, guru tidak terpaku pada isi buku BSE dan guru mampu
mengembangkan konsep materi dengan baik. Kepribadian guru dan sosialisasi guru dengan sesama guru, dengan siswa maupun masyarakat terlihat ramah dan
santun. Terbukti saat dilakukan kunjungan ke SD, seluruh guru memberikan respon yang positif dan menerima dengan baik. Namun, kompetensi profesional
beberapa guru di SD se-Gugus Ngudi Kawruh dianggap masih kurang dikarenakan beberapa guru belum mampu memilih metode pembelajaran yang
sesuai untuk dilaksanakan. Hal ini dapat disebabkan guru yang menganggap mudah suatu pembelajaran. Jadi, keberhasilan guru dalam memberikan
pembelajaran dianggap kurang lengkap apabila salah satu dari kompetensi belum terpenuhi dalam proses belajar mengajar.
121 Berdasarkan hasil angket guru, pada indikator ini diperoleh sebanyak 1
responden atau 1,82 dari keseluruhan responden memiliki tingkat kemampuan guru dalam penggunaan metode eksperimen yang rendah. Sebanyak 14 responden
atau 25,45 berada pada kategori sedang. Sisanya, terdapat 40 responden atau 72,73 tergolong dalam kategori yang tinggi. Mean yang diperoleh sebesar 9,16,
sehingga jika dibandingkan dengan interval yang telah ditetapkan kesesuaian dengan kemampuan guru dalam penggunaan metode eksperimen ini tergolong
tinggi. Dari keterangan tersebut, dapat disimpulkan kemampuan guru dalam
menggunakan metode eksperimen di SD se-Gugus Ngudi Kawruh Kecamatan Karanglewas Kabupaten Banyumas digolongkan tinggi tetapi masih terdapat guru
yang harus belajar lagi untuk menguasai kemampuan-kemampuan guru yang telah ditetapkan tersebut.
4.3.2.4 Kesesuaian dengan Kondisi Belajar Mengajar