Gambaran Umum P.T. Bank Tabungan Negara Medan

Andriani Syafitri : Analisis Determinan Tunggakan Pembayaran Cicilan Kredit Pemilikan Rumah KPR pada P.T. Bank Tabungan Negara Cabang Medan, 2009. USU Repository © 2009

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Umum P.T. Bank Tabungan Negara Medan

4.1.1 Sejarah Singkat Perusahaan

Dengan maksud mendidik masyarakat agar genar menabung, Pemerintah Hindia Belanda melalui Koninklijk Besluit No. 27 tanggal 16 Oktober 1897, mendirikan ‘Postpaarbank’, yang kemudian terus hidup dan berkembang serta tercatat hingga tahun 1939 telah memiliki 4 empat cabang, yaitu Jakarta, Medan, Surabay dan Makasar. Pada tahun 1940, kegiatannya terganggu sebagai akibat penyerbuan Jerman atas Netherland yang mengakibatkan penarikan tabungan secara besar-besaran dalam waktu yang relatif singkat. Namun demikian, keadaan keuangan Postpaarbank pulih kembali pada tahun 1941. Tahun 1942, Hindia Belanda menyerah tanpa syarat kepada Pemrintahan Jepang. Jepang membekukan kegiatan ‘Postpaarbank’ dan mendirikan ‘Tyokin Kyoku’. Sebuah bank yang bertujuan untuk menarik dana masyarakat melalui tabungan. Usaha Pemerintah Jepang ini tidak sukses karena dilakukan dengan paksaan. Tyokin Kyoku hanya mendirikan satu cabang, yaitu di Yogyakarta. Proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia pada tanggal 17 Agustus 1945, telah memberikan inspirasi kepada Bapak Darmosoetanto, untuk memprakarsai pengambilalihan Tyokin Kyoku dari Pemerintah Jepang ke Pemerintah Republik Andriani Syafitri : Analisis Determinan Tunggakan Pembayaran Cicilan Kredit Pemilikan Rumah KPR pada P.T. Bank Tabungan Negara Cabang Medan, 2009. USU Repository © 2009 Indonesia dan terjadilah penggantian nama menjadi ‘ Kantor Tabungan Pos’. Bapak Darmosoetanto ditetapkan oleh Pemerintah Republik Indonesia menjadi direktur yang pertama. Tugas pertama Kantor Tabungan Pos adalah melakukan penukaran uang Jepang dengan Oeang Republik Indonesia ORI. Tetapi kegiatan Kantor Tabungan Pos tidak berumur panjang, karena agresi Belanda Desember 1946 mengakibatkan didudukinya semua kantor, termasuk kantor cabang, dari Kantor Tabungan Pos hingga tahun 1949. Saat Kantor Tabungan Pos dibuka kembali 1949, nama Kantor Tabungan Pos diganti menjadi ‘Bank Tabungan RI’. Sejak kelahirannya dan sampai berubah nama Bank Tabungan Pos RI, lembaga ini bernaung di bawah Kementerian Perhubungan. Banyak kejadian bernilai sejarah sejak tahun 1950. Tetapi, yang substantif bagi sejarah BTN adalah dikeluarkannya UU Darurat No.9 Tahun 1950 tanggal 9 Februari 1950, yang mengubah nama ‘Postpaarbank In Indonesia’ berdasarkan staatsblat No. 295 tahun 1941 menjadi Bank Tabungan Pos dan memindahkan induk kementrian dari Kementrian Perhubungan ke Kementrian Keuangan di bawah Menteri Urusan Bank Sentral. Walaupun dengan UU Darurat tersebut masih bernama Bank Tabungan Pos, tetapi tanggal 9 Februari 1950ditetapkan sebagai hari dan tanggal lahir Bank Tabungan Negara. Nama Bank Tabungan Pos menurut UU Darurat tersebut, dikukuhkan dengan UU No. 36 tahun 1953 tanggal 18 Desember 1953. Perubahan nama dari Bank Tabungan Pos menjadi Bank Tabungan Negara Andriani Syafitri : Analisis Determinan Tunggakan Pembayaran Cicilan Kredit Pemilikan Rumah KPR pada P.T. Bank Tabungan Negara Cabang Medan, 2009. USU Repository © 2009 didasarkan pada PERPU No. 4 tahun 1963 tanggal 22 Juni 1963, yang kemudian dikuatkan dengan UU No. 2 tahun 1964 tanggal 25 Mei 1964. Penegasan status BankTabungan Negara sebagai bank milik negra, ditetapkan dengan UU No. 20 tahun 1968 tanggal 19 Desember 1968, yang sebelumnya sejak tahun 1964 Bank Tabungan Negara menjadi unit V, jika tugas utama saat pendirian Postpaarbank 1897 sampai dengan Bank Tabungan Negara 1968 adalah bergerak dalam lingkup penghimpunan dana msyarakat melalui tabungan, maka sejak tahun 1974 Bank Tabungan Negara ditambah tugasnya, yaitu memberikan pelayanan KPR dan untuk pertama kalinya penyaluran KPR terjadi pada tanggal 10 Desember 1976. Karena itulah, tanggal 10 Desember diperingati sebagai hari KPR bagi BTN. Bentuk hukum BTN mengalami perubahan lagi pada tahun 1992, yaitu dengan dikeluarkannya PP No. 24 tahun 1992 tanggal 29 April 1992, yang merupakan pelaksanaan dari UU No. 7 tahun 1992. Bentuk hukum BTN berubah menjadi perusahaan perseroan. Sejak saat itu nama BTN menjadi P.T. Bank Tabuang Negara Persero, dengan call name BTN. Berdasakan kajian konsultan independen, Price Waterhouse Coopers, Pemerintah melalui Menteri BUMN dalam surat nomor S-554M-MBU2002 tanggal 21 Agustus 2002 memutuskan Bank BTN sebagai bank umum dengan fokus bisnis pembiayaan perumahan tanpa subsidi. Dewasa ini, BTN terus memberikan berbagai pelayanan untuk memfasilitasi masyarakat, terutama golongan menengah ke bawah agar dapat memiliki rumah layak huni.Untuk menunjang sasaran dan strategi yang tepat serta tindakan dan arah yang Andriani Syafitri : Analisis Determinan Tunggakan Pembayaran Cicilan Kredit Pemilikan Rumah KPR pada P.T. Bank Tabungan Negara Cabang Medan, 2009. USU Repository © 2009 akan dicapai tersebut, maka pada tahun 1989 dikembangkan dua motto yang menjadi landasan operasional BTN, yaitu: a. Paras Pelanggan adalah raja selalu b. 3S Senyum, salam, sapa Melalui tindakan tersebut akan dibangun suatu BTN yang handal. Oleh karena itu, pembinaan karyawan dalam arah sasaran dan strategi sebagai misi menjadi perhatian yang utama. Saat ini P.T. Bank Tabungan Negara Persero telah mempunyai 37 kantor cabang, 35 Kantor Cabang Pembantu, 95 Kantor Kas, yang tersebar di seluruh Indonesia.

4.1.2 Sejarah Singkat Lahirnya Kredit Pemilikan Rumah BTN

Mulanya adalah sepucuk surat Menteri Keuangan No. B-49MKIVI1974 tanggal 29 Januari 1974 yang ditunjukkan kepada Bank Tabungan Negara, maka lahirlah KPR Kredit Pemilikan Rumah, sebuah nama yang kini sudah sangat dikenal masyarakat. Surat itulah yang ‘memproklamirkan’ Bank Tabungan Negara sebagai lembaga yang untuk pertama kalinya menerapkan KPR. BTN saat itu, dibantu oleh Perumnas sebagai mitra kerja. Untuk pertama kalinya Perumnas bertugas sebagai Andriani Syafitri : Analisis Determinan Tunggakan Pembayaran Cicilan Kredit Pemilikan Rumah KPR pada P.T. Bank Tabungan Negara Cabang Medan, 2009. USU Repository © 2009 developer atau pembangun rumah sederhana dengan program penghunian secara sewa tercatat. Selama dua tahunBTN mempersiapkan untuk melaksanakan tugas tersebut. Tahun 1976, surat keputusan itu mulai direalisir dalam bentuk pemberian KPR BTN. Ketika itu hanya 17 orang debitur yang dapat dilayani. Yaitu di Semarang sebanyak 9 unit rumah, dan di Surabaya 8 unit rumah. Pada tahun 1977, KPR yang mampu diberikan melonjak tajam menjadi 543 unit, dan di tahun-tahun berikutnya angka tersebut terus bertambah. Hingga akhir September 1974, jumlah total debitur yang telah dilayani mencapai angka 931.249 orang dengan nilai kredit seluruhnya mencapai Rp 5.055.454.968,-. Meskipun demikian, ternyata lonjakan permintaan dengan jumlah KPR yang berhasil direalisasikan masih terjadi kesenjangan dari tahun ke tahun. Permintaan akan rumah terus meningkat melebihi kemampuan membangun yang bisa dilakukan pemerintah. Dengan denikian, KPR pun masih jauh dari pemenuhan kebutuhan sebagian besar masyarakat Indonesia. Melihat peluang yang cukup potensial dan sangat aman ini, beberapa bank swasta di tahun-tahun terakhir ini ikut memberikan KPR kepada masyarakat luas. Oleh sebab itu, kini BTN tidak lagi sendiri di ladang KPR. Persaingan pun semakin tajam sejalan dengan perkembangan kebutuhan masyarakat akan perumahan. Andriani Syafitri : Analisis Determinan Tunggakan Pembayaran Cicilan Kredit Pemilikan Rumah KPR pada P.T. Bank Tabungan Negara Cabang Medan, 2009. USU Repository © 2009 Menghadapi persaingan yang semakin tajam, mau atau tidak, BTN juga harus melakukan berbagai antisipasi dan diversifikasi kredit. Misalnya selain kredit pemilikan rumah, juga diluncurkan kredit non perumahan yang lebih dikomersilkan. Untuk KPR, kita mengenal khusus untuk perorangan:

a. KPR PAKET A-1