130 atau 63,64 berada pada kategori tinggi. Diketahui pada indikator ini, tidak ada
responden yang tergolong pada kategori rendah. Mean yang didapatkan dari indikator ini adalah 6,24, sehingga jika dibandingkan dengan kategori interval
yang telah ditetapkan maka kelengkapan sumber belajarnya tergolong tinggi. Berdasarkan penjelasan tersebut, disimpulkan bahwa buku sumber
belajar IPA sangat diperlukan untuk kelancaran pembelajaran IPA. Guru tidak memiliki bahan pengajaran apabila sumber belajar tidak lengkap dan
pembelajaran menjadi terhambat. Guru di SD se-Gugus Ngudi Kawruh Kecamatan Karanglewas Kabupaten Banyumas tidak mengalami hambatan dalam
kelengkapan sumber belajar IPA. Jadi, pembelajaran IPA yang dilakukan berjalan lancar dan guru mampu mengembangkan isi materi IPA yang disampaikan.
4.3.3.2 Ketersediaan Alat dalam Menggunakan Metode Eksperimen
Alat dan bahan merupakan salah satu faktor yang ada dalam eksperimen. Pelaksanaan metode eksperimen menjadi efektif jika peralatan dan bahan yang
digunakan dalam eksperimen harus cukup untuk semua siswa dan kualitasnya bagus. Selain itu, alat dan bahan yang digunakan harus dipahami siswa dalam
penggunaan dan perawatannya Wisudawati dan Sulistyowati 2014: 156. Berdasarkan hasil observasi dan wawancara, keseluruhan di sekolah dasar
se-Gugus Ngudi Kawruh sudah memiliki KIT IPA yang digunakan jika diperlukan dalam penggunaan metode eksperimen. Alat peraga IPA lainnya
seperti gambar peraga juga sudah terpasang di masing-masing kelas sehingga memudahkan guru dan siswa dalam proses pembelajaran. Dalam pembelajaran
131 IPA jika menggunakan metode eksperimen guru mendata alat dan bahan satu hari
sebelum pelaksanaan. Dengan demikian, dapat dipilih alat dan bahan yang dapat disediakan sekolah dan alat dan bahan apa saja yang harus dipersiapkan siswa.
Guru tidak pernah memberatkan siswa dalam pemakaian alat dan bahan eksperimen dalam pembelajaran yang berlangsung. Jika alat ataupun bahan yang
digunakan tidak ada di sekolah dan kiranya sulit maka guru berusaha mencari atau mengganti dengan alternatif lain.
Berdasarkan hasil angket yang diisi guru kelas I sampai VI, diperoleh data sebanyak 4 responden atau 7,27 dari keseluruhan responden memiliki tingkat
ketersediaan alat dalam penggunaan metode eksperimen yang rendah. Kedua, responden sejumlah 18 atau 32,73 tergolong dalam kategori sedang. Sisanya,
sebanyak 33 responden atau 60 tingkat kesesuaiannya berada pada kategori tinggi. Mean yang diperoleh dari indikator ini adalah 8,65, sehingga rata-rata
ketersediaan alat tergolong sedang di SD se-Gugus Ngudi Kawruh Kecamatan Karanglewas Kabupaten Banyumas.
Oleh karena itu, disimpulkan bahwa guru di SD se-Gugus Ngudi Kawruh Kecamatan Karanglewas Kabupaten Banyumas harus menggunakan alat peraga
IPA yang dimiliki sekolah dengan baik agar alat tersebut tidak terbengkalai dan tidak rusak karena tidak terpakai. Dengan adanya alat KIT IPA, guru dapat
menggunakan metode eksperimen pada pembelajaran IPA sesuai dengan alat yang dimiliki. Jika alat di sekolah kurang memadai, guru harus memiliki alternatif lain
untuk menggantikan alat tersebut agar pembelajaran IPA dapat berjalan sesuai
rencana.
132
4.3.3.3 Ketersediaan Ruangan Khusus Pembelajaran IPA