108 melaksanakan metode eksperimen, hal yang harus diperhatikan yakni langkah-
langkah yang harus dilakukan secara sistematis. Selain itu, penggunaan alat dan bahan dalam proses eksperimen juga mendukung hasil akhir dari pelaksanaan
metode eksperimen. Dari 12 guru memiliki jawaban yang hampir sama dari setiap pertanyaan yang diajukan, sehingga penjelasan berikut ini dijabarkan dengan cara
menarik kesimpulan dari jawaban lisan 12 guru tersebut.
4.2.3.1 Intensitas Penggunaan Metode Eksperimen
Berdasarkan kesimpulan hasil wawancara, guru menggunakan berbagai metode dalam pembelajaran IPA seperti metode ceramah, metode demonstrasi,
inkuiri. Guru juga pernah menggunakan metode eksperimen dalam pembelajaran IPA tetapi intensitasnya lebih sedikit daripada metode ceramah. Metode
eksperimen digunakan hanya untuk materi-materi praktik jadi tidak setiap hari dilakukan. Dari hasil wawancara dapat diketahui bahwa guru lebih banyak
menggunakan metode eksperimen di kelas tinggi dikarenakan materi di kelas tinggi merupakan pengembangan konsep IPA yang lebih cocok untuk dilakukan
percobaan seperti materi wujud dan sifat benda di kelas IV, cahaya dan sifatnya di kelas V, daur air di kelas V, arus listrik di kelas VI. Selain itu, taraf berpikir siswa
di kelas tinggi dapat menerima pembelajaran dalam metode percobaan ini. Dibandingkan dengan kelas rendah yang belum tentu dapat memahami penjelasan
guru dalam metode ini. Penggunaan metode eksperimen dapat berlangsung di kelas rendah dengan bimbingan guru walaupun tidak sebaik di kelas tinggi. Siswa
di kelas rendah belum bisa membuat kalimat untuk menyimpulkan suatu percobaan sehingga guru dapat menyiasati dengan cara siswa kelas rendah hanya
109 melengkapi kalimat kesimpulan dari hasil percobaan tersebut. Jadi, penggunaan
metode eksperimen dalam pembelajaran IPA sama pentingnya digunakan di kelas rendah maupun kelas tinggi. Penggunaan metode tersebut bergantung pada siasat
guru untuk mengarahkan siswa dengan baik.
4.2.3.2 Pelaksanaan Metode Eksperimen
Sebelum melaksanakan metode eksperimen, guru membuat rencana pembelajaran terlebih dahulu agar pembelajaran berlangsung terstruktur. Dari
hasil wawancara, guru mengalami hambatan dalam mengatur alokasi waktu saat pembelajaran IPA menggunakan metode eksperimen. Guru sering melebihi jam
pelajaran IPA sebelum melakukan kegiatan akhir dari metode eksperimen tersebut. Sehingga, guru cenderung kurang berminat melaksanakan metode
eksperimen dalam pembelajaran IPA. Ada pula guru yang menyiasati dengan dua kali pertemuan untuk melakukan metode eksperimen ini. Melihat hal ini, maka
tugas guru harus membuat perencanaan yang matang dan mengatur waktu yang tepat di setiap tahap pembelajaran yang dilakukan. Metode eksperimen ini proses
yang dilakukan harus sistematis dan melalui langkah-langkah yang runtut, guru dapat mengalokasikan waktu yang lebih banyak di tahap inti pembelajarannya
agar siswa lebih memahami proses percobaan yang dilakukan. Jadi, dalam menggunakan metode eksperimen alokasi waktu sangat diperhatikan untuk
keberhasilan suatu pembelajaran yang dilaksanakan dan seorang guru dituntut dapat mengatur waktu serta kondisi belajar mengajar agar metode eksperimen
tetap dilaksanakan dengan alokasi waktu yang ditentukan.
110
4.2.3.3 Faktor Pendukung Penggunaan Metode Eksperimen