Model Amerika yang sering disebut Direct Quote.

Andriani Syafitri : Analisis Determinan Tunggakan Pembayaran Cicilan Kredit Pemilikan Rumah KPR pada P.T. Bank Tabungan Negara Cabang Medan, 2009. USU Repository © 2009 1 Rupiah. Kurs ini biasa disebut sebagai harga satu unit mata uang domestik dalam mata uang asing.

b. Model Amerika yang sering disebut Direct Quote.

Model ini disebut sebagai harga satu unit mata uang asing dalam mata uang domestik. Contohnya, kurs Rupiah terhadap Dollar AS pada tanggal 16 Maret 2004 adalah Rp 8.610,00 per 1 Dollar AS. Dengan kata lain, model ini menjelaskan berapa unit Rupiah yang dibutuhkan untuk membeli satu unit Dollar AS. Kurs ini merupakan kurs yang biasa dipakai di Indonesia. Kurs yang di-quote menunjukkan kesediaan untuk membeli atau menjual mata uang asing pada harga atau rate yang ditetapkan. Secara umum, terdapat 2 macam kurs, yaitu kurs beli bid dan kurs jual offer. Kurs beli adalah harga dimana dealer yang terdiri dari bank dan money changer bersedia membeli mata uang asing. Kurs jual adalah harga dimana dealer bersedia menjual mata uang asing. Selisih antara kurs jual dan kurs beli merupakan keuntungan dealer tersebut. Kurs beli suatu mata uang asing, otomatis, merupakan kurs jual mata uang yang lainnya. Misalnya, kurs beli Rupiah terhadap Dollar AS adalah Rp 8.579,- per Dollar AS. Nilai ini merupakan kurs jual Dollar AS terhadap Rupiah. Sedangkan kurs jual Rupiah terhadap Dollar AS sebesar Rp 8.665 per Dollar AS, otomatis merupakan kurs beli Dollar AS terhadap Rupiah. Andriani Syafitri : Analisis Determinan Tunggakan Pembayaran Cicilan Kredit Pemilikan Rumah KPR pada P.T. Bank Tabungan Negara Cabang Medan, 2009. USU Repository © 2009

2.4.2 Sistem Nilai Tukar Kurs

Sistem pokok nilai tukar valuta asing dapat dibedakan menjadi dua, yaitu sisten nilai tukar tetap fixed exchange rate dan sistem nilai tukar mengambang flexible exchange rate. Pembedaan ini berdasarkan pada besar cadangan devisa dan intervensi bank sentral yang diperlukan untuk mempertahankan kurs pada sistem tersebut. Sistem nilai tukar tetap membutuhkan cadangan devisa yang sangat besar. Selain itu, bank sentral harus berulang kali mengintervensi pasar agar nilai tukar tetap berada pada posisi yang dikehendaki. Sebaliknya, sistem nilai tukar mengambang tidak membutuhkan cadangan devisa. Bank sentral juga tidak perlu mengintervensi pasar karena kurs valuta asing ditetapkan oleh interaksi antara permintaan dan penawaran mata uang yang bersangkutan. Tidak semua negara di dunia menganut salah satu sistem nilai tukar di atas. Kenyataannya, banyak negara yang menganut varians dari kedua sistem tersebut. Berdasarkan besarnya intervensi bank sentral dan cadangan devisa yang diperlukan untuk mempertahankan berbagai sistem tersebut, terdapat enam sistem nilai tukar yang dipakai oleh banyak negara di dunia, yaitu : 1. Sistem fixed pegged, di mana otoritas moneter selalu mengintervensi pasar untuk mempertahankan nilai tukar mata uang sendiri terhadap satu mata uang tertentu. Andriani Syafitri : Analisis Determinan Tunggakan Pembayaran Cicilan Kredit Pemilikan Rumah KPR pada P.T. Bank Tabungan Negara Cabang Medan, 2009. USU Repository © 2009 2. Sistem adjustable peg, di mana otoritas moneter terikat untuk mempertahankan nilai tukar valuta asing. Namun, otoritas moneter berhak mengubah kurs apabila terjadi perubahan kebijakan. 3. Sistem crawling peg, di mana otoritas moneter mengaitkan mata uang dalam negeri terhadap satu atau beberapa mata uang asing. Nilai tukar valuta asing dalam sistem ini dirubah secara periodeik dan berangsur-angsur dalam persentase yang kecil. 4. Sistem managed float, di mana otoritas moneter tidak terikat untuk mempertahankan nilai tukar valuta asing tertentu. Namun, otoritas moneter secara kontinyu mengintervensi pasar berdasarkan pertimbangan- pertimbangan tertentu, misalnya, karena cadangan devisa yang menipis. Contoh lain, otoritas moneter dapat mengintervensi pasar agar nilai mata uang Rupiah melemah untuk mendorong peningkatan ekspor. 5. Sistem Widerband, dimana otoritas moneter membiarkan nilai tukar valuta asing mengambang atau berfluktuasi di antara dua titik tertinggi dan terendah. Jika keadaan perekonomian menyebabkan kurs bergerak melampaui kedua titik tersebut, otoritas moneter akan mengintervensi pasar dengan cara membeli atau menjual Rupiah atau Dollar AS sesuai dengan kebutuhan keadaan untuk menjaga nilai tukar Rupiah tetap berada di antara kedua titik tersebut. Andriani Syafitri : Analisis Determinan Tunggakan Pembayaran Cicilan Kredit Pemilikan Rumah KPR pada P.T. Bank Tabungan Negara Cabang Medan, 2009. USU Repository © 2009 6. Sistem free floating berada pada kutub yang bertentangan dengan sistem fixed. Dalam sistem ini, otoritas moneter secara teoritis tidak perlu mengintervensi pasar sehingga sistem ini tidak memerlukan cadangan devisa.

2.4.3 Penentuan Kurs Valuta Asing

Faktor-faktor fundamental yang diduga keras paling mempengaruhi kurs valas adalah jumlah uang beredar, pendapatan riil relatif, harga relatif, perbedaan inflasi, perbedaan suku bunga, dan permintaan serta penawaran aset di kedua negara. Faktor- faktor penjelas ini dirangkum dalam tiga teori dalam analisis penentuan kurs valas, yaitu:

a. Pendekatan Neraca Pembayaran Balance of Payments Approach