Andriani Syafitri : Analisis Determinan Tunggakan Pembayaran Cicilan Kredit Pemilikan Rumah KPR pada P.T. Bank Tabungan Negara Cabang Medan, 2009.
USU Repository © 2009
Meliputi keadaan keuangan perusahaan debitur yang akan dibiayai. Untuk itu perlu diperoleh data-data laporan keuangan, arus dana, realisasi,
produksi, pembelian dan penjualan.
e. Aspek yuridis
Meliputi status hukum badan usaha misalnya akte pendirian yang telah disahkan oleh yang berwenang, legalitas usaha meliputi kelengkapan izin
usaha dan legalitas barang-barang jaminan
f. Aspek sosial ekonomi
Penilaian ini untuk mengetahui apakah usaha yang akan dibiayai dengan kredit bank tersebut diterima atau memberi dampak positif atau
negatif terhadap lingkungan masyarakat setempat.
2.2.7 Pengawasan Kredit
Pengawasan kredit yang dilakukan oleh bank setelah kredit dicairkan, merupakan salah satu kunci utama dari keberhasilan pemberian kredit, selain
ketajaman dan ketelitian yang dilakukan sewaktu melakukan analisis kredit. Pengawasan ini dimaksudkan untuk memperkecil kemungkinan terjadinya kredit
macet, khususnya kegagalan pengembalian kredit oleh debitur. Terjadinya kredit bermasalah, terutama disebabkan oleh kelalaian bank dalam melakukan pengawasan
kredit. Pengawasan kredit meliputi berbaga aspek kegiatan, diantaranya:
Andriani Syafitri : Analisis Determinan Tunggakan Pembayaran Cicilan Kredit Pemilikan Rumah KPR pada P.T. Bank Tabungan Negara Cabang Medan, 2009.
USU Repository © 2009
a. Adanya administrasi kredit yang memadai dan menggunakan cara mutakhir
seperti online system. b.
Keharusan bagi nasabah untuk menyampaikan laporan berkala atas jenis-jenis laporan yang telah dituangkan dalam perjanjian kredit.
c. Keharusan bagi account officer bank untuk melakukan kunjungan ke debitur,
untuk melihat perkembangan usaha yang dibiayai oleh proyek tersebut. d.
Adanya konsultasi yang terstruktur antara pihak bank dan debitur, terutama apabila debitur mengalami masalah pada uisahanya atau mulai menunjukkan
kemungkinan terjadinya kemacetan pembayaran. e.
Adanya suatu sistem peringatan pada administrasi bank, misalnya perbandingan nilai agunan dengan sisa pinjaman kredit, dan posisi nasabah
berdasarkan kolektibilitas kreditnya pada setiap waktu apakah masih tergolong lancar atau kurang lancar bahkan macet.
2.2.8 Kredit Bermasalah
Perkembangan pemberian kredit yang paling tidak menggembirakan bagi pihak bank adalah apabila kredit yang disalurkannya ternyata menjadi kredit
bermasalah atau Non Performing Loan NPL. NPL terutama disebabkan oleh kegagalan pihak debitur memenuhi kewajibannya untuk membayar angsuran pokok
kredit beserta bunga yang telah disepakati oleh kedua belah pihak dalam perjanjian
Andriani Syafitri : Analisis Determinan Tunggakan Pembayaran Cicilan Kredit Pemilikan Rumah KPR pada P.T. Bank Tabungan Negara Cabang Medan, 2009.
USU Repository © 2009
kredit, namun dapat pula disebabkan oleh kesalahan bank terutama pada waktu proses penilaian kredit.
Penggolongan suatu kredit untuk dinyatakan sebagai kredit bermasalah, berkaitan dengan tingkat kolektibilitas kredit yang ditentukan oleh Bank Indonesia,
sebagai berikut: a.
Kredit lancar adalah kredit yang tidak mengalami penundaan dan
pengembalian pokok pinjaman maupun pembayaran bunga. b.
Kredit dengan perhatian khusus adalah kredit yang pengembalian pokok
pinjaman dan pembayaran bunganya mengalami penundaan selama 1 hari sampai 90 hari.
c. Kredit kurang lancar adalah kredit yang pengembalian pokok pinjaman dan
pembayaran bunganya mengalami penundaan selama 91 hari sampai 180 hari. d.
Kredit diragukan adalah kredit yang pengembalian pokok pinjaman dan
pembayaran bunganya telah mengalami penundaan selama 181 hari sampai 270 hari.
e. Kredit macet adalah kredit yang pengembalian pokok pinjaman dan
pembayaran bunganya telah mengalami penundaan yang telah melampaui 271 hari.
Andriani Syafitri : Analisis Determinan Tunggakan Pembayaran Cicilan Kredit Pemilikan Rumah KPR pada P.T. Bank Tabungan Negara Cabang Medan, 2009.
USU Repository © 2009
Berdasarkan Surat Keputusan Direksi Bank Indonesia nomor
31147KEPDIR tanggal 12 November 1998, yang digolongkan kepada kredit macet adalah kredit dengan kolektibilitas kurang lancar, diragukan, dan macet.
Beberapa dampak dari NPL bagi pihak bank adalah: a.
Hilangnya kesempatan untuk memperoleh pendapatan dari kredit yang telah disalurkan.
b. Rasio kualitas aktiva produktif atau yang dikenal dengan BDR Bad Debt
Ratio menjadi semakin besar, menunjukkan situasi yang semakin memburuk. c.
Bank harus menyisihkan modalnya untuk cadangan aktiva produktif, dan akan berdampak pada CAR Capital Adequacy Ratio.
d. ROA Return On Asset akan mengalami penurunan.
e. BDR, CAR dan ROA yang memburuk akan berpengaruh pada menurunnya
tingkat kesehatan bank berdasarkan metode CAMEL.
2.2.9 Penyelamatan Kredit Bermasalah
Penyelamatan kredit merupakan usaha yang dilakukan oleh bank terhadap kredit yang digolongkan sebagai kredit bermasalah. Penyelamatan kredit dimaksud
sebagai upaya menyelesaikan kredit yang tergolong kedalam NPL setelah semua upaya pembinaan kredit dilakukan.
Beberapa cara pendekatan yang dapat dipertimbangkan dalam upaya penyelamatan kredit bermasalah adalah sebagai berikut:
Andriani Syafitri : Analisis Determinan Tunggakan Pembayaran Cicilan Kredit Pemilikan Rumah KPR pada P.T. Bank Tabungan Negara Cabang Medan, 2009.
USU Repository © 2009
a. Rescheduling Penjadwalan ulang