Analisis Determinan Tunggakan Pembayaran Cicilan Kredit Pemilikan Rumah (KPR) pada P.T. Bank Tabungan Negara Cabang Medan

(1)

Andriani Syafitri : Analisis Determinan Tunggakan Pembayaran Cicilan Kredit Pemilikan Rumah (KPR) pada P.T. Bank Tabungan Negara Cabang Medan, 2009.

USU Repository © 2009

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS EKONOMI

MEDAN

Analisis Determinan Tunggakan Pembayaran Cicilan

Kredit Pemilikan Rumah (KPR) pada

P.T. Bank Tabungan Negara Cabang Medan

SKRIPSI

Diajukan Oleh :

ANDRIANI SYAFITRI

050501036

DEPARTEMEN EKONOMI PEMBANGUNAN

Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

MEDAN 2009


(2)

Andriani Syafitri : Analisis Determinan Tunggakan Pembayaran Cicilan Kredit Pemilikan Rumah (KPR) pada P.T. Bank Tabungan Negara Cabang Medan, 2009.

USU Repository © 2009

“Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang menciptakan. Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan Tuhanmulah Yang Paling Pemurah, yang mengajar

(manusia) dengan perantara kalam. Dia mengajarkan kepada Manusia apa yang tidak diketahuinya”.

(Al Qur’an, Surat ke 96:1-5)

“Nabi Muhammad S.A.W bersabda: tidak boleh ada rasa iri kecuali terhadap dua perkara (perlombaan), yaitu orang yang diberi Allah harta serta kekuasaan untuk membelanjakannya di jalan kebenaran; dan orang yang dianugerahi Allah ilmu dari berbagai perkara, lalu ia mempertimbangkan dengan itu dan mengajarkannya kepada orang lain”.

(Maulana Muhammad Ali, Kitab Hadits Pegangan, 1992:34)

“Pelajarilah ilmu. Maka mempelajarinya karena Allah, itu taqwa. Menuntutnya, itu ibadah. Mengulang-ngulangnya, itu tasbih. Membahasnya, itu jihad. Mengajarkan orang yang tidak tahu, itu sedekah. Memberikannya kepada ahlinya, itu mendekatkan diri kepada Tuhan”.

(Abusy Syaikh Ibnu Hibban dan Ibnu Abdil Barr, Ihya’ Al-Ghozali, 1986)


(3)

Andriani Syafitri : Analisis Determinan Tunggakan Pembayaran Cicilan Kredit Pemilikan Rumah (KPR) pada P.T. Bank Tabungan Negara Cabang Medan, 2009.

USU Repository © 2009

ABSTRAK

ANDRIANI SYAFITRI. 050501036. Analisis Determinan Tunggakan Pembayaran Cicilan Kredit Pemilikan Rumah (KPR) pada P.T. Bank Tabungan Negara Cabang Medan. (Pembimbing: DR.MURNI DAULAY, S.E., M.Si.).

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah non performing loan bulan sebelumnya (X1); inflasi (X2); dan kurs Rupiah terhadap Dollar AS bulan sebelumnya (X3); berpengaruh terhadap non performing loan Kredit Pemilikan Rumah (KPR) pada P.T. Bank Tabungan Negara Cabang Medan (Y). Data yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah data time series dalam bulanan dengan kurun waktu Januari 2005 sampai Agustus 2008. Data diperoleh dari statistik P.T. Bank Tabungan Negara Cabang Medan dan Bank Indonesia Cabang Medan, serta dari berbagai bahan bacaan dan jurnal yang berkaitan dengan penelitian.

Pengolahan data dilakukan dengan menggunakan progran komputer E-views 4.1, dengan model regresi linear berganda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ketiga variabel bebas secara bersama-sama mempengaruhi variabel terikat sebesar 62,8529%, sementara sisanya 37,1471% dijelaskan oleh variabel yang tidak disertakan dalam penelitian. Apabila terjadi kenaikan NPL KPR bulan sebelumnya sebesar 1%, maka NPL KPR bulan berjalan akan mengalami kenaikan sebesar 0,544%. Begitu pula apabila terjadi penurunan nilai tukar Rupiah terhadap Dollar AS sebesar Rp 1000,- maka NPL KPR bulan berjalan akan meningkat sebesar 1,710%. Sebaliknya, peningkatan inflasi bulanan kota Medan sebesar 1%, justru akan menurunkan NPL KPR BTN sebesar 0,176%.


(4)

Andriani Syafitri : Analisis Determinan Tunggakan Pembayaran Cicilan Kredit Pemilikan Rumah (KPR) pada P.T. Bank Tabungan Negara Cabang Medan, 2009.

USU Repository © 2009

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmat dan hidayah-nya penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Analisis Determinan Tunggakan Pembayaran Cicilan Kredit Pemilikan Rumah (KPR) pada P.T. Bank Tabungan Negara Cabang Medan”. Tak lupa pula shalawat beriring salam penulis panjatkan kepada Nabi Muhammad SAW, yang telah membawa kita keluar dari zaman kebodohan.

Skripsi ini penulis persembahkan kepada Mama, Syafwiza Djohan, dan Papa, Alyandri, yang terus memberikan kasih sayang yang tak akan tergambarkan lewat kata. Sebagai balas jasa pengorbanan mereka yang tak mungkin lunas terbayar dengan apapun seumur hidup. Hanya do’a, harapan dan mimpi mereka yang menjadi motivasi penulis. Juga kepada Shindy dan Om Moch. Irzul, serta seluruh keluarga besar Mama dan Papa, yang selalu memberikan do’a, perhatian, serta dorongan moril maupun materil selama ini.

Penulis juga menyampaikan rasa terima kasih kepada pihak-pihak yang telah mendukung dan membantu menyelesaikan skripsi ini. Secara khusus, penulis mengucapkan terimakasih kepada :

1. Bapak Drs. John Tafbu Ritonga, M.Ec., Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

2. Bapak Wahyu Ario Pratomo, S.E., M.Ec., selaku Ketua Departemen Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara


(5)

Andriani Syafitri : Analisis Determinan Tunggakan Pembayaran Cicilan Kredit Pemilikan Rumah (KPR) pada P.T. Bank Tabungan Negara Cabang Medan, 2009.

USU Repository © 2009

3. Ibu Dr. Murni Daulay, M.Si., selaku dosen pembimbing penulis, yang telah memberikan bimbingan dan pengarahan kepada penulis sehingga skripsi ini dapat penulis selesaikan.

4. Bapak Drs. Rujiman, M.Si., selaku dosen pembanding I. 5. Bapak Paidi Hidayat, S.E., M.Si., selaku dosen pembanding II.

6. Bapak Prof. Dr. Ramli, M.Si., selaku dosen wali dan pembimbing akademis selama penulis menjadi mahasiswa Ekonomi Pembangunan serta Staff Pengajar dan Staff Pegawai di Fakultas Ekonomi terkhusus Departemen Ekonomi Pembangungan atas pengajaran, bimbingan dan bantuannya pada penulis selama mengikuti perkuliahan.

7. Bapak Tengku Ikhsan dan seluruh staff/pegawai kantor Bank Tabungan Negara Cabang Medan dan Bank Indonesia Kota Medan, atas bantuannya dalam memberikan data dan berbagai diskusi yang sangat membantu penulis. 8. Kepada teman-teman terdekat selama perkuliahan: Indie, Wenny, Ade Ce’,

Marina, Dina, Tiwi, Nia, Ade Co’, Isan, Aidil, dan Pole’, yang memberikan warna berbeda selama masa kuliah. Juga teman-teman seperjuangan di Departemen Ekonomi Pembangunan stambuk 2005, junior dan senior yang namanya tidak dapat disebutkan satu per satu, yang telah banyak membantu melalui bimbingan, dukungan moril dan juga do’a selama penulis mengikuti perkuliahan hingga penyelesaian skripsi ini.


(6)

Andriani Syafitri : Analisis Determinan Tunggakan Pembayaran Cicilan Kredit Pemilikan Rumah (KPR) pada P.T. Bank Tabungan Negara Cabang Medan, 2009.

USU Repository © 2009

9. Kepada semua teman-teman SMA Negeri 5 Medan, juga Umie, Bowbob, Cungor, Kakak, Penden, B’Suprie, B’Andika dan khususnya Hendra untuk semua motivasi, perhatian dan do’a yang sudah diberikan pada penulis. Maaf atas waktu yang sedikit berkurang untuk kalian karena penulisan skripsi ini. 10.Kepada adik-adik teens, ayah dan bunda, terutama semua saudara-saudaraku

di Kampunk 165, atas do’a, perhatian, dan semangat 165 yang ditularkan. 11.Kepada teman-teman serta berbagai pihak lain, yang tidak dapat penulis

sebutkan satu persatu, yang terlibat dalam proses penyelesaian skripsi ini.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, kepada para pembaca terutama kepada para pakar dalam bidang ini, kritik dan sarannya sangat penulis butuhkan agar dapat menyempurnakan skripsi ini.

Akhirnya, atas keluangan waktu dan keikhlasan hati semua pihak untuk membantu penulis menyelesaikan skripsi ini, kembali penulis sampaikan ucapan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya dengan penuh ketulusan hati. Semoga Allah Yang Maha Rahman memberikan balasan setimpal atas segala kebaikan tersebut. Demikian pula dengan skripsi ini, semoga menjadi amal jariah dari jerih payah seorang hamba-Nya.


(7)

Andriani Syafitri : Analisis Determinan Tunggakan Pembayaran Cicilan Kredit Pemilikan Rumah (KPR) pada P.T. Bank Tabungan Negara Cabang Medan, 2009.

USU Repository © 2009

(Andriani Syafitri) DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... ii

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL ... ix

DAFTAR GAMBAR ... x

DAFTAR LAMPIRAN ... xi

DAFTAR SINGKATAN ... xii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Perumusan Masalah ... 6

1.3 Hipotesis ... 7

1.4 Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 7

BAB II URAIAN TEORITIS ... 8

2.1 Bank ... 8

2.1.1 Pengertian Bank ... 8

2.1.2 Fungsi Bank ... 9

2.1.3 Jenis-jenis Bank ... 11


(8)

Andriani Syafitri : Analisis Determinan Tunggakan Pembayaran Cicilan Kredit Pemilikan Rumah (KPR) pada P.T. Bank Tabungan Negara Cabang Medan, 2009.

USU Repository © 2009

2.2 Kredit ... 21

2.2.1 Pengertian Kredit ... 21

2.2.2 Tujuan dan Fungsi Kredit ... 22

2.2.3 Jenis-jenis Kredit ... 23

2.2.4 Unsur-unsur Kredit ... 26

2.2.5 Penilaian Kredit ... 27

2.2.6 Aspek-aspek Dalam Penilaian Kredit ... 29

2.2.7 Pengawasan Kredit ... 31

2.2.8 Kredit Bermasalah ... 32

2.2.9 Penyelamatan Kredit Bermasalah ... 34

2.3 Inflasi ... 36

2.3.1 Pengertian Inflasi ... 36

2.3.2 Jenis-jenis Inflasi ... 37

2.3.3 Cara Mengukur Inflasi ... 41

2.3.4 Teori-teori Inflasi ... 46

2.3.5 Dampak Inflasi ... 51

2.4 Kurs ... 53

2.4.1 Pengertian Kurs ... 54


(9)

Andriani Syafitri : Analisis Determinan Tunggakan Pembayaran Cicilan Kredit Pemilikan Rumah (KPR) pada P.T. Bank Tabungan Negara Cabang Medan, 2009.

USU Repository © 2009

2.4.3 Penentuan Kurs Valuta Asing ... 57

2.4.4 Perubahan Kurs Valuta Asing ... 64

2.4.5 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Nilai Tukar ... 65

BAB III METODE PENELITIAN ... 69

3.1 Ruang Lingkup Penelitian ... 69

3.2 Jenis dan Sumber Data ... 69

3.3 Teknik Pengumpulan Data ... 70

3.4 Pengolahan Data ... 70

3.5 Model Analisis Data ... 70

3.6 Test Of Goodness Of Fit (Uji Kesesuaian) ... 72

3.6.1 Koefisien Determinasi (R-Square) ... 72

3.6.2 Uji t-Statistik (Uji Parsial) ... 72

3.6.3 Uji F-Statistik (Uji Keseluruhan) ... 73

3.7 Uji Penyimpangan Asumsi Klasik ... 75

3.7.1 Multikolinearitas (Multicollinearity) ... 75

3.7.2 Autokorelasi (Autocorrelation) ... 75

3.8 Definisi Operasional ... 76

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 78

4.1 Gambaran Umum P.T. Bank Tabungan Negara Cabang Medan ... 78

4.1.1 Sejarah Singkat Perusahaan ... 78


(10)

Andriani Syafitri : Analisis Determinan Tunggakan Pembayaran Cicilan Kredit Pemilikan Rumah (KPR) pada P.T. Bank Tabungan Negara Cabang Medan, 2009.

USU Repository © 2009

4.1.3 Struktur Organisasi ... 85

4.1.4 Uraian Tugas (Job Description) ... 88

4.2 Perkembangan Tingkat Non Performing Loan P.T. Bank Tabungan Negara Cabang Medan ... 97

4.3 Perkembangan Inflasi Di Kota Medan ... 99

4.4 Perkembangan Kurs Rupiah Terhadap Dollar AS di Kota Medan .. 101

4.5 Hasil Penelitian ... 103

4.5.1 Interpretasi Model ... 103

4.5.2 Uji Kesesuaian (Test Of Goodness Of Fit) ... 105

4.6 Uji Penyimpangan Asumsi Klasik ... 111

4.6.1 Multikolinearitas (Multicollinearity) ... 111

4.6.2 Autokorelasi (Autocorrelation) ... 111

BAB V ... 112

5.1 Kesimpulan ... 112

5.2 Saran ... 113

DAFTAR PUSTAKA ... 115


(11)

Andriani Syafitri : Analisis Determinan Tunggakan Pembayaran Cicilan Kredit Pemilikan Rumah (KPR) pada P.T. Bank Tabungan Negara Cabang Medan, 2009.

USU Repository © 2009

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1.1 Target dan Realisasi KPR P.T. Bank Tabungan Negara Cabang

Medan ... 2 1.2 Neraca Bank Umum (% dari Total) ... 4


(12)

Andriani Syafitri : Analisis Determinan Tunggakan Pembayaran Cicilan Kredit Pemilikan Rumah (KPR) pada P.T. Bank Tabungan Negara Cabang Medan, 2009.

USU Repository © 2009

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

2.1 Kurva Demand Pull Inflation ... 38

2.2 Kurva Cost Push Inflation ... 39

2.3 Kurva Combination Inflation ... 40

2.4 Penentuan Kurs dalam Pendekatan Neraca Pembayaran ... 58

2.5 Dampak Kenaikan Jumlah Valas yang Diminta ... 59

2.6 Dampak Kenaikan Jumlah Valas yang Ditawarkan ... 60

3.1 Kurva Normal ... 73

3.2 Uji F-Statistik ... 74

4.1 Grafik Perkembangan Rasio NPL KPR P.T. Bank Tabungan Nega- ra Cabang Medan ... 98

4.2 Grafik Perkembangan Inflasi di Kota Medan ... 100

4.3 Grafik Perkembangan Nilai Tukar Rupiah terhadap Dollar AS di Kota Medan ... 102

4.4 Kurva Uji t-Statistik Variabel X1 ... 106

4.5 Kurva Uji t-Statistik Variabel X2 ... 107

4.6 Kurva Uji t-Statistik Variabel X3 ... 109


(13)

Andriani Syafitri : Analisis Determinan Tunggakan Pembayaran Cicilan Kredit Pemilikan Rumah (KPR) pada P.T. Bank Tabungan Negara Cabang Medan, 2009.

USU Repository © 2009

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

1 Struktur Organisasi Bank Tabungan Negara Kantor Cabang Medan 118 2 Perkembangan Rasio Non Performing Loan Kredit Pemilikan Rumah

P.T. Bank Tabungan Negara Cabang Medan Dalam Persen (%) .... 119 3 Perkembangan Inflasi Bulanan di Kota Medan Dalam Persen (%) . 120 4 Perkembangan Kurs Rupiah terhadap Dollar AS di Kota Medan Da-

lam Rupiah ... 121 5 Hasil Regresi Data Menggunakan E-views 4.1 ... 122 6 Hasil Regresi Variabel Non Performing Loan KPR Bulan Sebelum-

nya (X1) terhadap Inflasi (X2) dan Kurs Rupiah terhadap Dollar AS

Pada Bulan Sebelumnya (X3) ... 123 7 Hasil Regresi Variabel Inflasi (X2) terhadap Non Performing Loan

KPRBulan Sebelumnya (X1) dan Kurs Rupiah terhadap Dollar AS

Pada Bulan Sebelumnya (X3) ... 124 8 Hasil Regresi Variabel Kurs Rupiah terhadap Dollar AS Pada Bulan

Sebelumnya (X3) terhadap Non Performing Loan KPRBulan Sebe-

lumnya (X1) dan Inflasi (X2) ... 124 9 Hasil Uji LM-Test ... 126


(14)

Andriani Syafitri : Analisis Determinan Tunggakan Pembayaran Cicilan Kredit Pemilikan Rumah (KPR) pada P.T. Bank Tabungan Negara Cabang Medan, 2009.

USU Repository © 2009

DAFTAR SINGKATAN

BDR : Bad Debt Ratio BOP : Balance Of Payment BTN : Bank Tabungan Negara CAR : Capital Adequacy Ratio

GNPSR : Gerakan Nasional Pengembangan Sejuta Rumah IHK : Indeks Harga Konsumen

KLBI : Kredit Likuiditas Bank Indonesia KPR : Kredit Pemilikan Rumah

NPL : Non Performing Loan

PMP : Penyertaan Modal Pemerintah PNB : Produk Nasional Bruto

PSAK : Pernyataan Standard Akuntansi Keuangan ROA : Return On Asset

RPJM : Rencana Pembangunan Jangka Menengah RS : Rumah Sederhana


(15)

Andriani Syafitri : Analisis Determinan Tunggakan Pembayaran Cicilan Kredit Pemilikan Rumah (KPR) pada P.T. Bank Tabungan Negara Cabang Medan, 2009.

USU Repository © 2009

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kebutuhan perumahan rakyat di Indonesia cukup besar. Dengan jumlah penduduknya yang mencapai lebih dari 220 juta jiwa, akumulasi kebutuhan rumah yang belum terpenuhi sampai dengan tahun 2005 adalah sekitar 7,2 juta unit. Di samping itu, tambahan kebutuhan rumah mencapai 800 ribu unit/tahun. Sementara pembangunan perumahan bagi masyarakat berpenghasilan rendah hanya terserap rata-rata 80 ribu unit/tahun.

Kondisi ini menunjukkan bahwa pemenuhan kebutuhan akan perumahan rakyat masih sangat jauh dari memadai, dan daya beli ataupun kemampuan masyarakat untuk memiliki rumah secara kontan masih rendah.

Salah satu alternatif untuk dapat membantu memenuhi kebutuhan akan perumahan sederhana layak huni dan terjangkau oleh masyarakat, terutama golongan bawah, adalah dengan penyediaan Kredit Pemilikan Rumah (KPR) bagi masyarakat. Disinilah bank dapat menjalankan salah satu peran pentingnya dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan memajukan perekonomian suatu negara.

P.T. Bank Tabungan Negara (Persero) Cabang Medan sendiri, sebagai bank pertama dan salah satu bank yang menyalurkan fasilitas pemberian kredit KPR, telah


(16)

Andriani Syafitri : Analisis Determinan Tunggakan Pembayaran Cicilan Kredit Pemilikan Rumah (KPR) pada P.T. Bank Tabungan Negara Cabang Medan, 2009.

USU Repository © 2009

banyak membantu masyarakat golongan menengah ke bawah, untuk memiliki rumah layak huni.

Tabel 1.1

Target dan Realisai KPR P.T. Bank Tabungan Negara Cabang Medan Tahun 2005 – 2008 Dalam Milyar Rupiah

Tahun Target Kredit KPR Realisasi Kredit KPR

2005 81 109,800

2006 127,180 90,57

2007 131,400 109,687

2008 144,562 231,692

(Sumber : Accounting BTN Cabang Medan 2005)

Pada akhir tahun 2003, Pemerintah mencanangkan kebijakan Gerakan Nasional Pengembangan Sejuta Rumah (GNPSR) yang mulai dilaksanakan dalam tahun 2004. Target pembangunan perumahan rakyat dalam RPJM Nasional 2005 - 2009 sebanyak 1.350.000 unit terdiri dari RS/RSH 1.265.000 unit, Rumah Susun Sederhana Sewa (Rusunawa) 60.000 rusun, Rumah Susun Sederhana Milik (Rusunami) 25.000 rusun. Untuk menghasilkan pencapaian yang optimal, pemerintah melaksanakan program bantuan perumahan dalam bentuk KPR bersubsidi yang dimulai sejak tahun 1976.

Melalui program ini, sampai saat ini lebih dari 1,88 juta masyarakat telah mempunyai rumah melalui KPR Bersubsidi. Pada awalnya skim KPR Bersubsidi


(17)

Andriani Syafitri : Analisis Determinan Tunggakan Pembayaran Cicilan Kredit Pemilikan Rumah (KPR) pada P.T. Bank Tabungan Negara Cabang Medan, 2009.

USU Repository © 2009

adalah dengan menggunakan pola dimana Pemerintah memberikan pinjaman dana jangka panjang, dengan bunga yang cukup rendah (0 - 9%) kepada bank pelaksana KPR bersubsidi. Pinjaman Pemerintah tersebut diberikan melalui berbagai skim antara lain Penyertaan Modal Pemerintah/PMP (1976 -1991), Kredit Likuiditas Bank Indonesia/KLBI (1976 - 1999), Bank Dunia melalui two step loan (1986 1991) dan Rekening Dana Investasi/RDI (1991 2001). Dana tersebut dicampur dengan sebagian dana pihak III yang komposisinya sesuai dengan yang telah ditetapkan oleh Pemerintah. Dalam perjalanannya dari tahun 1976 sampai sekarang baik sumber maupun pangsa dana murah mengalami beberapa perubahan sesuai dengan kebijakan Pemerintah.

Tahun 2002 sampai saat ini, untuk menghindari penyediaan dana yang besar karena keterbatasan kemampuan keuangan negara, Pemerintah mengganti pola KPR bersubsidi dengan pola subsidi selisih bunga (interest buy down subsidy). Pada pola ini, Pemerintah hanya memberikan subsidi senilai selisih antara angsuran dengan bunga pasar dengan angsuran dengan bunga subsidi yang diberikan kepada debitur dalam jangka waktu tertentu (4 s/d 10 tahun).

Pertumbuhan KPR yang pesat menciptakan peluang bagi dunia perbankan untuk membiayainya. Namun di lain pihak juga dapat mengakibatkan ancaman apabila terus memperbesar komposisi kredit yang berkaitan dengan perumahan yang berjangka panjang di dalam portofolio asetnya. Ancaman ini pada dasarnya disebabkan oleh sebagian besar komposisi portofolio sumber dana yang diperoleh


(18)

Andriani Syafitri : Analisis Determinan Tunggakan Pembayaran Cicilan Kredit Pemilikan Rumah (KPR) pada P.T. Bank Tabungan Negara Cabang Medan, 2009.

USU Repository © 2009

industri perbankan di Indonesia untuk membiayai KPR saat ini yaitu berasal dari dana pihak ketiga yang berjangka waktu pendek dan relatif berfluktuasi tingkat bunganya.

Penyaluran kredit merupakan kegiatan usaha yang mendominasi pengalokasian dana bank. Penggunaan dana untuk penyaluran kredit mencapai 70% - 80% dari volume usaha bank. Seperti yang terlihat pada tabel di bawah ini.

Tabel 1.2

Neraca Bank Umum (% dari total)

POS AKTIVA (%) POS KEWAJIBAN DAN

EKUITAS (%)

Kas 0,5 Giro 7,8

Giro pada BI 4,0 Kewajiban segera lainnya 15,2

Giro pada bank lain 0,5 Tabungan 8,4

Penempatan pada bank

lain 13,9 Deposito berjangka 44,6

Surat-surat berharga 3,8 Sertifikat deposito 10,3 Kredit yang diberikan 70,0 Surat berharga yg diterbitkan - Penyertaan 3,7 Pinjaman yang diterima 6,4 Biaya dibayar di muka 0,8 Pinjaman subordinasi -

Aktiva tetap 1,4 Kewajiban lain 0,8

Aktiva sewa guna usaha 0,2 Ekuitas 6,5

Aktiva lain-lain 1,2

JUMLAH 100 JUMLAH 100


(19)

Andriani Syafitri : Analisis Determinan Tunggakan Pembayaran Cicilan Kredit Pemilikan Rumah (KPR) pada P.T. Bank Tabungan Negara Cabang Medan, 2009.

USU Repository © 2009

Oleh karena itu sumber utama pendapatan bank berasal dari kegiatan penyaluran kredit. Pendapatan tersebut diperoleh melalui spread yang merupakan selisih antara bunga pinjaman dan bunga simpanan.

Akan tetapi, dalam pelaksanaannya tidak semua dana yang dihimpun dari masyarakat bisa tersalurkan dengan baik sesuai dengan tolok ukur yang telah ditetapkan dan penyaluran kredit kepada masyarakat kerap kali mengalami hambatan dalam hal pengembalian pinjaman kepada pihak bank yang biasa disebut dengan kredit bermasalah atau Non Performing Loan (NPL).

NPL selalu ada dalam kegiatan perkreditan bank, karena bank tidak mungkin menghindari kredit bermasalah. Bank hanya dapat berusaha menekan seminimal mungkin besarnya kredit bermasalah agar tidak melebihi ketentuan Bank Indonesia sebagai pengawas perbankan.

Bank Indonesia melalui Surat Keputusan Direksi Bank Indonesia nomor 31/147/KEP/DIR tanggal 12 November 1998, memberikan penggolongan mengenai kualitas kredit apakah kredit yang diberikan bank termasuk kredit tidak bermasalah (performing loan) atau kredit bermasalah (non performing loan). Kualitas dapat digolongkan sebagai; Lancar, Dalam Perhatian Khusus, Kurang Lancar, Diragukan, dan Macet (Sutarno, 2003:263).

NPL akan menurunkan pendapatan bunga yang akan diperoleh bank. Sementara, bank tetap harus membayar bunga simpanan kepada penabung/deposan yang telah menitipkan dananya kepada bank. Praktis, hal ini akan menurunkan


(20)

Andriani Syafitri : Analisis Determinan Tunggakan Pembayaran Cicilan Kredit Pemilikan Rumah (KPR) pada P.T. Bank Tabungan Negara Cabang Medan, 2009.

USU Repository © 2009

pendapatan yang akan diperoleh bank. NPL yang tidak tertagih pada bulan sebelumnya, akan dimasukkan ke dalam NPL bulan berjalan. Oleh karena itu, NPL merupakan suatu hal berbahaya yang dapat menyebabkan lumpuhnya suatu bank apabila terjadi dalam skala yang cukup besar.

Faktor lain yang menentukan besarnya NPL suatu bank, adalah keadaan perekonomian. Inflasi dan tingkat nilai tukar Rupiah terhadap mata uang asing lain, terutama Dollar, juga dapat mempengaruhi NPL. Karena keduanya mempengaruhi secara langsung aktivitas perekonomian masyarakat.

Berdasarkan uraian - uraian di atas, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian guna penyelesaian skripsi dengan judul “Analisis Determinan Tunggakan Pembayaran Cicilan Kredit Pemilikan Rumah (KPR) pada P.T. Bank Tabungan Negara Cabang Medan”.

1.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang, maka dapat ditarik perumusan masalah. Hal ini bertujuan untuk mempermudah penulis dalam penulisan skripsi ini, dan sebagai suatu cara untuk mengambil keputusan akhir penulisan skripsi.

Adapun rumusan masalah yang penulis ambil adalah, ”Apakah non

performing loan bulan sebelumnya; inflasi; dan kurs Rupiah terhadap Dollar AS

bulan sebelumnya; berpengaruh terhadap non performing loan Kredit Pemilikan Rumah (KPR) pada P.T. Bank Tabungan Negara Cabang Medan”.


(21)

Andriani Syafitri : Analisis Determinan Tunggakan Pembayaran Cicilan Kredit Pemilikan Rumah (KPR) pada P.T. Bank Tabungan Negara Cabang Medan, 2009.

USU Repository © 2009

1.3 Hipotesis

Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap permasalahan yang ada, dimana kebenarannya masih perlu dikaji dan diteliti melalui data yang terkumpul. Berdasarkan perumusan masalah di atas, maka penulis membuat hipotesis sebagai berikut, non performing loan bulan sebelumnya; inflasi; dan kurs Rupiah terhadap Dollar AS bulan sebelumnya; berpengaruh positif terhadap non performing loan Kredit Pemilikan Rumah (KPR) pada P.T. Bank Tabungan Negara Cabang Medan”.

1.4 Tujuan dan Manfaat Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah non performing

loan bulan sebelumnya; inflasi; dan kurs Rupiah terhadap Dollar AS bulan

sebelumnya; berpengaruh terhadap non performing loan Kredit Pemilikan Rumah (KPR) pada P.T. Bank Tabungan Negara Cabang Medan.

Sedangkan manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Dapat digunakan sebagai bahan studi atau tambahan literatur bagi mahasiswa/i Fakultas Ekonomi khususnya Departemen Ekonomi Pembangunan.

2. Sebagai bahan referensi dan informasi bagi masyarakat dan mahasiswa/i yang ingin melakukan penelitian selanjutnya.


(22)

Andriani Syafitri : Analisis Determinan Tunggakan Pembayaran Cicilan Kredit Pemilikan Rumah (KPR) pada P.T. Bank Tabungan Negara Cabang Medan, 2009.

USU Repository © 2009

3. Untuk menambah dan memperkaya wawasan ilmiah penulis dalam disiplin ilmu yang penulis tekuni.

BAB II

URAIAN TEORITIS

2.1 Bank

2.1.1 Pengertian Bank

Pada umumnya, masyarakat mendefinisikan Bank sebagai tempat menyimpan uang dan memperoleh pinjaman kredit. Namun, terdapat beberapa definisi yang lebih jelas dan terperinci mengenai bank.

Menurut Undang-undang RI No. 10 Tahun 1998 tanggal 10 November 1998 tentang perbankan, yang dimaksud dengan bank adalah ”badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan, dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup masyarakat banyak” (Kasmir 2007:23).

Pengertian secara teknis dapat ditemukan pada Pernyataan Standard Akuntansi Keuangan (PSAK) dan Surat Keputusan Menteri keuangan RI Nomor 792 tahun 1990. Pengertian Bank menurut PSAK Nomor 31 adalah ”suatu lembaga yang berperan sebagai perantara keuangan antara pihak-pihak yang memiliki kelebihan


(23)

Andriani Syafitri : Analisis Determinan Tunggakan Pembayaran Cicilan Kredit Pemilikan Rumah (KPR) pada P.T. Bank Tabungan Negara Cabang Medan, 2009.

USU Repository © 2009

dana dan pihak-pihak yang memerlukan dana, serta sebagai lembaga yang berfungsi memperlancar lalu lintas pembayaran”.

Sedangkan berdasarkan SK Menteri Keuangan RI Nomor 792 tahun 1990 pengertian bank adalah ”bank merupakan suatu badan yang kegiatannya dibidang keuangan melakukan penghimpunan dan penyaluran dana kepada masyarakat terutama guna membiayai investasi perusahaan”.

Berdasarkan definisi-definisi di atas maka dapat disimpulkan bahwa bank adalah lembaga keuangan yang kegiatannya menghimpun dan menyalurkan dana dari dan kepada masyarakat yang memiliki fungsi memperlancar lalu lintas pembayaran. Jadi dapat disimpulkan bahwa usaha perbankan meliputi tiga kegiatan utama yaitu : a. Menghimpun dana ( funding )

b. Menyalurkan dana ( lending )

c. Memberikan jasa – jasa bank lainnya ( services )

Dari ketiga kegiatan tersebut, kegiatan utama perbankan adalah menghimpun dana ( funding), dan menyalurkan dana (lending).

2.1.2 Fungsi Bank

Secara umum, fungsi utama bank adalah menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkannya kembali kepada masyarakat, dan secara lebih spesifik fungsi bank sebagai agent of trust, agent of development, dan agent of services.


(24)

Andriani Syafitri : Analisis Determinan Tunggakan Pembayaran Cicilan Kredit Pemilikan Rumah (KPR) pada P.T. Bank Tabungan Negara Cabang Medan, 2009.

USU Repository © 2009

Dasar utama kegiatan perbankan adalah trust atau kepercayaan, baik dalam hal menghimpun dana maupun menyalurkan dana. Masyarakat akan mau menitipkan dananya di bank apabila dilandasi oleh unsur kepercayaan. Masyarakat percaya bahwa uangnya tidak akan disalahgunakan oleh bank, uangnya akan dikelola dengan baik, dan juga percaya bahwa pada saat yang telah dijanjikan masyarakat dapat menarik lagi simpanannya di bank. Pihak bank sendiri akan mau menempatkan atau menyalurkan dananya kepada debitur atau masyarakat apabila dilandasi oleh unsur kepercayaan.

Pihak bank percaya bahwa debitur tidak akan menyalahgunakan pinjamannya, debitur akan mengelola dana pinjaman dengan baik, debitur akan mempunyai kemauan untuk membayar pada saat jatuh tempo, dan juga bank percaya bahwa debitur mempunyai niat baik untuk mengembalikan pinjaman beserta kewajiban lainnya pada saat jatuh tempo.

b. Agent Of Development

Sektor dalam perekonomian masyarakat yaitu sektor moneter dan sektor riil tidak dapat dipisahkan. Kedua sektor tersebut berintegrasi saling mempengaruhi satu dengan yang lain. Sektor riil tidak akan dapat berkinerja dengan baik apabila sector moneter juga tidak bekerja dengan baik. Tugas bank sebagai penghimpun dan penyalur dana sangat diperlukan untuk kelancaran kegiatan perekonomian sector riil. Kegiatan bank tersebut


(25)

Andriani Syafitri : Analisis Determinan Tunggakan Pembayaran Cicilan Kredit Pemilikan Rumah (KPR) pada P.T. Bank Tabungan Negara Cabang Medan, 2009.

USU Repository © 2009

memungkinkan masyarakat menanamkan investasi, distribusi, konsumsi, yang selalu berkaitan dengan penggunaan uang.

Kelancaran kegiatan investasi, distribusi, konsumsi, ini tidak lain adalah kegiatan pembangunan ekonomi masyarakat.

c. Agent Of Services

Di samping melakukan kegiatan penghimpunan dan penyaluran dana, bank juga memberikan penawaran jasa-jasa perbankan yang lain kepada masyarakat. Jasa bank ini erat kaitannya dengan kegiatan perekonomian masyarakat secara umum. Jasa-jasa bank ini antara lain dapat berupa pengiriman uang, jasa penitipan barang berharga, jasa pemberian jaminan bank dan jasa menyelesaikan tagihan.

Ketiga fungsi bank di atas diharapkan dapat memberikan gambaran yang menyeluruh dan lengkap mengenai fungsi bank dalam perekonomian, sehingga bank tidak hanya dapat diartikan sebagai lembaga perantara keuangan atau financial intermediary institution.

2.1.3 Jenis-jenis Bank

Menurut Kasmir (2007:32), jenis-jenis bank dapat dibedakan atas : a. Dilihat dari segi fungsinya

Menurut Undang-undang Pokok Perbankan No 14 tahun 1967, jenis perbankan menurut fungsinya, terdiri dari :


(26)

Andriani Syafitri : Analisis Determinan Tunggakan Pembayaran Cicilan Kredit Pemilikan Rumah (KPR) pada P.T. Bank Tabungan Negara Cabang Medan, 2009.

USU Repository © 2009

1) Bank Umum

2) Bank Pembangunan 3) Bank Tabungan 4) Bank Pasar 5) Bank Desa 6) Lumbung Desa 7) Bank Pegawai 8) dan bank lainnya

Namun setelah keluar UU Pokok Perbankan Nomor 7 tahun 1992 dan ditegaskan lagi dengan Undang-Undang RI Nomor 10 tahun 1998, maka jenis perbankan dari segi fungsinya terdiri dari :

1) Bank Umum

Bank umum adalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional dan atau berdasarkan prinsip syariah yang dalam kegiatannya memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran. Sifat jasa yang diberikan adalah umum, dalam arti dapat memberikan seluruh jasa perbankan dalam seluruh wilayah kerjanya. Bank umum sering disebut dengan bank komersil

(commercial bank). Pada UU RI Nomor 10 ini ditetapkan bahwa Bank

Pembangunan dan Bank Tabungan berubah fungsinya menjadi Bank Umum. 2) Bank Perkreditan Rakyat (BPR)


(27)

Andriani Syafitri : Analisis Determinan Tunggakan Pembayaran Cicilan Kredit Pemilikan Rumah (KPR) pada P.T. Bank Tabungan Negara Cabang Medan, 2009.

USU Repository © 2009

Bank Perkreditan Rakyat (BPR) adalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional dan atau berdasarkan prinsip syariah yang dalam kegiatannya tidak memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran. Berdasarkan UU RI tersebut di atas juga ditetapkan bahwa Bank Desa, Bank Pasar, Lumbung Desa dan Bank Pegawai diubah fungsinya menjadi Bank Perkreditan Rakyat (BPR).

b. Dilihat dari segi kepemilikannya

Maksudnya adalah siapa saja yang memiliki bank tersebut. Berdasarkan kepemilikannya jenis bank terdiri dari :

1) Bank Milik Pemerintah

Bank ini didirikan dan diberi modal oleh pemerintah, sehingga seluruh keuntungan bank ini dimiliki oleh pemerintah pula. Contoh bank jenis ini adalah : Bank Negara Indonesia (BNI), Bank Rakyat Indonesia (BRI), Bank MANDIRI dan Bank Tabungan Negara (BTN). Bank milik pemerintah daerah (Pemda) atau BPD terdapat di daerah tingkat I dan tingkat II masing-masing provinsi.

2) Bank Milik Swasta Nasional

Bank jenis ini seluruh atau sebagian besarnya dimiliki oleh swasta nasional serta akte pendiriannya pun didirikan oleh swasta, begitu pula pembagian keuntungannnya untuk pihak swasta pula.


(28)

Andriani Syafitri : Analisis Determinan Tunggakan Pembayaran Cicilan Kredit Pemilikan Rumah (KPR) pada P.T. Bank Tabungan Negara Cabang Medan, 2009.

USU Repository © 2009

Contoh bank jenis ini adalah : Bank Muamalat, Bank Central Asia (BCA), Bank Danamon, Bank Lippo, Bank Niaga, dan bank- bank swasta nasional lainnya.

3) Bank Milik Koperasi

Pada bank jenis ini, kepemilikan saham-saham bank dimiliki oleh perusahaan yang berbadan hukum koperasi. Sebagai contohnya adalah Bank Umum Koperasi Indonesia (BUKOPIN).

4) Bank Milik Asing

Bank jenis ini merupakan cabang dari bank yang ada di luar negeri, baik milik swasta asing atau pemerintah asing. Jelas kepemilikannya dimiliki oleh pihak luar negeri. Contoh bank asing antara lain : ABN AMRO Bank, American, European Asian Bank Express Bank, Bank of America, Bank of Tokyo, dan bank swasta asing lainnya.

5) Bank Milik Campuran

Pada bank campuran, kepemilikan sahamnya secara mayoritas dipegang oleh warga negara Indonesia. Contoh bank campuran adalah : Bank Finconesia, Bank UJF Indonesia, Bank Sumitomo Mitsui Indonesia, Bank ANZ Panin, Rabobank International Indonesia, Bank Multicor, Bank Mizuho Indonesia, dan bank campuran lainnya.


(29)

Andriani Syafitri : Analisis Determinan Tunggakan Pembayaran Cicilan Kredit Pemilikan Rumah (KPR) pada P.T. Bank Tabungan Negara Cabang Medan, 2009.

USU Repository © 2009

Dilihat dari kemampuan melayani masyarakat bank umum dibagi menjadi 2 jenis, yaitu :

1) Bank Devisa

Bank devisa merupakan bank yang dapat melaksanakan transaksi ke luar negeri atau yang berhubungan dengan mata uang asing secara keseluruhan, misalnya transfer ke luar negeri, inkaso ke luar negeri, travelers cheque, pembukaan dan pembayaran letter of

credit dan transaksi lainnya. Persyaratan untuk menjadi bank devisa

ini ditentukan oleh Bank Indonesia. 2) Bank Non devisa

Bank non devisa merupakan bank yang belum mempunyai izin untuk melaksanakan transaksi sebagai bank devisa, sehingga tidak dapat melaksanakan transaksi seperti halnya bank devisa. Jadi, bank non devisa merupakan kebalikan dari bank devisa, dimana transaksi yang dilakukan masih dalam batas-batas negara.

d. Dilihat dari segi pembagian hasil atau pembayaran bunga

Berdasarkan cara menentukan harga baik harga jual maupun harga beli jenis bank adalah sebagai berikut :

1) Bank Berdasarkan Prinsip Konvensional

Mayoritas bank yang berkembang di Indonesia dewasa ini adalah bank yang berorientasi pada prinsip konvensional. Hal ini tidak


(30)

Andriani Syafitri : Analisis Determinan Tunggakan Pembayaran Cicilan Kredit Pemilikan Rumah (KPR) pada P.T. Bank Tabungan Negara Cabang Medan, 2009.

USU Repository © 2009

terlepas dari sejarah bangsa Indonesia dimana asal mulanya bank di Indonesia dibawa oleh kolonial Belanda.

Dalam mencari keuntungan dan menentukan harga kepada para nasabahnya, bank yang berdasarkan kepada prinsip konvensional menggunakan dua metode yaitu :

(a) Menetapkan bunga sebagai harga, baik untuk produk simpanan seperti giro, tabungan, maupun deposito. Demikian pula harga untuk produk pinjamannya (kredit) juga ditentukan berdasarkan tingkat suku bunga tertentu. Penentuan harga ini dikenal dengan istilah spread based.

(b) Untuk jasa-jasa bank lainnya, pihak perbankan barat menggunakan atau menerapkan berbagai biaya-biaya dalam nominal atau persentase tertentu. Sistem pengenaan biaya ini dikenal dengan istilah fee based.

2) Bank Berdasarkan Prinsip Syariah

Bank yang berdasarkan prinsip syariah belum lama berkembang di Indonesia. Namun di luar negeri terutama di Negara-negara Timur Tengah, jenis bank ini sudah cukup lama berkembang pesat. Bank yang berdasarkan prinsip syariah dalam penentuan harga produknya sangat berbeda dengan bank yang berdasarkan prinsip konvensional. Bank berdasarkan prinsip syariah adalah aturan


(31)

Andriani Syafitri : Analisis Determinan Tunggakan Pembayaran Cicilan Kredit Pemilikan Rumah (KPR) pada P.T. Bank Tabungan Negara Cabang Medan, 2009.

USU Repository © 2009

perjanjian berdasarkan hukum Islam antara bank dengan pihak lain untuk menyimpan dana atau pembiayaan usaha atau kegiatan perbankan lainnya.

Dalam menentukan harga atau mencari keuntungan bagi bank yang berdasarkan prinsip syariah adalah sebagai berikut:

(a) Pembiayaan berdasarkan prinsip bagi hasil (mudharabah) (b) Pembiayaan berdasarkan prinsip penyertaan modal

(musharakah)

(c) Prinsip jual beli dengan memperoleh keuntungan (murabahah) (d) Pembiayaan barang modal berdasarkan sewa murni tanpa

pilihan (ijarah)

(e) Atau pembiayaan dengan adanya pilihan pemindahan kepemilikan atas barang yang disewa dari pihak bank atau pihak lain (ijahwaraiqtina)

Sumber penentuan harga atau pelaksanaan kegiatan bank prinsip syariah dasar hukumnya adalah Al-qur’an dan Sunnah Rasul. Bank berdasarkan prinsip syariah mengharamkan penggunaan harga produknya dengan bunga tertentu. Bagi bank yang berdasarkan prinsip syariah, bunga adalah riba.


(32)

Andriani Syafitri : Analisis Determinan Tunggakan Pembayaran Cicilan Kredit Pemilikan Rumah (KPR) pada P.T. Bank Tabungan Negara Cabang Medan, 2009.

USU Repository © 2009

Yang dimaksud dengan sumber-sumber dana bank adalah usaha bank dalam menghimpun dana untuk membiayai operasinya. Hal ini sesuai dengan fungsinya bahwa bank adalah lembaga keuangan di mana kegiatan sehari-harinya adalah dalam bidang jual beli uang. Tentu saja sebelum menjual uang (memberikan pinjaman) bank harus terlebih dahulu membeli uang (menghimpun dana), sehingga dari selisih bunga tersebut bank mencari keuntungan.

Menurut Kasmir (2007:62), sumber-sumber dana bank tersebut adalah sebagai berikut:

a. Dana yang bersumber dari bank itu sendiri

Sumber dana ini merupakan sumber dana dari modal sendiri. Modal sendiri maksudnya adalah modal setoran dan para pemegang sahamnya. Secara garis besar, dapat disimpulkan pencarian dana sendiri terdiri dari: 1) Setoran modal dari pemegang saham

2) Cadangan-cadangan bank, maksudnya adalah cadangan-cadangan laba pada tahun lalu yang tidak dibagi kepada para pemegang sahamnya. Cadangan ini sengaja disediakan untuk mengantisipasi laba tahun yang akan datang.

3) Laba bank yang belum dibagi, merupakan laba yang memang belum dibagikan pada tahun yang bersangkutan, sehingga dapat dimanfaatkan sebagai modal untuk sementara waktu.


(33)

Andriani Syafitri : Analisis Determinan Tunggakan Pembayaran Cicilan Kredit Pemilikan Rumah (KPR) pada P.T. Bank Tabungan Negara Cabang Medan, 2009.

USU Repository © 2009

Sumber dana ini merupakan sumber dana terpenting bagi kegiatan operasi bank dan merupakan ukuran keberhasilan bank jika mampu membiayai operasinya dari sumber dana ini. Pencarian dana dari sumber ini relatif paling mudah jika dibandingkan dengan sumber lainnya dan pencarian dana dari sumber dana ini paling dominan, asal dapat memberikan bungan dan fasilitas menarik lainnya.

Adapun sumber dana dari masyarakat luas dapat dilakukan dalam bentuk:

1) Simpanan giro (demand deposit)

Simpanan giro merupakan simpanan yang dipercayakan oleh nasabah kepada bank, yang penarikannya dapat dilakukan sewaktu-waktu oleh nasabah dengan menggunakan cek, bilyet giro, ataupun pemindahbukuan. Nasabah yang menyimpan dananya pada bank akan memperoleh balas jasa yang disebut dengan jasa giro. Jasa giro lebih kecil nilainya bila dibandingkan dengan bunga tabungan dan depsito. Dan besarnya juga berbeda untuk setiap bank, tergantung kepada bank yang bersangkutan.

2) Simpanan tabungan(saving deposit)

Simpanan tabungan adalah simpanan yang penarikannya menggunakan alat-alat penarikan tertentu, yang berbeda dengan simpanan giro, sesuai dengan perjanjian yang telah disepakati antara


(34)

Andriani Syafitri : Analisis Determinan Tunggakan Pembayaran Cicilan Kredit Pemilikan Rumah (KPR) pada P.T. Bank Tabungan Negara Cabang Medan, 2009.

USU Repository © 2009

nasabah dan bank. Pada umumnya alat-alat penarikan yang biasa digunakan dalam simpanan tabungan adalah buku tabungan, slip penarikan, kuitansi, dan ATM. Balas jasa bank yang diberikan kepada nasabah untuk simpanan tabungan disebut dengan bunga tabungan. 3) Simpanan deposito (time deposit)

Simpanan deposito adalah simpanan yang dipercayakan oleh nasabah kepada bank dalam jangka waktu yang telah disepakati, dan penarikannya hanya dapat dilakukan pada waktu yang juga telah disepakati keduanya. Beberapa jenis deposito diantaranya yaitu, deposito berjangka, setifikat deposito, dan deposito on call. Balas jasa yang diberikan oleh bank atas deposito disebut bunga deposito, dan umumnya lebih besar bila dibandingkan jasa giro dan bunga tabungan.

c. Dana yang bersumber dari lembaga lainnya

Sumber dana yang ketiga ini merupakan tambahan jika bank mengalami kesulitan dalam pencarian sumber dana pertama dan kedua di atas. Pencarian dana dari sumber ini antara lain dapat diperoleh dari:

1) Kredit likuiditas dari Bank Indonesia, merupakan kredit yang diberikan Bank Indonesia kepada bank-bank yang mengalami kesulitan likuiditasnya. Kredit likuisitas ini juga diberikan kepada pembiayaan sektor-sektor tertentu.


(35)

Andriani Syafitri : Analisis Determinan Tunggakan Pembayaran Cicilan Kredit Pemilikan Rumah (KPR) pada P.T. Bank Tabungan Negara Cabang Medan, 2009.

USU Repository © 2009

2) Pinjaman antarbank (call money), pada umumnya diberikan kepada bank-bank yang mengalami kalah kliring di dalam lembaga klirin. Pinjaman ini bersifat jangka pendek dengan bunga yang relatif tinggi. 3) Pinjaman dari bank-bank luar negeri, merupakan pinjaman yang

diperoleh oleh perbankan dari pihak luar negeri.

4) Surat Berharga Pasar Uang (SBPU). Dalam hal ini pihak perbankan menerbitkan SBPU kemudian diperjualbelikan kepada pihak yang berminat, baik perusahaan keuangan maupun non keuangan.

2.2 Kredit

2.2.1 Pengertian Kredit

Kredit berasal dari bahasa Yunani, credere, yang berarti kepercayaan. Defenisi kredit dalam arti ekonomi adalah suatu penundaan pembayaran dari prestasi yang diberikan seseorang, baik dalam bentuk barang, uang maupun jasa.

Dengan demikian istilah kredit memiliki arti khusus, yaitu meminjamkan uang atau penundaan pembayaran. Apabila orang mengatakan membeli secara kredit, maka hal itu berarti si pembeli tidak harus membayarnya pada saat itu juga (Budi Untung 2005:1). Artinya, uang atau barang yang diterima sekarang akan dikembalikan atau dibayar pada masa yang akan datang.


(36)

Andriani Syafitri : Analisis Determinan Tunggakan Pembayaran Cicilan Kredit Pemilikan Rumah (KPR) pada P.T. Bank Tabungan Negara Cabang Medan, 2009.

USU Repository © 2009

Defenisi kredit menurut undang-undang nomor 10 tahun 1998 pasal 1 butir 11 tentang perbankan adalah: “ kredit adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam meminjam antara bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak peminjam untuk melunasi utangnya setelah jangka waktu tertentu dengan jumlah bunga, imbalan atau pembagian keuntungan”.

Berdasarkan pengertian di atas, dapat dilihat bahwa unsur kredit yang utama adalah kepercayaan dan waktu. Kepercayaan dalam hal ini adalah bahwa pemberi kredit berkeyakinan bahwa prestasi (uang, jasa, atau barang) yang diberikan kepada debitur akan benar-benar diterimanya dimasa yang akan datang. Unsur waktu adalah bahwa antara pemberian kredit dan pengembaliannya dibatasi oleh waktu tertentu.

2.2.2 Tujuan dan Fungsi Kredit

Kredit erat kaitannya dengan pengadaan modal suatu badan usaha, dimana dalam menjalankan usahanya pihak manajemen berusaha untuk memperoleh tambahan modal dari berbagai sumber, termasuk diantaranya melalui kredit.

Tujuan pemberian fasilitas kredit oleh bank kepada nasabah tidak akan terlepas dari misi bank tersebut didirikan. Pada umumnya, tujuan utama pemberian fasilitas kredit tersebut, yaitu:


(37)

Andriani Syafitri : Analisis Determinan Tunggakan Pembayaran Cicilan Kredit Pemilikan Rumah (KPR) pada P.T. Bank Tabungan Negara Cabang Medan, 2009.

USU Repository © 2009

b. Membantu usaha nasabah c. Membantu pemerintah

Selain itu, kredit juga turut berperan dalam perekonomian dan kehidupan masyarakat. Beberapa fungsi kredit, yaitu:

a. Kredit meningkatkan daya guna uang

b. Kredit meningkatkan peredaran dan lalu lintas uang c. Kredit meningkatkan daya guna barang

d. Kredit meningkatkan peredaran barang

e. Kredit sebagai salah satu alat stabilitas ekonomi f. Kredit mampu meningkatkan kegairahan usaha. g. Kredit mampu meningkatkan pemerataan pendapatan h. Kredit dapat meningkatkan hubungan internasional

2.2.3 Jenis-jenis Kredit

Kredit yang disalurkan bank kepada nasabah, terdiri dari beberapa jenis. Secara umum, kredit dapat digolongkan berdasarkan beberapa jenis. Penggolongan ini dapat dibedakan lagi atas beberapa segi, antara lain:

a. Dilihat dari segi kegunaan

1) Kredit investasi, yaitu kredit yang digunakan untuk melakukan perluasan usaha, atau keperluan rehabilitasi. Contohnya adalah kredit


(38)

Andriani Syafitri : Analisis Determinan Tunggakan Pembayaran Cicilan Kredit Pemilikan Rumah (KPR) pada P.T. Bank Tabungan Negara Cabang Medan, 2009.

USU Repository © 2009

yang digunakan untuk membangun pabrik baru atau membeli mesin-mesin baru.

2) Kredit modal kerja, yaitu kredit yang digunakan untuk operasional usaha dan mampu meningkat produksi usaha. Contohnya kredit yang digunakan untuk membeli bahan baku, membayar gaji pegawai, atau biaya lainnya yang berkaitan dengan operasional usaha.

b. Dilihat dari segi tujuan kredit

1) Kredit produktif, adalah kredit yang diberikan untuk menghasilkan barang atau jasa. Pada umumnya kredit jenis ini dipergunakan untuk produksi dan investasi.

2) Kredit konsumtif, adalah kredit yang digunakan untuk keperluan konsumsi pribadi debitur. Contohnya adalah kredit pemilikan rumah dan kredit mobil.

3) Kredit perdagangan, adalah kredit yang diberikan untuk keperluan perdagangan, yang pembayarannya dilakukan dari hasil perdagangan barang dan jasa tersebut. Salah satu contohnya adalah kredit yang diberikan kepada pedagang-pedagang besar.

c. Dilihat dari segi jangka waktu

1) Kredit jangka pendek, yaitu kredit yang jangka waktu pengembaliannya kurang dari satu tahun. Contohnya kredit untuk tanaman palawija.


(39)

Andriani Syafitri : Analisis Determinan Tunggakan Pembayaran Cicilan Kredit Pemilikan Rumah (KPR) pada P.T. Bank Tabungan Negara Cabang Medan, 2009.

USU Repository © 2009

2) Kredit jangka panjang, yaitu kredit yang jangka waktu pengembaliannya antara 1 sampai dengan 3 tahun. Contohnya kredit untuk pertanian.

3) Kredit jangka panjang, yaitu kredit yang memiliki jangka waktu pengembalian lebih dari 5 tahun. Pada umumnya kredit ini diberikan untuk kegiatan investasi jangka panjang ataupun untuk kredit konsumtif. Contohnya, kredit untuk perkebunan karet dan kredit kepemilikan rumah.

d. Dilihat dari segi jaminan 1) Kredit dengan jaminan

Kredit yang diberikan oleh bank dengan jaminan dari nasabah. Jaminan ini bisa berupa benda berwujud berupa barang-barang yang tidak mudah menyusut nilainya, eperti tanah, bangunan, ataupun kendaraan bermotor. Jaminan tersebut dapat pula berupa benda tidak berwujud seperti sertifikat saham, sertifikat deposito, wesel dan surat-surat berharga lainnya.

2) Kredit tanpa jaminan

Kredit yang diberikan oleh bank tanpa adanya jaminan dari nasabah, dengan melihat prospek usaha dan loyalitas nasabah. Pada umumnya, kredit ini diberikan kepada perusahaan profesional atau dengan pertimbangan untuk pengusaha-pengusaha lemah.


(40)

Andriani Syafitri : Analisis Determinan Tunggakan Pembayaran Cicilan Kredit Pemilikan Rumah (KPR) pada P.T. Bank Tabungan Negara Cabang Medan, 2009.

USU Repository © 2009

e. Dilihat dari segi sektor usaha

1) Kredit pertanian, merupakan kredit yang dibiayai untuk sektor perkebunan atau pertanian rakyat.

2) Kredit peternakan, dalam jangka pendek misalnya untuk peternakan ayam dan dalam jangka seperti untuk peternakan kambing.

3) Kredit industri, yaitu kredit yang digunakan untuk membiayai industri kecil, menengah ataupun besar.

4) Kredit pertambangan, pada umumnya kredit dierikan untuk jenis usaha tambang jangka panjang.

5) Kredit pendidikan, merupakan kresit yang diberikan untuk membangun sarana dan prasarana pendidikan atau dapat pula berupa kredit yang diberikan untuk mahasiswa.

6) Kredit profesi, diberikan kepada para profesional seperti dosen, dokter atau pengacara.

7) Kredit perumahan, yaitu kredit yang digunakan untuk membiayai pembangunan atau pembelian perumahan.

8) Kredit untuk sektor-sektor lainnya.


(41)

Andriani Syafitri : Analisis Determinan Tunggakan Pembayaran Cicilan Kredit Pemilikan Rumah (KPR) pada P.T. Bank Tabungan Negara Cabang Medan, 2009.

USU Repository © 2009

Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, unsur kredit yang utama adalah kepercayaan dan waktu. Namun, jika kita berbicara mengenai kredit secara keseluruhan, maka kita juga akan berbicara menganai unsur-unsur yang yeng terkandung di dalamnya secara keseluruhan. Unsur-unsur yang terkandung dalam suatu fasilitas kredit tidak hanya unsur kepercayaan dan waktu, tetapi terdapat beberapa unsur lainnya.

Adapun unsur-unsur kredit yang terkandung dalam pemberian suatu fasilitas kredit adalah sebagai berikut:

a. Kepercayaan, yaitu suatu keyakinan pemberi kredit bahwa kredit yang diberikan akan benar-benar diterima kembali pada masa yang akan datang. Kepercayaan ini dapat diperoleh melalui peyelidikan mengenai kepribadian, kondisi usaha dan loyalitas nasabah, baik dari interen ataupun eksteren.

b. Kesepakatan, yaitu kesepakatan mengenai segala sesuatu yang berhubungan dengan kredit, yang dituangkan dalam suatu perjanjian kredit sesuai dengan kesepakatan pihak bank dan nasabah.

c. Jangka waktu, yaitu mengenai jangka waktu pengembalian kredit yang diberikan oleh bank. Jangka waktu ini bisa berbentuk jangka pendek, jangka menengah atau jangka panjang.

d. Resiko, yaitu kemungkinan tidak kembalinya kredit yang bisa saja disebabkan oleh berbagai faktor, baik yang disengaja ataupun tidak. Semakin panjang jangka waktu pengembalian kredit, maka akan semakin besar tingkat resiko


(42)

Andriani Syafitri : Analisis Determinan Tunggakan Pembayaran Cicilan Kredit Pemilikan Rumah (KPR) pada P.T. Bank Tabungan Negara Cabang Medan, 2009.

USU Repository © 2009

kredit. Sebaliknya, semakin pendek jangka waktu pengembalian kredit, maka akan semakin kecil tingkat resiko pengembalian kredit.

e. Balas jasa, merupakan bunga yang harus dibayarkan oleh nasabah kepada bank atas peminjaman sejumlah dana, yang lebih dikenal dengan istilah bunga kredit. Bunga kredit merupakan keuntungan yang berhak diperoleh bank atas pemberian fasilitas kredit.

2.2.5 Penilaian Kredit

Dalam melaksanakan tugasnya untuk menyalurkan dana kepada masyarakat, bank tidak dapat memberikan fasilitas kredit begitu saja. Sebelum memberikan kredit, suatu tim atau organisasi perkreditan melakukan analisis kredit yang disebut dengan penilaian kredit. Penilaian kredit ini dimaksudkan agar pemberian kredit tersebut mencapai sasaran yang tepat, lebih terarah, memberikan hasil dan aman. Dalam melakukan penilaian kredit, aspek-aspek dan kriteria-kriteria yang dinilai oleh setiap bank adalah sama. Pada umumnya, bank melakukan pernilaian kredit dengan analisis 5C dan 7P.

Penilaian kredit menggunakan 5C, meliputi:

a. Character, merupakan penilaian terhadap kepribadian dan watak nasabah

untuk mengetahui apakah nasabah yang akan diberikan dapat dipercaya, sehingga pengembalian kredit dapat berjalan lancar.


(43)

Andriani Syafitri : Analisis Determinan Tunggakan Pembayaran Cicilan Kredit Pemilikan Rumah (KPR) pada P.T. Bank Tabungan Negara Cabang Medan, 2009.

USU Repository © 2009

b. Capacity, merupakan penilaian terhadap kemampuan nasabah untuk

mengelola usahanya, sehingga bank dapat mengetahui kemampuan nasabah dalam mempergunakan kredit yang diberikan. Penilaian ini akan membantu bank dalam memperkirakan kemampuan nasabah untuk mengembalikan kredit.

c. Capital, bertujuan mengetahui apakah penggunaan modal usaha oleh nasabah

cukup efektif. Hal ini dapat terlihat dari laporan keuangan usaha.

d. Colleteral, merupakan jaminan yang diberikan oleh nasabah dalam

memperoleh kredit guna mengantisipasi pengembalian kredit yang bermasalah oleh nasabah. Jaminan yang diagunkan oleh nasabah merupakan jaminan yang nilainya tidak mudah terdepresiasi dalam jangka waktu panjang, dan terjamin keabsahannya. Selain itu, nilai jaminan haruslah lebih besar daripada nilai fasilitas kredit yang disalurkan.

e. Condition, merupakan penilaian terhadap berbagai keadaan, baik keadaan

ekonomi maupun politik saat ini atau pada masa yang akan datang, terutama keadaan sektor usaha yang dijalankan nasabah, sehingga bank dapat meramalkan prospek nasabah.

Selain menggunakan penilaian 5C, penilaian lain yang juga sering digunakan oleh bank dalam melakukan analisis penilaia kredit adalah metode analisis 7P, yaitu:


(44)

Andriani Syafitri : Analisis Determinan Tunggakan Pembayaran Cicilan Kredit Pemilikan Rumah (KPR) pada P.T. Bank Tabungan Negara Cabang Medan, 2009.

USU Repository © 2009

a. Personality, yaitu melakukan penilaian terhadap kepribadian, emosi ataupun

perilaku sehari-hari ataupun masa lalu nasabah.

b. Party, yaitu pengklasifikasian nasabah ke dalam golongan-golongan tertentu

berdasarkan modal, loyalitas dan karakternya. Sehingga setiap golongan nasabah mendapatkan fasilitas yang berbeda dari bank.

c. Purpose, yaitu untuk mengetahui tujuan dan jenis kredit yang diajukan oleh

nasabah.

d. Prospect, yaitu melakukan penilaian terhadap keberhasilan kelangsungan

usaha nasabah, sehingga bank dapat mengetahui peluang keberhasilan usaha nasabah di kemudian hari.

e. Payment, yaitu penilaian yang berkaitan dengan cara dan sumber pembayaran

kembali fasilitas kredit yang telah disalurkan oleh bank.

f. Profitability, yaitu penilaian terhadap kemampuan nasabah untuk memperoleh

keuntungan dalam menjalankan usahanya, terlebih dengan tambahan modal usaha melalui kredit yang disalurkan.

g. Protection, bertujuan untuk mejaga agar usaha dan jaminan dapat terlindungi.

Bentuk perlindungan ini dapat berupa jaminan asuransi.


(45)

Andriani Syafitri : Analisis Determinan Tunggakan Pembayaran Cicilan Kredit Pemilikan Rumah (KPR) pada P.T. Bank Tabungan Negara Cabang Medan, 2009.

USU Repository © 2009

Disamping melakukan penilaian kredit untuk mengetahui apakah nasabah layak untuk memperoleh fasilitas kredit, bank juga harus mempertimbangkan beberapa aspek dalam memberikan fasilitas kredit

Aspek-aspek yang juga turut menjadi pertimbangan bank dalam penyaluran kredit, yaitu:

a. Aspek pemasaran

Yaitu aspek yang mempertimbangkan permintaan efektif dari produk barang/jasa yang direncanakan oleh calon debitur dengan tujuan untuk melihat apakah produk yang direncanakan dapat diserap pasar, sehingga hasil penjualan dapat mengembalikan pinjamannya.

b. Aspek teknis produksi

Penilaian terhadap aspek ini meliputi kelancaran produksi, kapasitas produksi, mesin-mesin dan peralatan, ketersediaan dan kontiunitas bahan baku serta kualitas tenaga kerja yang dimiliki.

c. Aspek manajemen

Perlu diperhatikan struktur organisasi dan anggota-anggota manajemen termasuk kemampuan dan pengalamannya serta pola-pola kepemimpinan yang diterapkan oleh top manajemen.


(46)

Andriani Syafitri : Analisis Determinan Tunggakan Pembayaran Cicilan Kredit Pemilikan Rumah (KPR) pada P.T. Bank Tabungan Negara Cabang Medan, 2009.

USU Repository © 2009

Meliputi keadaan keuangan perusahaan debitur yang akan dibiayai. Untuk itu perlu diperoleh data-data laporan keuangan, arus dana, realisasi, produksi, pembelian dan penjualan.

e. Aspek yuridis

Meliputi status hukum badan usaha misalnya akte pendirian yang telah disahkan oleh yang berwenang, legalitas usaha meliputi kelengkapan izin usaha dan legalitas barang-barang jaminan

f. Aspek sosial ekonomi

Penilaian ini untuk mengetahui apakah usaha yang akan dibiayai dengan kredit bank tersebut diterima atau memberi dampak positif atau negatif terhadap lingkungan masyarakat setempat.

2.2.7 Pengawasan Kredit

Pengawasan kredit yang dilakukan oleh bank setelah kredit dicairkan, merupakan salah satu kunci utama dari keberhasilan pemberian kredit, selain ketajaman dan ketelitian yang dilakukan sewaktu melakukan analisis kredit. Pengawasan ini dimaksudkan untuk memperkecil kemungkinan terjadinya kredit macet, khususnya kegagalan pengembalian kredit oleh debitur. Terjadinya kredit bermasalah, terutama disebabkan oleh kelalaian bank dalam melakukan pengawasan kredit.


(47)

Andriani Syafitri : Analisis Determinan Tunggakan Pembayaran Cicilan Kredit Pemilikan Rumah (KPR) pada P.T. Bank Tabungan Negara Cabang Medan, 2009.

USU Repository © 2009

a. Adanya administrasi kredit yang memadai dan menggunakan cara mutakhir seperti online system.

b. Keharusan bagi nasabah untuk menyampaikan laporan berkala atas jenis-jenis laporan yang telah dituangkan dalam perjanjian kredit.

c. Keharusan bagi account officer bank untuk melakukan kunjungan ke debitur, untuk melihat perkembangan usaha yang dibiayai oleh proyek tersebut.

d. Adanya konsultasi yang terstruktur antara pihak bank dan debitur, terutama apabila debitur mengalami masalah pada uisahanya atau mulai menunjukkan kemungkinan terjadinya kemacetan pembayaran.

e. Adanya suatu sistem peringatan pada administrasi bank, misalnya perbandingan nilai agunan dengan sisa pinjaman kredit, dan posisi nasabah berdasarkan kolektibilitas kreditnya pada setiap waktu apakah masih tergolong lancar atau kurang lancar bahkan macet.

2.2.8 Kredit Bermasalah

Perkembangan pemberian kredit yang paling tidak menggembirakan bagi pihak bank adalah apabila kredit yang disalurkannya ternyata menjadi kredit bermasalah atau Non Performing Loan (NPL). NPL terutama disebabkan oleh kegagalan pihak debitur memenuhi kewajibannya untuk membayar angsuran pokok kredit beserta bunga yang telah disepakati oleh kedua belah pihak dalam perjanjian


(48)

Andriani Syafitri : Analisis Determinan Tunggakan Pembayaran Cicilan Kredit Pemilikan Rumah (KPR) pada P.T. Bank Tabungan Negara Cabang Medan, 2009.

USU Repository © 2009

kredit, namun dapat pula disebabkan oleh kesalahan bank terutama pada waktu proses penilaian kredit.

Penggolongan suatu kredit untuk dinyatakan sebagai kredit bermasalah, berkaitan dengan tingkat kolektibilitas kredit yang ditentukan oleh Bank Indonesia, sebagai berikut:

a. Kredit lancar adalah kredit yang tidak mengalami penundaan dan pengembalian pokok pinjaman maupun pembayaran bunga.

b. Kredit dengan perhatian khusus adalah kredit yang pengembalian pokok pinjaman dan pembayaran bunganya mengalami penundaan selama 1 hari sampai 90 hari.

c. Kredit kurang lancar adalah kredit yang pengembalian pokok pinjaman dan pembayaran bunganya mengalami penundaan selama 91 hari sampai 180 hari. d. Kredit diragukan adalah kredit yang pengembalian pokok pinjaman dan

pembayaran bunganya telah mengalami penundaan selama 181 hari sampai 270 hari.

e. Kredit macet adalah kredit yang pengembalian pokok pinjaman dan pembayaran bunganya telah mengalami penundaan yang telah melampaui 271 hari.


(49)

Andriani Syafitri : Analisis Determinan Tunggakan Pembayaran Cicilan Kredit Pemilikan Rumah (KPR) pada P.T. Bank Tabungan Negara Cabang Medan, 2009.

USU Repository © 2009

Berdasarkan Surat Keputusan Direksi Bank Indonesia nomor 31/147/KEP/DIR tanggal 12 November 1998, yang digolongkan kepada kredit macet adalah kredit dengan kolektibilitas kurang lancar, diragukan, dan macet.

Beberapa dampak dari NPL bagi pihak bank adalah:

a. Hilangnya kesempatan untuk memperoleh pendapatan dari kredit yang telah disalurkan.

b. Rasio kualitas aktiva produktif atau yang dikenal dengan BDR (Bad Debt

Ratio) menjadi semakin besar, menunjukkan situasi yang semakin memburuk.

c. Bank harus menyisihkan modalnya untuk cadangan aktiva produktif, dan akan berdampak pada CAR (Capital Adequacy Ratio).

d. ROA (Return On Asset) akan mengalami penurunan.

e. BDR, CAR dan ROA yang memburuk akan berpengaruh pada menurunnya tingkat kesehatan bank berdasarkan metode CAMEL.

2.2.9 Penyelamatan Kredit Bermasalah

Penyelamatan kredit merupakan usaha yang dilakukan oleh bank terhadap kredit yang digolongkan sebagai kredit bermasalah. Penyelamatan kredit dimaksud sebagai upaya menyelesaikan kredit yang tergolong kedalam NPL setelah semua upaya pembinaan kredit dilakukan.

Beberapa cara pendekatan yang dapat dipertimbangkan dalam upaya penyelamatan kredit bermasalah adalah sebagai berikut:


(50)

Andriani Syafitri : Analisis Determinan Tunggakan Pembayaran Cicilan Kredit Pemilikan Rumah (KPR) pada P.T. Bank Tabungan Negara Cabang Medan, 2009.

USU Repository © 2009

a. Rescheduling (Penjadwalan ulang)

Yaitu pengubahan persyaratan kredit yang hanya menyangkut jadwal pembayaran kredit dan atau jangka waktu kredit. Dalam proses ini tunggakan pokok dan bunga dijumlahkan untuk kemudian dijadwal ulang pembayarannya dan disesuaikan dengan kemampuan membayar debitur.

b. Reconditioning (Persyaratan ulang)

Yaitu pengubahan sebagian atau seluruh syarat-syarat kredit yang semula disepakati seperti di dalam surat perjanjian kredit, dengan memperhatikan masalah-masalah yang dihadapi oleh debitur dalam pelaksanaan usahanya.

c. Restructurining (Penataan ulang)

Yaitu pengubahan komposisi pembiayaan usaha debitur yang mendasari pemberian kredit. Bisa saja berupa penambahan dana dari bank atau justru pengurangan porsi pinjaman.

d. Kombinasi 3R

Bila dianggap perlu, bank dapat melakukan berbagai kombinasi dari tindakan rescheduling, reconditioning, dan restructuring tersebut, yakni:

1) Rescheduling dan reconditioning

2) Rescheduling dan restructuring

3) Restructuring dan reconditioning


(51)

Andriani Syafitri : Analisis Determinan Tunggakan Pembayaran Cicilan Kredit Pemilikan Rumah (KPR) pada P.T. Bank Tabungan Negara Cabang Medan, 2009.

USU Repository © 2009

e. Eksekusi barang jaminan

Jika semua usaha penyelamatan di atas telah diupayakan, namun tidak juga mampu menyelesaikan kewajibannya kepada bank, maka jalan terakhir adalah bank melakukan eksekusi terhadap agunan nasabah.

2.3 Inflasi

2.3.1 Pengertian Inflasi

Inflasi adalah keadaan yang menyebabkan harga barang dan jasa tersu mengalami kenaikan dalam jangka waktu panjang. Kenaikan harga bahan mentah yang diimpor, kenaikan harga bahan bakar, defisit dalam anggaran pemerintah, pinjaman sistem bank yang berlebihan, dan kegiatan investasi yang sangat pesat perkembangannya merupakan beberapa contoh dari keadaan-keadaan dalam perekonomian yang dapat menimbulkan inflasi.

Beberapa ahli memberikan pendapatnya mengenai definisi inflasi. Diantaranya adalah Boediono (2001), yang menyebutkan inflasi adalah kecenderungan kenaikan harga barang dan jasa secara umum, yang berlangsung terus menerus. Kenaikan harga satu atau dua barang saja tidak dapat disebut inflasi, terkecuali kenaikan harga tersebut meluas kemana-mana.


(52)

Andriani Syafitri : Analisis Determinan Tunggakan Pembayaran Cicilan Kredit Pemilikan Rumah (KPR) pada P.T. Bank Tabungan Negara Cabang Medan, 2009.

USU Repository © 2009

Definisi lain mengenai inflasi adalah suatu keadaan yang mengindikasikan semakin melemahnya daya beli yang diikuti dengan semakin merosotnya nilai riil (intrinsik) mata uang suatu negara (Tajul Khalwaty, 2000:5).

Dengan demikian, Secara umum, inflasi dapat diartikan sebagai penurunan daya beli masyarakat sebagai akibat terjadinya kenaikan harga barang dan jasa secara terus menerus.

2.3.2 Jenis-jenis Inflasi

Dalam ilmu ekonomi, inflasi dapat dibedakan menjadi beberapa jenis dalam berbagai kategori, yang ditentukan berdasarkan beberapa hal, yaitu:

a. Menurut derajat atau bobotnya

1) Inflasi ringan, adalah inflasi dengan laju pertumbuhan yang berlangsung dengan perlahan dan berada pada posisi satu digit atau di bawah 10% per tahun (single digit).

2) Inflasi sedang, adalah inflasi dengan tingkat laju pertumbuhan berada di antara 10% sampai 30% per tahun atau melebihi dua digit dan sangat mengancam struktur perekonomian suatu negara.

3) Inflasi berat, adalah inflasi dengan laju pertumbuhan 30% sampai 100% per tahun. Dengan kondisi demikian, sektor-sektor produksi hampir lumpuh total, kecuali sektor yang dikuasai oleh negara.


(53)

Andriani Syafitri : Analisis Determinan Tunggakan Pembayaran Cicilan Kredit Pemilikan Rumah (KPR) pada P.T. Bank Tabungan Negara Cabang Medan, 2009.

USU Repository © 2009

4) Inflasi sangat berat, disebut juga hyper inflation, adalah inflasi dengan laju pertumbuhan melampaui 100% per tahun, sebagaimana terjadi pada masa Perang Dnia II. Untuk keperluan perang terpaksa harus dibiayai dengan cara mencetak uang secara berlebihan.

b. Menurut penyebabnya

1) Demand Pull Inflation, inflasi ini terjadi karena permintaan dalam

negeri (baik masyarakat maupun pemerintah) terhadap berbagai barang sangat kuat serta melebihi out put yang ada dalam perekonomian tersebut. Akibatnya, akan menarik (pull) kurva permintaan agregat ke arah kanan atas, sehingga terjadi excess

demand, yang merupakan inflationary gap. Adapun bentuk kurva dari Demand Pull Inflation terdapat pada gambar 2.1 berikut ini.

P

AD1 AS AD

P1 E1 E0

P0

AS AD1 AD


(54)

Andriani Syafitri : Analisis Determinan Tunggakan Pembayaran Cicilan Kredit Pemilikan Rumah (KPR) pada P.T. Bank Tabungan Negara Cabang Medan, 2009.

USU Repository © 2009

0 Y0 Y1 Y Gambar 2.1

Kurva Demand Pull Inflation Dimana:

AD = Permintaan agregat (Agregate Demand) AS = Penawaran agregat (Agregate Supply) E = Titik keseimbangan (Equilibrium) P = Harga (Price)

Y = Out put

2) Cost push inflation, pada jenis inflasi ini, kenaikan harga terjadi

karena adanya kenaikan biaya produksi (cost push inflation), atau dapat pula terjadi karena buruh menuntut kenaikan upah (wage push

inflation). Hal ini menyebabkan bergesernya aggregate supply curve

ke arah kiri atas, seperti yang terlihat pada gambar 2.2 berikut ini. P

AD AS1

AS

P0 E2

P1 E1


(55)

Andriani Syafitri : Analisis Determinan Tunggakan Pembayaran Cicilan Kredit Pemilikan Rumah (KPR) pada P.T. Bank Tabungan Negara Cabang Medan, 2009.

USU Repository © 2009

AS

0 Yo Y1 Y

Gambar 2.2

Kurva Cost Push Inflation

3) Combined inflation, yaitu inflasi yang timbul karena pengaruh

pergeseran permintaan dan penawaran masyarakat. Dengan demikian harga yang timbul disebabkan oleh permintaan masyarakat yang kuat dan juga adanya tuntutan dari buruh atau pengusaha yang menyebabkan kenaikan ongkos. Dapat dilihat pada gambar 2.3 di bawah ini.

P

AD AD1 AS AS1

P1 E2

P0 E1

AS AS1 AD AD1

0 Y0 Y1 Y Gambar 2.3


(56)

Andriani Syafitri : Analisis Determinan Tunggakan Pembayaran Cicilan Kredit Pemilikan Rumah (KPR) pada P.T. Bank Tabungan Negara Cabang Medan, 2009.

USU Repository © 2009

c. Menurut asalnya

1) Domestic inflation, inflasi yang berasal dari dalam negeri. Kenaikan

harga-harga disebabkan karena adanya kejutan (shock)dari dalam negeri.

2) Imported inflation, inflasi yang terjadi di dalam negeri karena adnya

pengaruh kenaikan harga dari luar negeri, yang memiliki hubungan perdagangan dengan negara bersangkutan.

d. Menurut intensitas inflasi

1) Creeping inflation atau mild inflation atau inflasi merayap, adalah

inflasi yang terjadi dengan laju pertumbuhan berlangsung lamabt (merayap). Jenis inflasi ini biasanya terjadi di negara-negara sedang berkembang karena terjadinya melekat dengan pembangunan itu sendiri.

2) Hyper inflation atau galloping inflation adalah inflasi yang sangat

berat yang timbul akibat adanya kenaikan harga-harga umum yang berlangsung sangat cepat. Hyper inflation sangat berbahaya karena dapat merusak struktur perekonomian negara.


(57)

Andriani Syafitri : Analisis Determinan Tunggakan Pembayaran Cicilan Kredit Pemilikan Rumah (KPR) pada P.T. Bank Tabungan Negara Cabang Medan, 2009.

USU Repository © 2009

2.3.3 Cara mengukur inflasi

Terdapat banyak cara untuk mengukur laju pertumbuhan inflasi. Beberapa diantaranya adalah:

a. Angka harga umum (general price)

Cara umum yang digunakan untuk mengukur inflasi adalah dengan menggunakan angka harga umum (general price). Formulasi umum yang digunakan adalah sebagai berikut:

LIt =

Dimana :

LIt = Laju inflasi pada periode t HUt = Harga umum pada periode t HUt-1 = Harga umum pada periode t-1

Dalam banyak penelitian empiris, khususnya di negara sedang berkembang, pengamat atau peneliti ekonomi sering dihadapkan pada suatu kesulitan untuk mendapatkan angka-angka harga umum. Berbagai cara untuk mendapatkan taksiran harga umum dan laju inflasi telah banyak dicoba,

HUt – HUt-1 HUt-1


(58)

Andriani Syafitri : Analisis Determinan Tunggakan Pembayaran Cicilan Kredit Pemilikan Rumah (KPR) pada P.T. Bank Tabungan Negara Cabang Medan, 2009.

USU Repository © 2009

walaupun terkadang antara penaksir yang satu dengan dengan yang lain menghasilkan angka dan pengaruh yang berbeda.

b. Angka deflator PNB (Produk Nasional Bruto)

Besaran ini dapat diformulasikan sebagai berikut:

AD =

Dimana:

AD = Angka deflator Produk Nasional Bruto

Yb = Produk Nasional Bruto menurut harga berlaku Yk = Produk Nasional Bruto menurut harga konstan

Kemudian, inflasi dihitung dengan cara:

LIt = Dimana:

LIt = Laju inflasi pada periode t

ADt = Angka deflasi PNB pada periode t Adt-1 = Angka deflator PNB pada periode t-1

Yb Yk

ADt - ADt-1 ADt-1


(59)

Andriani Syafitri : Analisis Determinan Tunggakan Pembayaran Cicilan Kredit Pemilikan Rumah (KPR) pada P.T. Bank Tabungan Negara Cabang Medan, 2009.

USU Repository © 2009

Kelemahan dari cara ini adalah sulitnya diperoleh angka deflator PNB bulanan, triwulan atau semester sehingga kita hanya mempunyai angka deflator dari laju inflasi tahunan.

c. Indeks Harga Konsumen (IHK)

Pendekatan ini paling banyak dipergunakan dalam menghitung inflasi, hal ini disebabkan data Indeks Harga Konsumen dapat diperoleh dalam bentuk bulanan, triwulan, ataupun tahunan.

Model dari bentuk Indeks Harga Konsumen adalah sebagai berikut:

LIt = x 100 %

Dimana:

LIt = Laju inflasi pada periode t

IHKt = Indeks Harga Konsumen pada periode t IHKt-1 = Indeks Harga Konsumen pada periode t-1

Kelenahan dari indeks ini yaitu karena sangat dipengaruhi oleh fluktuasi harga-harga barang yang mempengaruhi indeks biaya hidup konsumen, terutama harga kebutuhan barang-barang pokok.

d. Atas harga barang yang diharapkan

IHKt – IHKt - 1 IHKt - 1


(60)

Andriani Syafitri : Analisis Determinan Tunggakan Pembayaran Cicilan Kredit Pemilikan Rumah (KPR) pada P.T. Bank Tabungan Negara Cabang Medan, 2009.

USU Repository © 2009

Sejak berkembangnya teori rational expectation, cara ini sering ditunjukkan. Cara ini menitikberatkan pada perhitungan harga dan laju inflasi pada periode yang berlaku, dan yang ditonjolkan adalah peranan harga yang diharapkan pada periode yang akan datang untuk menghitung laju inflasi. Rumus yang dipergunakan yaitu :

LI = x 100 %

Dimana:

LI = Laju inflasi yang diharapkan pada tahun t LI e t-1 = Atas harga pengharapan pada tahun t-1 Ht = Atas harga yang berlaku pada tahun t

Gurley telah mencoba menghitung harga pengharapan dengan laju inflasi di Indonesia. Masalah yang dihadapkan dalam penentuan atas harga pengharapan adalah kesulitan untuk mengamati perilaku masyarakat dan pemerintah dalam perekonomian.

e. Indeks harga dalam negeri dan luar negeri e

t LI e t + 1 - Ht

Ht

e t


(61)

Andriani Syafitri : Analisis Determinan Tunggakan Pembayaran Cicilan Kredit Pemilikan Rumah (KPR) pada P.T. Bank Tabungan Negara Cabang Medan, 2009.

USU Repository © 2009

Untuk negara-negara dengan sistem perekonomian terbuka, pengaruh harga luar negeri (sebagai cerminan dari inflasi luar negeri) akan nampak pula pada angka indeks harga umum. Degravme merumuskan besaran tersebut dengan:

IHU = 2 IHDN + (1- ) IHLN Dimana:

IHU = Indeks harga umum IHDN = Indeks harga dalam negeri IHLN = Indeks harga luar negeri

= Besarnya sumbangan pengaruh indeks harga dalam negeri

terhadap indeks harga umum

Selanjutnya, hasil perhitungan IHU digunakan untuk menghitung laju pertumbuhan inflasi dengan menggunakan rumus (formula) berikut:

LIt = x 100 %

Dimana:

LIt = Laju inflasi pada tahun t

IHUt = Indeks Harga Umum pada tahun t IHUt-1 = Indeks Harga Umum pada tahun t-1

IHUt - 1 IHUt - IHUt - 1


(62)

Andriani Syafitri : Analisis Determinan Tunggakan Pembayaran Cicilan Kredit Pemilikan Rumah (KPR) pada P.T. Bank Tabungan Negara Cabang Medan, 2009.

USU Repository © 2009

Kesulitan yang dihadapi dalam hal ini adalah menentukan indeks harga dalam negeri dan proporsinya terhadap indeks harga umum. Sejauh ini biasanya indeks harga ekspor dipakai sebagai pendekatan terhadap indeks harga luar negeri.

2.3.4 Teori-teori Inflasi

Terdapat beberapa teori yang membahas tentang inflasi, yaitu: a. Teori Kuantitas Uang (Quantity Theory of Money)

Teori ini merupakan teori yang paling tua dan merupakan teori yang mendekati inflasi dari segi permintaan. Teori kaum klasik ini kemudian dikembangkan lebih lanjut oleh kelompok moneteris.

Menurut Irving Fisher (Transaction Equation) adalah: P.T = M.V

Dimana:

M = Jumlah uang beredar (Penawaran Uang) P = Tingkat harga umum

T = Volume transaksi

V = Kecepatan perputaran uang

Dari persamaan ini dapat dikemukakan bahwa nilai seluruh transaksi penjualan sama dengan seluruh nilai pembelian. Nilai transaksi dikalikan


(63)

Andriani Syafitri : Analisis Determinan Tunggakan Pembayaran Cicilan Kredit Pemilikan Rumah (KPR) pada P.T. Bank Tabungan Negara Cabang Medan, 2009.

USU Repository © 2009

dengan harga, sedangkan nilai transaksi pembelian sama dengan jumlah uang beredar dikali dengan kecepatan beredar rata-rata perputaran uang.

Pendapat teori kuantitas ini menyatakan bahwa terjadinya inflasi disebabkan oleh:

1) Volume uang beredar

Inflasi ini hanya bisa terjadi kalau ada penambahan volume uang beredar dalam masyarakat (uang giral dan uang kartal). Penambahan jumlah uang yang beredar ini merupakan sumber utama penyebab inflasi, karena volume uang beredar lebih besar dari kesanggupan out put untuk menyerapnya (volume uang lebih besar dari pendapatan nasional). Bila jumlah uang yang beredar tidak ditambah (dikurangi), maka inflasi akan berhenti secara otomatis apapun penyebab kenaikan harga-harga dalam perekonomian tersebut.

2) Adanya perkiraan kenaikan harga oleh masyarakat

Masyarakat memperkirakan bahwa akan ada perubahan harga, akan tetapi penambahan uang (tidak besar) tidak akan menyebabkan inflasi karena perubahan harga yang terjadi masih kecil. Apabila akan ada perubahan harga yang cukup besar dan penambahan uang yang beredar, maka penambahan uang yang beredar tersebut akan


(64)

Andriani Syafitri : Analisis Determinan Tunggakan Pembayaran Cicilan Kredit Pemilikan Rumah (KPR) pada P.T. Bank Tabungan Negara Cabang Medan, 2009.

USU Repository © 2009

dibelanjakan masyarakat, karena masyarakat ingin menghindari kerugian yang timbul seandainya mereka memegang uang tunai. Hal ini akan menyebabkan terjadinya inflasi dengan meningkatnya harga, juga diiringi dengan penambahan uang yang beredar. Bila masyarakat mengharapkan harga-harga naik di masa yang akan datang, maka penambahan uang yang beredar akan sepenuhnya diwujudkan dalam permintaan efektif di pasar. Sehingga laju volume uang yang beredar diikuti dengan kenaikan permintaan barang-barang akan mengakibatkan terjadinya kenaikan harga atau inflasi.

b. Teori Keynes dan teori tekanan biaya (cost push theory)

Keynes menyoroti faktor inflasi melalui pendekatan teori ekonomi makronya. Menurut teori yang dikeluarkan Keynes, inflasi akan terjadi karena masyarakat ingin hidup di luar batas kemampuan pendapatannya (aktivitas ekonominya), sehingga proses inflasi merupakan proses tarik-menarik antara golongan masyarakat untuk memperoleh bagian yang lebih besar daripada yang mampu disediakan oleh masyarakat itu sendiri.

Terjadinya inflasi melalui proses kelompok masyarakat yang ingin bersaing untuk merebut pendapatan nasional yang lebih besar daripada kemampuan kelompok ini untuk mendapatkan pendapatan nasional (kekuatan monopolis, tuntutan kenaikan upah oleh pekerja).


(1)

Andriani Syafitri : Analisis Determinan Tunggakan Pembayaran Cicilan Kredit Pemilikan Rumah (KPR) pada P.T. Bank Tabungan Negara Cabang Medan, 2009.

USU Repository © 2009

Perkembangan Kurs

Rupiah terhadap Dollar AS di Kota Medan

Dalam Rupiah (Rp)

2005

2006

2007

2008

Januari

Februari

Maret

April

Mei

Juni

Juli

Agustus

September

Oktober

November

Desember

9.165

6.260

9.480

9.570

9.495

9.713

9.819

10.240

10.310

10.090

10.035

9.830

9.395

9.230

9.075

8.775

9.220

9.300

9.070

9.100

9.235

9.110

9.165

9.020

9.090

9.160

9.118

9.083

8.828

9.054

9.186

9.410

9.137

9.103

9.376

9.419

9.291

9.051

9.217

9.234

9.318

9.225

9.118

9.153


(2)

Andriani Syafitri : Analisis Determinan Tunggakan Pembayaran Cicilan Kredit Pemilikan Rumah (KPR) pada P.T. Bank Tabungan Negara Cabang Medan, 2009.

USU Repository © 2009

Hasil Regresi Data Menggunakan E-views 4.1

Dependent Variable: Y

Method: Least Squares Date: 02/23/09 Time: 08:37

Sample (adjusted): 2005M02 2008M08 Included observations: 43 after adjustments

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. C -12.91219 3.381303 -3.818703 0.0005 X1 0.544124 0.119047 4.570668 0.0000 X2 -0.176139 0.032701 -5.386435 0.0000 X3 1.710182 0.386209 4.428122 0.0001

R-squared 0.628529 Mean dependent var 6.170698 Adjusted R-squared 0.599954 S.D. dependent var 1.113150 S.E. of regression 0.704058 Akaike info criterion 2.224497 Sum squared resid 19.33222 Schwarz criterion 2.388329 Log likelihood -43.82668 F-statistic 21.99596 Durbin-Watson stat 2.076768 Prob(F-statistic) 0.000000

(Sumber : E-views 4.1 2009)


(3)

Andriani Syafitri : Analisis Determinan Tunggakan Pembayaran Cicilan Kredit Pemilikan Rumah (KPR) pada P.T. Bank Tabungan Negara Cabang Medan, 2009.

USU Repository © 2009

Hasil Regresi Variabel

Non Performing Loan KPR Bulan Sebelumnya (X

1

) terhadap Inflasi (X

2

) dan

Kurs Rupiah terhadap Dollar AS Pada Bulan Sebelumnya (X

3

)

Dependent Variable: X1 Method: Least Squares Date: 03/17/09 Time: 12:56

Sample (adjusted): 2005M02 2008M08 Included observations: 43 after adjustments

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. C -4.916251 4.426694 -1.110592 0.2734 X2 0.060059 0.042420 1.415796 0.1646 X3 0.001185 0.000478 2.481592 0.0174

R-squared 0.282439 Mean dependent var 6.226047 Adjusted R-squared 0.246561 S.D. dependent var 1.076485 S.E. of regression 0.934398 Akaike info criterion 2.769386 Sum squared resid 34.92399 Schwarz criterion 2.892260 Log likelihood -56.54179 F-statistic 7.872205 Durbin-Watson stat 1.157040 Prob(F-statistic) 0.001310

(Sumber : E-views 4.1 2009)


(4)

Andriani Syafitri : Analisis Determinan Tunggakan Pembayaran Cicilan Kredit Pemilikan Rumah (KPR) pada P.T. Bank Tabungan Negara Cabang Medan, 2009.

USU Repository © 2009

Hasil Regresi Variabel

Inflasi (X

2

) terhadap Non Performing Loan KPR Bulan Sebelumnya (X

1

)

dan Kurs Rupiah terhadap Dollar AS Pada Bulan Sebelumnya (X

3

)

Dependent Variable: X2 Method: Least Squares Date: 03/17/09 Time: 13:00

Sample (adjusted): 2005M02 2008M08 Included observations: 43 after adjustments

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. C -45.30195 14.69466 -3.082884 0.0037 X1 0.794565 0.561214 1.415796 0.1646 X3 0.004481 0.001726 2.595579 0.0131

R-squared 0.291325 Mean dependent var 1.443256 Adjusted R-squared 0.255891 S.D. dependent var 3.939944 S.E. of regression 3.398665 Akaike info criterion 5.351857 Sum squared resid 462.0371 Schwarz criterion 5.474731 Log likelihood -112.0649 F-statistic 8.221665 Durbin-Watson stat 2.412348 Prob(F-statistic) 0.001021

(Sumber : E-views 4.1 2009)


(5)

Andriani Syafitri : Analisis Determinan Tunggakan Pembayaran Cicilan Kredit Pemilikan Rumah (KPR) pada P.T. Bank Tabungan Negara Cabang Medan, 2009.

USU Repository © 2009

Hasil Regresi Variabel Kurs Rupiah

terhadap Dollar AS Pada Bulan Sebelumnya (X

3

)

terhadap Non Performing Loan KPR Bulan Sebelumnya (X

1

) dan Inflasi (X

2

)

Dependent Variable: X3 Method: Least Squares Date: 03/17/09 Time: 13:03

Sample (adjusted): 2005M02 2008M08 Included observations: 43 after adjustments

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. C 8581.058 278.9749 30.75924 0.0000 X1 112.5729 45.36318 2.481592 0.0174 X2 32.17034 12.39428 2.595579 0.0131

R-squared 0.355099 Mean dependent var 9328.372 Adjusted R-squared 0.322854 S.D. dependent var 349.9605 S.E. of regression 287.9787 Akaike info criterion 14.23086 Sum squared resid 3317268. Schwarz criterion 14.35374 Log likelihood -302.9636 F-statistic 11.01250 Durbin-Watson stat 1.171430 Prob(F-statistic) 0.000155

(Sumber : E-views 4.1 2009)


(6)

Andriani Syafitri : Analisis Determinan Tunggakan Pembayaran Cicilan Kredit Pemilikan Rumah (KPR) pada P.T. Bank Tabungan Negara Cabang Medan, 2009.

USU Repository © 2009

Hasil Uji LM-Test

Breusch-Godfrey Serial Correlation LM Test:

F-statistic 0.993858 Prob. F(2,37) 0.379811 Obs*R-squared 2.192275 Prob. Chi-Square(2) 0.334159

Test Equation:

Dependent Variable: RESID Method: Least Squares Date: 03/17/09 Time: 08:44 Sample: 2005M02 2008M08 Included observations: 43

Presample missing value lagged residuals set to zero.

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. C 1.342178 3.552351 0.377828 0.7077 X1 0.191406 0.192743 0.993064 0.3271 X2 -0.002197 0.034873 -0.063011 0.9501 X3 -0.000269 0.000437 -0.616021 0.5417 RESID(-1) -0.287966 0.260339 -1.106121 0.2758 RESID(-2) -0.246379 0.198003 -1.244321 0.2212

R-squared 0.050983 Mean dependent var 2.88E-15 Adjusted R-squared -0.077262 S.D. dependent var 0.685474 S.E. of regression 0.711462 Akaike info criterion 2.285798 Sum squared resid 18.72859 Schwarz criterion 2.531547 Log likelihood -43.14466 F-statistic 0.397543 Durbin-Watson stat 1.803156 Prob(F-statistic) 0.847326

(Sumber : E-views 4.1 2009)