Menurut derajat atau bobotnya Menurut penyebabnya

Andriani Syafitri : Analisis Determinan Tunggakan Pembayaran Cicilan Kredit Pemilikan Rumah KPR pada P.T. Bank Tabungan Negara Cabang Medan, 2009. USU Repository © 2009 Definisi lain mengenai inflasi adalah suatu keadaan yang mengindikasikan semakin melemahnya daya beli yang diikuti dengan semakin merosotnya nilai riil intrinsik mata uang suatu negara Tajul Khalwaty, 2000:5. Dengan demikian, Secara umum, inflasi dapat diartikan sebagai penurunan daya beli masyarakat sebagai akibat terjadinya kenaikan harga barang dan jasa secara terus menerus.

2.3.2 Jenis-jenis Inflasi

Dalam ilmu ekonomi, inflasi dapat dibedakan menjadi beberapa jenis dalam berbagai kategori, yang ditentukan berdasarkan beberapa hal, yaitu:

a. Menurut derajat atau bobotnya

1 Inflasi ringan, adalah inflasi dengan laju pertumbuhan yang berlangsung dengan perlahan dan berada pada posisi satu digit atau di bawah 10 per tahun single digit. 2 Inflasi sedang, adalah inflasi dengan tingkat laju pertumbuhan berada di antara 10 sampai 30 per tahun atau melebihi dua digit dan sangat mengancam struktur perekonomian suatu negara. 3 Inflasi berat, adalah inflasi dengan laju pertumbuhan 30 sampai 100 per tahun. Dengan kondisi demikian, sektor-sektor produksi hampir lumpuh total, kecuali sektor yang dikuasai oleh negara. Andriani Syafitri : Analisis Determinan Tunggakan Pembayaran Cicilan Kredit Pemilikan Rumah KPR pada P.T. Bank Tabungan Negara Cabang Medan, 2009. USU Repository © 2009 4 Inflasi sangat berat, disebut juga hyper inflation, adalah inflasi dengan laju pertumbuhan melampaui 100 per tahun, sebagaimana terjadi pada masa Perang Dnia II. Untuk keperluan perang terpaksa harus dibiayai dengan cara mencetak uang secara berlebihan.

b. Menurut penyebabnya

1 Demand Pull Inflation, inflasi ini terjadi karena permintaan dalam negeri baik masyarakat maupun pemerintah terhadap berbagai barang sangat kuat serta melebihi out put yang ada dalam perekonomian tersebut. Akibatnya, akan menarik pull kurva permintaan agregat ke arah kanan atas, sehingga terjadi excess demand, yang merupakan inflationary gap. Adapun bentuk kurva dari Demand Pull Inflation terdapat pada gambar 2.1 berikut ini. P AD 1 AS AD P 1 E 1 E P AS AD 1 AD Andriani Syafitri : Analisis Determinan Tunggakan Pembayaran Cicilan Kredit Pemilikan Rumah KPR pada P.T. Bank Tabungan Negara Cabang Medan, 2009. USU Repository © 2009 Y Y 1 Y Gambar 2.1 Kurva Demand Pull Inflation Dimana: AD = Permintaan agregat Agregate Demand AS = Penawaran agregat Agregate Supply E = Titik keseimbangan Equilibrium P = Harga Price Y = Out put 2 Cost push inflation, pada jenis inflasi ini, kenaikan harga terjadi karena adanya kenaikan biaya produksi cost push inflation, atau dapat pula terjadi karena buruh menuntut kenaikan upah wage push inflation. Hal ini menyebabkan bergesernya aggregate supply curve ke arah kiri atas, seperti yang terlihat pada gambar 2.2 berikut ini. P AD AS 1 AS P E 2 P 1 E 1 AS 1 AD Andriani Syafitri : Analisis Determinan Tunggakan Pembayaran Cicilan Kredit Pemilikan Rumah KPR pada P.T. Bank Tabungan Negara Cabang Medan, 2009. USU Repository © 2009 AS Y o Y 1 Y Gambar 2.2 Kurva Cost Push Inflation 3 Combined inflation, yaitu inflasi yang timbul karena pengaruh pergeseran permintaan dan penawaran masyarakat. Dengan demikian harga yang timbul disebabkan oleh permintaan masyarakat yang kuat dan juga adanya tuntutan dari buruh atau pengusaha yang menyebabkan kenaikan ongkos. Dapat dilihat pada gambar 2.3 di bawah ini. P AD AD 1 AS AS 1 P 1 E 2 P E 1 AS AS 1 AD AD 1 Y Y 1 Y Gambar 2.3 Kurva Combination Inflation Andriani Syafitri : Analisis Determinan Tunggakan Pembayaran Cicilan Kredit Pemilikan Rumah KPR pada P.T. Bank Tabungan Negara Cabang Medan, 2009. USU Repository © 2009

c. Menurut asalnya